- Dikerjakan Molor Sampai Menyeberang Tahun 2013
CARI BERKAH KLIK DI SINI
18 Januari 2013
Dinas Pendidikan Indramayu :Banyak Proyek Perbaikan Sekolah Tidak Selesai Tepat Waktu
Author: PENDOPO INDRAMAYU
| Posted at: 10.13.00 |
Filed Under:
Pendidikan
CATATAN AWAL TAHUN 2013 INDRAMAYU
BIDANG PENDIDIKAN
Jumat, 18 Januari 2013
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Indramayu yang tengah direhab, namun pelaksanaan pekerjaannya hingga menyeberang ke tahun baru 2013.
Dan hingga Januari 2013, masih belum rampung.(Satim)***
Proyek rehabilitasi SDN Pabean
Ilir III, Kecamatan Pasekan, Kabipaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, salah
satu sekolah dasar yang tengah diperbaiki oleh pihak ketiga. Namun, sampai Januari
2013, belum selesai.(Satim)***
Banyak Proyek Perbaikan Sekolah
Tidak Selesai Tepat Waktu
INDRAMAYU, Pendopo Indramayu Online –
Banyak pembangunan
dan perbaikan sekolah tidak selesai tepat waktu, bahkan beberapa hari menjelang
tutup tahun anggaran 2012, sekitar puluhan proyek rehabilitasi bangunan sekolah
di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, masih banyak yang
“amburadul”. Ini terjadi di proyek rehabilitasi Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah
Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahkan dikabarkan, jumlahnya masih
sekitar seratusan proyek perbaikan sekolah yang belum tuntas dua hari menjelang
tutup buku anggaran 2012.
Fenomena terbaru di bidang Pendidikan Kabupaten Indramayu
itu, merupakan yang pertama ketika lembaga sentral pembangunan kualitas rakyat
Indramayu tersebut dipimpin Dr. H. Odang Kusmayadi MM. Para pelaksana proyek
pembangunan dan rehabilitasi fisik sekolah,
ternyata banyak yang tidak rampung di tahun anggaran 2012. Dan dalam
kenyataannya, pelaksanaan proyek
pembangunan sekolah menyeberang ke tahun baru 2013. Yang parah lagi, sampai
rehabilitasi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu yang berada di jantung
kota pun tidak selesai hingga menyeberang ke tahun 2013, dan hinga Januari 2013
pun belum serah terima karena belum rampung. Akhirnya banyak teka-teki di balik
pelaksanaan perbaikan maupun pembangunan sarana belajar siswa di Kota Mangga sepanjang
tahun 2012 lalu.
Sebagian pemborong mengaku, karena tak cukup waktu untuk
melaksanakan pekerjaaannya. Padahal, mereka sebelumnya berani bertaruh
“reputasi” dengan berbagai cara yang penting meraih proyek. Namun tak sedikit
pula mengaku, karena faktor finansial yang “kedodoran” dalam menyelesaikan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Tapi ada juga yang berdalih karena krisis
material, seperti kelangkaan genteng, keramik warna putih ukuran 30x30 cm, dan
sebagainya.
Hanya salah seorang pelaksana proyek pembangunan sekolah
yang enggan ditulis jati dirinya mengatakan, pada umumnya karena persoalan duit
yang “cekak” untuk menyelesaikan proyeknya. Bahkan ada sebagian lagi yang sampai
mengalami krisis keuangan, sehingga harus banting setir kesana-kemari mencari
tambahan modal. Imbasnya, tak sedikit pula yang nekad bersepekulasi dengan
rentenir meski dengan beban bunga yang tinggi, mereka pun berani utang juga
yang penting proyeknya bisa berjalan dan pekerjaannya selesai. Walaupun kadang
harus bertaruh sekitar tiga kali terjerat beban bunga, baik utang di bank pada
awal pelaksanaan proyek, bunga utang di rentenir, dan membayar denda
keterlambatan pekerjaan proyek yang dijalaninya.
“Jika tak berani utang dengan risiko bunga, ya proyeknya
tidak bakal selesai,” kata si pemborong yang tak mau namanya disebutkan itu.
Menurut dia, sejak akhir Desember 2012 hingga Januari
2013, akibat banyaknya proyek rehabilitasi sekolah dan pembangunan sekolah yang
tersendat-sendat dan terlambat tadi, akhirnya tak sedikit pula para pelaksana
proyek yang kelabakan, karena tidak bisa mencairkan uangnya di Bank Jabar
setempat. “Itu terjadi karena tak sedikit pula yang terlambat dalam
pengadministrasian pengajuan klaim proyek 100 persen ke pihak Badan Unit Daerah
(BUD), salah satu unit penyensor akhir pengajuan keuangan proyek sebelum
mencairkan duitnya di Bank Jabar,” ujar si pemborong lainnya.
