CARI BERKAH KLIK DI SINI

22 Maret 2011

TAJUK RENCANA KOMPAS : Hancurnya Jaringan Jalan

Selasa
22 Maret 2011
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
TAJUK RENCANA

KOMPAS

Sabtu, 15 Januari 2011 | 03:11 WIB

Hancurnya Jaringan Jalan

Keterlaluan. Mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan kehancuran jalan sepanjang pantura dan selatan Jawa serta kemacetan yang diakibatkannya.

Tak terhitung kerugian waktu dan ekonomi yang harus ditanggung masyarakat akibat kondisi jalan yang di beberapa tempat sudah berubah menjadi kubangan itu. Padahal, ini urat nadi penting perekonomian Jawa dan nasional.

Protes masyarakat dengan menanam pohon pisang di jalan yang hancur dan ancaman mogok pengemudi angkutan umum mungkin hanya bentuk kefrustrasian warga. Sebab, mereka tak tahu lagi harus mengadu kepada siapa karena keluhan soal kehancuran jalan yang sudah menelan banyak korban tak pernah didengarkan pemerintah.

Meski diperbaiki setiap tahun, jalur pantura Jawa yang jadi jalur penting arus mudik dan jalur logistik terus rusak. Penanganan selama ini cenderung tambal sulam dengan pendekatan proyek. Pemerintah, karena alasan yang sulit dipahami, juga tak pernah serius mengembangkan moda transportasi massal KA guna mengurangi beban moda jalan yang sudah demikian tak tertanggungkan.

Kondisi sama terjadi di lintas Sumatera dan Kalimantan, beberapa daerah lain, dan wilayah perbatasan. Sukses atau kegagalan suatu pemerintahan semestinya juga diukur dari indikator kasatmata kemampuan penyediaan infrastruktur, termasuk jalan. Kualitas infrastruktur berkaitan langsung dengan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat.

Pelajaran berharga dari negara seperti China, pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok jadi kunci kemajuan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan. Hancurnya infrastruktur adalah bentuk pembiaran terhadap ancaman kesejahteraan masyarakat. Buruknya infrastruktur juga kendala utama masuknya investor dan sumber kehancuran industri.

Beberapa alasan kemunduran infrastruktur yang sering disebut adalah keterbatasan anggaran, penggunaan anggaran tak optimal, dan buruknya koordinasi antarinstansi. Meski naik, anggaran Rp 70 triliun sekarang ini jauh dari angka kebutuhan karena tak sampai 2 persen dari PDB.

Selain itu, sangat tak masuk akal keterbatasan anggaran jadi alasan jika untuk menaikkan gaji, tunjangan, dan fasilitas pejabat atau membangun gedung DPR lengkap dengan prasarana mewah justru tersedia dana.

Saatnya kita menagih kembali janji percepatan pembangunan infrastruktur. Bukan waktunya lagi pemerintah tutup mata. Termasuk tutup mata pada penderitaan warga, ancaman ke industri dan ekonomi, serta kemungkinan adanya korupsi masif pada proyek pembangunan jalan.

Menjadi gugatan kita, bagaimana mungkin jalan yang dirancang untuk masa penggunaan 10 tahun, misalnya, sudah hancur sebelum genap setahun. Jika kelebihan beban dijadikan alasan, apakah birokrasi dan aparat tak bekerja? Waktu enam tahun lebih terlalu lama bagi pemerintah hanya untuk membenahi regulasi dan mengurai kendala-kendala pembangunan infrastruktur.***

Source : Kompas, Sabtu, 15 Januari 2011 | 03:11 WIB

Foto-foto di luar teks : Kondisi Jalan di Jalur Plumbon-Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Hasil jepretan Satim, Rabu (16/3/2011)***

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template