CARI BERKAH KLIK DI SINI

4 Mei 2011

Sukanto: Jadi Anggota NII "Nyetor" Terus

Rabu, 4 Mei 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Testimoni Mantan NII

Sukanto: Jadi Anggota NII "Nyetor" Terus

Caroline Damanik | Inggried | Rabu, 4 Mei 2011 | 19:13 WIB

Direktur Pusat Rehabilitasi Korban Negara Islam Indonesia (NII Crisis Center) Sukanto. Sukanto pernah menjadi anggota NII selama lima tahun. (KOMPAS.com/Caroline Damanik)***

TERKAIT :

JAKARTA, KOMPAS.com, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Sukanto pernah bergabung dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) selama kurang lebih lima tahun, tepatnya tahun 1996 hingga 2001. Setelah berhasil keluar dari gerakan ini, Sukanto membentuk suatu lembaga pemulihan korban NII yang disebut NII Crisis Center. Sukanto menyadari sulitnya keluar dari gerakan ini karena ideologi memaksa mereka melupakan logika. Pengalaman mendorong Sukanto menilai, rugi menjadi anggota NII.

"Ya rugi, karena kita cuma disuruh nyetor-nyetor aja," ungkapnya kepada wartawan di Gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (4/5/2011).

Setiap hari, para pengikut NII diminta untuk menyetor uang dan harta kepada kepala desa. Ada sembilan pos keuangan yang harus dipenuhi oleh para anggota. Salah satunya pos infak, yaitu sebesar 25 dolar. Namun, menurutnya, bukan hitungan dolar Amerika. Jika tak mampu memenuhi setoran, mereka menuai teguran keras.

"Kalau tidak memenuhi setoran ya dimarahi, ada yang dilempar gelas, ada yang dipukuli. Kalau perempuann enggak dikerasin, karena nanti mereka lari. Enggak ada target jumlah tertentu. Tapi harus menyerahkan setiap hari," tambahnya.

NII hanya mendorong bahwa setiap anggota harus menyerahkan setoran. Sumber setoran dibebaskan untuk meraupnya dari mana saja. Menurut Sukanto, NII memandang bahwa siapapun di luar NII adalah orang kafir. Bahkan orang tua sekalipun. Menurutnya, harta mereka halal sehingga NII membolehkan para anggotanya untuk mencuri mobil teman atau emas orang tua.

Sukanto dan rekan-rekannya waktu itu hanya tahu bahwa uang-uang itu digunakan untuk pembangunan Pondok Pesantren Al-Zaitun yang disebut-sebut sebagai pusat pengembangan gerakan NII.

Para aanggota juga harus taat pada keputusan dari para pimpinan, termasuk dukungan politik pada saat musim pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Menurutnya, NII tak menargetkan segmen tertentu untuk menjadi anggotanya. Semua masyarakat, jika mau, bisa direkrut. Hanya saja, anak muda dan pelajar menjadi orientasi utama.

"Karena secara ekonomi, mereka mampu menjadikan orangtunya sebagai fasilitas keuangan. Kedua, jaringannya banyak, bisa merekrut teman-teman yang lain," katanya.

Sukanto sendiri sepakat bahwa NII telah berubah ideologinya menjadi sangat pragmatis. Siapa yang membantu, itu yang menjadi teman. Semuanya diukur pula dengan uang.

"Ini gerakannya kelihatan pudar ideologinya karena orientasinya permasalahan Islam dikesampingkan, ideologi jadi perekat dan legitimasi sementara orientasinya hanya uang," tandasnya kemudian.

Sukanto bisa keluar dari NII pada tahun 2001 karena dikejar-kejar oleh aparat keamanan. Dia ketahuan mencuri uang temannya. Setelah berurusan dengan polisi, komunikasi dengan organisasi pun terputus. Ini menyebabkan dirinya lebih banyak bersama keluarga dan pulih.

Source : Kompas.com, Rabu, 4 Mei 2011

Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini.


  • beng beng

Rabu, 4 Mei 2011 | 19:50 WIB

Kalo gitu mudah banget dong lepas dari NII...ya nyolong aja tapi harus ketahuan dan...nanti ngandang setelah itu lepas...Gus...gus...lha wong cuman selalu disuruh nyetor aja pada mau masuk yah...syukurlah anda skrg giat melawan NII...


  • joss ponto

Rabu, 4 Mei 2011 | 19:38 WIB

puji syukur karena masih ada sesuatu hal yang bisa membuat anda menjadi sadar, dan semoga bapak bisa menyadarkan yang lainnya. jihad bagi islam adalah perbuatan yang sangat mulia, tapi berjihadlah dijalan yang benar bukan membunuh atau membuat teror. sesungguhnya yang perlu dilakukan jihad adalah kebodohan dan kemiskinan rakyat yang ada dinegeri ini. ini baru arti jihad yang sebenarnya. salam peace.