Pemantauan Pendopo
Indramayu Online, sejak tanggal 25 Desember 2012 lalu, sejumlah pelaksana
proyek dan para pekerja yang menguruskan administrasi pencairan keuangan
ramai-ramai mendatangi BUD, kantor unit di bawah Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Indramayu. Mereka berharap,
menyambut tahun baru 2013 keuangan proyeknya dalam pekerjaan rehabilitasi dan
pembangunan sekolah bisa cair menjelang tutup tahun 2012.
Namun rupanya apalah daya, sekitar puluhan pemborong
proyek sekolahan terpaksa harus gigit jari karena berbagai persoalan mereka di
lapangan, seperti adminstrasinya yang kurang lengkap, belum adanya hasil
pemeriksaan dari pihak Inspektorat Pengawasan Daerah (atau lebih dikenal dengan
sebutan Bawasda), belum adanya laporan yang lengkap dari pihak Dinas Pendidikan
Kabupaten Indramayu, dan berbagai macam tetek-bengek administrasi lainnya.
Realitanya, meski ada yang mengklaim proyeknya sudah
selesai 100 persen, namun hingga menjelang akhir Januari 2013 ia mengaku belum
bisa mencairkan duitnya. “Saya sampai stres karena diuber-uber pekerja dan toko
material. Sementara uangnya belum cair juga. Petugas BUD ngomong pencairannya
paling lambat Maret 2013,” tutur si pelaksana itu yang mengaku pusing.
Karena banyaknya keluhan dari para rekanan yang
mengerjakan proyek sekolah melalui Dinas pendidikan setempat, H. Iyus (begitu
nama panggilannya), salah seorang petugas penting di BUD mengatakan, bagi yang
pengajauan adminstrasinya terlambat hingga batas akhir 27 Desember 2012 lalu,
maka uangnya belum bisa dicairkan.
“Kalau pun
bisa dicairkan harus merubah surat-surat pengajuan pencairannya ke Dinas Pendidikan
lagi. Nantinya bukan di BUD lagi yang memproses pencairan, tapi melalui Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Itu pun kemungkinan
tak bisa minggu awal Januari 2013,” kata Iyus.
Dijelaskan,
kalau soal uang untuk membayar proyek-proyek di Dinas Pendidikan sudah siap,
dan kini sudah diamankan di DPPKAD. Persoalannya, tinggal para rekanan yang merasa
punya proyek pembangunan maupun rehabilitasi sekolah untuk mengurusnya. “Jika
tidak segera diurus, kemungkinan sampai bulan Maret 2013 baru bisa cair,”
ungkapnya.
Namun, kesan
ruwetnya persoalan pencairan dana proyek pada proyek yang ditangani Dinas Pendidikan
Kabupaten Indramayu, sampai menjadi bahan pembicaraan berbagai kalangan,
terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan sejumlah proyek di Pemerintah
Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Fenomena itu
tampaknya tak ditampik Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dr. H.
Odang Kusmayadi MM yang didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Daryan.. Menurutnya, ia juga sempat dibuat pusing dengan kenyataan
pelaksanaan proyek di lapangan karena banyak yang belum selesai hingga akhir
Desember 2012.
“Akhirnya saya juga ikut ruwet
dalam memikirkan bagaimana nasib murid-murid yang semestinya sudah belajar di
sekolah yang baru, tapi sekolahannya masih berantakan. Saya juga harus tunduk
pada aturan, dan wajar kalau ada pemborong pada mengeluh karena agak sulitnya
mencairkan uang proyek. Termasuk saya pun mengeluh, mengapa banyak bangunan
sekolah yang dikerjakan pemborong atau pihak ketiga banyak yang belum selesai
?!,” jawab Odang di kantornya, belum lama ini.
Langkah Odang
selanjutnya, ia melayangkan sejumlah surat teguran keras kepada para pelaksana
pekerjaan proyek rehabilitasi sekolah dan pembangunan sekolah. Termasuk kepada
pihak pelaksana rehabilitasi kantornya yang hingga menjelang akhir Januari 2013
belum rampung juga. Termasuk diantaranya , mengumpulkan sejumlah kepala sekolah
yang belajar-mengajarnya masih terganggu gara-gara bangunannya belum selesai.
Maksudnya, agar ada solusi lain sehingga murid-murid tidak dikorbankan,
Belakangan
muncul sejumlah keluhan murid dan para orangtua siswa yang sekolahnya tengah
diperbaiki pihak pemborong. Di beberapa kecamatan seperti di wilayah Kecamatan Karangampel
, Pasekan, dan beberapa kecamatan lainnya yang kebetulan masih banyak proyek pelaksanaan
rehabilitasi dan pembangunan sekolah
yang molor hingga menyeberang ke tahun 2013.
Pemantauan di lapangan sejumlah sekolah terkesan masih berantakan.
“Langkah melayangkan
surat teguran keras itu terpaksa kami tempuh, agar para siswa dan guru tidak
pada mengeluh akibat belum rampungnya rehabilitasi maupun pembangunan
sekolahnya. Sekarang kami tengah mengevaluasinya untuk meminimalisir keluhan
yang terjadi di lapangan,” katanya. (Satim)*** Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar