BANDUNG – Dikabarkan telah dicopot dari jabatan ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat,Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin atau Yance mengaku sudah ”dilamar”sejumlah parpol terutama tiga partai besar. Yance enggan menyebutkan nama partai-partai yang telah melayangkan tawaran kepada dirinya.Yang pasti, tawaran tersebut diiringi jaminan bahwa dirinya pasti akan menduduki kursi unsur pimpinan partai bersangkutan.” Jika saya sudah tidak dipakai lagi di Partai Golkar, banyak partai lain yang berniat merangkul saya. Buktinya, sejak kabar pencopotan ini mencuat, banyak petinggi tiga partai besar yang melamar meminta saya bergabung.
Jadi, saya tidak takut dipecat Golkar,” ujar Yance saat ditemui SINDO di sebuah kafe di Jalan RE Martadinata, Kota Bandung,kemarin.Yance berada di Bandung untuk tampil dalam kampanye pasangan calon yang diusung Partai Golkar di Pilkada Kabupaten Bandung dan menghadiri acara keluarga. Namun,meski menjadi incaran banyak parpol, Yance mengaku dirinya belum memberi respons terhadap semua tawaran yang datang. Termasuk kepada tiga parpol besar yang ingin merangkulnya.
”Itu karena saya masih meyakini bahwa SK pencopotan saya oleh DPP Partai Golkar belum final. Jadi, saat ini saya dalam posisi memberi klarifikasi kasus Musda (Musyawarah Daerah) DPD II Partai Golkar Bekasi sekaligus mempertanyakan legalitas SK pencopotan saya,”katanya. Menurut Yance, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar, surat keputusan DPP tidak bisa ditandatangani orang selain ketua umum.
Sementara SK pencopotan dirinya (KEP-84/DPP/GOLKAR/VIII/2010 tertanggal 20 Agustus 2010) diteken Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga dan Sekjen Idrus Marham. ”Saya tentu menyangsikan SK tersebut.Ketua umum saja mengaku tidak tahu, tapi sudah tersebar hingga ke kabupaten/kota.Ada apa di balik semua ini. Pasti ada yang ingin menjatuhkan saya,”tanyanya.
Yance mengaku telah membentuk tim klarifikasi DPP I Partai Golkar Jabar untuk menguji legalitas SK pencopotan itu. Diberitakan sebelumnya, menurut Idrus Marham, DPP Partai Golkar memecat Yance dan sekretarisnya, Dedi Mulyadi (sekarang bupati Purwakarta), berdasarkan hasil rapat pimpinan DPP Partai Golkar pada 12 Agustus 2010.Yance dan Dedi dinilai mengabaikan perintah DPP Partai Golkar dan melanggar aturan organisasi terkait hasil Musyawarah Daerah DPD II Partai Golkar Kabupaten Bekasi.
Sebelumnya, DPP Partai Golkar telah meminta DPD I Golkar Jabar segera melantik Darip Mulyana dan sekretarisnya,Muthada Sobirin, sebagai Ketua DPD II Golkar Bekasi hasil Musda Bekasi yang berlangsung 12-20 Januari 2010 lalu.Namun,Yance tidak melakukan hal itu. Dia justru menggelar musda tandingan di kantor DPD I Golkar Jabar di Bandung dan melantik pasangan Neneng Hasanah dan sekretarisnya, Mahdi Syehan, pada 24 Februari 2010.
Mengenai kepengurusan DPD II Partai Golkar Kabupaten Bekasi, Yance mengaku dirinya tidak akan mengoreksi keputusannya kendati DPP Partai Golkar menilainya bersalah. Yance hanya mengakui jajaran pengurus DPD II Partai Golkar Kabupaten Bekasi versi Neneng, bukan Darip. Dia mengungkapkan, saat Musda DPD II Golkar Bekasi digelar di DPD I Jabar, dirinya tidak hadir.Namun, dia tidak menyalahkan jajaran pengurus DPD I Jabar yang telah melantik Neneng sebagai ketua DPD II Golkar Kabupaten Bekasi.
”Tidak ada prajurit yang salah. Itu semua menjadi tanggung jawab saya,” tegasYance. Dia menjelaskan, musda yang digelar di Bekasi tidak legitimate karena sempat deadlock selama sehari. Karenanya, DPD I menggelar kembali Musda DPD II Bekasi di DPD I Jabar pada 24 Februari 2010. ”Mungkin inilah yang menyebabkan DPD Jabar dengan DPP silang pendapat.Saya yakin persoalan ini secepatnya clear kembali,” kataYance.
Yance juga mengakui belakangan ini dirinya tidak terlalu intens mengurusi DPD I Partai Golkar Jabar karena sedang fokus pada upaya pemenangan istrinya, Annah Sopanah, di Pilkada Indramayu. Berdasarkan hasil penghitungan suara sementara KPUD setempat, Annah dan pasangannya menang telak dari para pasangan calon lain. Dalam wawancara khusus dengan SINDO pada Minggu (22/8) malam,Yance menyatakan sudah siap melanjutkan karier politiknya di partai lain.
Menurut dia, sistem multipartai seperti sekarang memberi peluang kepada siapa pun termasuk dirinya untuk berkiprah di partai manapun. Yance menyebutkan beberapa partai nasionalis yang dinilainya memiliki visi dan misi tak jauh berbeda dengan Golkar dan dirinya dalam memperjuangkan idealisme politik. Misalnya PDIP, Partai Demokrat, dan bahkan Nasional Demokrat, sebuah ormas yang kabarnya disiapkan menjadi partai politik.
Di tempat terpisah,Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Karawang Dadang S Muchtar menyatakan, keluarnya SK pencopotan Yance dan Dedi Mulyadi merupakan shock therapy bagi keduanya. ”Ini cambuk bagi mereka berdua dan jajaran pengurus DPD I Partai Golkar Jawa Barat agar benar-benar menjalankan roda organisasi sesuai AD/ART Partai Golkar,” tegas bupati Karawang yang biasa dipanggil Dasim ini di Kantor DPD II Golkar Karawang Jalan Ahmad Yani,Karawang,tadi malam.
Dadang berharap kasus dinamika internal Partai Golkar ini cepat beres dan Yance serta Dedi kembali bertugas aktif di DPD I Golkar Jabar. ”Setelah segalanya clear,Yance dan Dedi benar-benar patuh menjalankan organisasi, saya akan sangat mendukung mereka,” pungkas Dasim. (tantan sulthon/ raden bagja mulyana) *** Sumber : Seputar Indonesia, Selasa, 24 Agustus 2010 |
0 komentar:
Posting Komentar