Mantan Anggota NII Akan Tuntut Panji Gumilang

Rabu, 4 Mei 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Mantan Anggota NII Akan Tuntut Panji Gumilang

Mantan anggota NII Ahmad Nurdin (41) berencana menuntut secara hukum Panji Gumilang pimpinan baru NII yang berpusat di Ummul Quro Mahad Al Zaytun.***

Oleh: Jaka Permana
Jabar - Sabtu, 30 April 2011 | 20:15 WIB

BERITA TERKAIT :

INILAH.COM, Bandung, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) Ahmad Nurdin (41) berencana menuntut secara hukum Panji Gumilang pimpinan baru NII yang berpusat di Ummul Quro Ma’had Al Zaytun di Desa Mekar Jaya, Indramayu.

Ia bersama para korban NII lain merasa dirugikan karena telah bergabung dengan NII selam lebih dari enam tahun sejak 1998 hingga 2004.

"Kita di sini sebagai korban sudah sangat dirugikan oleh dia (Panji Gumilang). Kita akan menuntut secara hukum bersama para mantan anggota NII lainnya," tegas Nurdin kepada wartawan usai dialog NII bersama siswa dan mahasiswa se-Kota Bandung di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra Buahbatu Kota Bandung, Sabtu (30/4/2011).

Menurut pria yang mempunyai nama lain, Adnan Fahrullah tersebut, dengan adanya Posko Pengaduan Korban NII yang dibentuk oleh Forum Ulama Umat Islam (FUUI) di Masjid Al-Fajr, diharapkan mampu membantu mencari para korban NII lainya.

Pasalnya, untuk menjerat secara hukum pimpinan NII tersebut diperlukan bukti-bukti yang kuat. "Sebetulnya bukti-bukti sudah ada. Namun, saya ingin bukti-bukti itu diperkuat lagi," tandasnya.

Mantan Kepala Pembinaan Komandemen Wilayah (KW) 9 NII Jabar ini mengaku selama menjadi anggota NII, banyak sekali penyelewengan yang dilakukan dan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam.

“Di antaranya meninggalkan salat dan banyak sekali kebijakan yang menimbilkan mudarat dan bertentangan dengan sunah Rosul,” pungkasnya.[den]***

Source : inilahjabar.com, Sabtu, 30 April 2011 | 20:15 WIB

Pemerintah Harus Tegas Hadapi Cuci Otak NII

Rabu, 4 Mei 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pemerintah Harus Tegas Hadapi Cuci Otak NII

Paham NII kembali menjadi pembicara setelah terjadi kasus penculikan dan cuci otak di puluhan karyawati dan mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Jabar.

Oleh: Deni Mulyana
Jabar - Kamis, 28 April 2011 | 19:01 WIB

BERITA TERKAIT :

INILAH.COM, Bandung, PENDOPOINDRAMAYU ONLINE - Paham Negara Islam Indonesia (NII) kembali menjadi pembicaraan setelah terjadi kasus penculikan dan cuci otak terhadap puluhan karyawati serta mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Jabar.

Di Jabar, khususnya Kota Bandung bahkan disinyalir penculikan dan cuci otak yang diduga dilakukan pengikut NII telah memasuki kawasan kampus.

Munculnya gerakan NII ini tidak terlepas dari sejarah pada masa kemerdekaan dulu. Gerakan NII ini bermula dari diproklamirkannya NII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong Tasikmalaya pada 7 Agustus 1949.

NII ini didirikan untuk meneruskan proklamasi 17 Agustus 1945 pascakekosongan kekuasaan di Jabar setelah hijrahnya Ibukota RI ke Yogyakarta. Setelah ibukota kembali ke Jakarta dan pemerintahan yang dipimpin Presiden Soekarno kembali pulih, dimulailah pertentangan antara DI/TII dengan pemerintah dalam hal ini TNI.

Perang terhadap pemberontakan DI/TII pun mulai dilakukan pemerintah. Akhirnya melalui Operasi Pagar Betis pada 1962, SM Kartosoewiryo ditangkap dan 36 pengikut utamanya menyerah turun gunung Setelah Kartosoewiryo ditangkap dan dihukum mati, sebenarnya secara ideologi paham NII atau DI/TII juga ikut mati. Namun ada sejumlah penerus ideologi Kartosoewiryo yang mendambakan berdirinya negara Islam. Seperti pemberontakan Daud Beureuh di Aceh pada 1974, yang berakhir setahun kemudian setelah pimpinannya, Abu Daud ditangkap.

Kendati telah ditumpas, pengikut ideologi NII tidak pernah benar-benar habis. Salah satunya muncul nama Panji Gumilang sebagai pimpinan baru NII yang berpusat di Ummul Quro Ma’had Al Zaytun di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Hegarmanah, Indramayu.

Namun mantan pengikut NII Komendemen Wilayah (KW) 9 Jabar Adnan Fahrullah (40) menegaskan, NII di bawah kepemimpinan Panji Gumilang merupakan NII gadungan. Pasalnya, NII sebenarnya yang digagas Kartosoewiryo sudah tidak ada dan telah kembali ke pangkuan Republik Indonesia.

Terkait pelaku penculikan dan cuci otak yang akhir-akhir ini marak, menurut Adnan yang mempunyai nama lain Ahmad Nurdin tersebut, merupakan organisasi atau kelompok sempalan NII Panji Gumilang.

Pola rekrutmen anggota mereka pun sama dengan NII yang selama lebih dari enam tahun diikutinya. Namun motif kedua kelompok ini berbeda. Bila NII Panji Gumilang mencari pengikut atau anggota baru, kasus pencucian otak yang dilakukan NII sempalan bermotif kriminal murni untuk mendapatkan uang atau harta.

Adnan sendiri menyakini, meski gerakan NII sejak 1990 mulai mengendur karena mendapat pengawasan ketat dari pemerintah, kenyataannya anggota NII masih berkeliaran mencari korban untuk direkrut menjadi anggota baru.

"Saat ini, ada sekitar 100.000 anggota NII di seluruh indonesia di bawah kepemimpinan Panji Gumilang," ujar Adnan saat ditemui wartawan di Bandung, Rabu (20/4/2011) malam. Sedangkan NII sempalan, di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 orang.

Sejauh ini, korban cuci otak NII terus berjatuhan. Kendati belum ada laporan resmi adanya korban di wilayah Bandung, Ketua Forum Ulama Umat Islam (FUUI) KH Athian Ali Da'i mengaku pernah menerima laporan sekitar 200 mahasiswa ITB yang sudah tidak kuliah lagi dan akhirnya drop out (DO) gara-gara menjadi korban NII.

Adanya korban NII dari kalangan mahasiswa tersebut tidak hanya terjadi di ITB, tapi juga di kampus-kampus lainnya di Bandung. "Kampus lainnya seperti UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Unpad (Universitas Padjadjaran) saat ini sedang mendata ulang sejumlah mahasiswanya yang ditengarai menjadi korban NII," terang Athian saat menggelar jumpa pers di Masjid Al-Fajr, Jalan Cijagra, Buahbatu Kota Bandung, Selasa (26/4/2011).

Selain mahasiswa, dalam catatan FUUI hingga 2011 ini, sedikitnya ada 2.000 karyawan sebuah pabrik tekstil di Kabupaten Bandung yang hampir 80% menjadi pengikut NII. Maraknya korban pencucian otak terhadap kalangan mahasiswa pun membuat perguruan tinggi berjaga-jaga.

Ketua Lembaga Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Brian Yuliarto menuturkan, saat ini pihaknya memang belum melakukan tindakan proteksi khusus terhadap para mahasiswanya. Namun ITB telah melakukan sosialisasi tentang hal tersebut.

"Bukan hanya NII tapi kami juga melakukan sosialisasi terhadap aliran sesat lainnya,” terang Brian saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (25/4/2011). Brian mengatakan, untuk saat ini proteksi terhadap mahasiswa ITB diserahkan pada pihak DKM Masjid Salman.

Kasus ini pun mendapat perhatian Kementerian Agama. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Prof Dr Nazarudin Umar Nazarudin menegaskan, pihaknya akan mengumpulkan rektor se-Indonesia terkait maraknya pemberitaan pencucian otak mahasiswa oleh pihak NII.

"Dalam waktu dekat saya akan kumpulkan rektor universitas se-Indonesia, untuk membahas masalah NII yang sudah mulai masuk kampus," ujar Nazarudin usai mengikuti acara Strategi dan Arah Pengembangan Wakaf di Indonesia di Galeri Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (27/4/2011).

Sedangkan dari pihak kepolisian, Polrestabes Bandung bakal menyebarkan anggota intel ke setiap kampus di Bandung untuk mewaspadai korban mahasiswa yang menjadi target utama pelaku cuci otak.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Jaya Subriyanto mengatakan, anggota intel tersebut disebar untuk menutup pergerakan para pelaku cuci otak yang beredar ke wilayah kampus.

"Hal itu untuk mencegah korban cuci otak di kalangan mahasiswa lebih banyak lagi," ujar Jaya kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Selasa (26/4/2011).

Selain di wilayah kampus, polisi juga terus melakukan langkah antisipasi dengan cara mendeteksi kegiatan pelaku pencuci otak yang saat ini dinilai meresahkan masyarakat.

Meski cuci otak atau sering disebut brain wash itu saat ini tengah meresahkan masyarakat, polisi belum mendapatkan laporan terkait adanya korban cuci otak di Bandung. Jaya mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada polisi jika ada anggota keluarganya yang hilang dan diduga kuat menjadi korban pencucian otak.

Guna mengantisipasi bertambahnya korban cuci otak NII, satu hal yang diperlukan, yakni ketegasan dari pemerintah dan aparat penegak hukumnya. Bila memang gerakan NII merupakan ideologi terlarang, harus segera diambil langkah nyata untuk membubarkannya sehingga tidak semakin banyak masyarakat yang menjadi korban. [gin]***

Source : inilahjabar.com, Kamis, 28 April 2011

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template