CARI BERKAH KLIK DI SINI

13 Maret 2010

Mundurnya 1.123 kader Partai Golkar Jawa Barat Jelas Menjadi Otokritik Bagi Kepengurusan DPD Partai Golkar Jawa Barat di bawah Yance

DPP Golkar Akan Panggil Yance
Pengunduran Diri 1.123 Kader Otokritik Bagi Partai Golkar

JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mengaku terkejut atas mundurnya 1.123 kader aktif DPD Partai Golkar Jawa Barat. Oleh karena itu, DPP akan memanggil kedua belah pihak untuk melakukan cross check, baik Ketua DPD Golkar Jabar Irianto Syafiuddin (Yance) maupun kader yang mengundurkan diri itu.

Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar dan Koordinator Provinsi Jabar, Happy Bone Zulkarnaen ketika dihubungi "PR" di Jakarta, Jumat (12/3).

"Kalau benar itu yang terjadi, ini persoalan serius bagi Golkar Jabar. Ini tidak main-main. DPP dalam waktu dekat akan melakukan langkah-langkah rasional dan persuasif kepada pimpinan DPD Jabar dan kader yang mengundurkan diri itu," kata Happy.

Happy menegaskan, DPP Partai Golkar akan mendalami terlebih dahulu dengan melakukan pengecekan kebenaran tentang mundurnya 1.123 kader itu, baik mengenai jumlah kader yang mundur, atau persoalan lainnya. DPP pun akan mendalami akar-akar permasalahan yang mungkin muncul di DPP Golkar Jabar seperti adanya ketidakpuasan kepada Musyawarah Daerah (Musda) Bekasi dan Purwakarta.

"Kami pernah dengar tentang adanya ketidakpuasan di Musda, juga jumlah kepengurusan yang cukup besar di DPD Jabar. Tetapi apakah itu akar permasalahnya?" kata Happy.

Menurut Happy, Golkar adalah salah satu partai yang demokratis dan dewasa, sehingga jika ada perbedaan pendapat ataupun kekecewaan tentunya dapat dicarikan solusinya secara internal partai. Partai Golkar pun tidak terbiasa menyampaikan aspirasi di luar koridor ketentuan yang ada.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa mengatakan, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie belum mengetahui dan belum mendapat informasi alasan pengunduran diri lebih dari 1.000 kader aktif DPD Golkar Jabar itu.

"Ketum belum mendapatkan informasi dan belum tahu alasannya apa. Saya malah baru tahu dari Anda," kata orang dekat Aburizal itu.

Otokritik partai

Sementara itu, pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengatakan, mundurnya 1.123 kader Partai Golkar Jawa Barat jelas menjadi otokritik bagi kepengurusan DPD Partai Golkar Jawa Barat di bawah Yance. ”Bagaimanapun, Yance harus mampu mengatasi masalah itu, meski belum tentu hal itu bermula pada saat ia memimpin.”

Dia menduga, masalah itu sudah muncul pada saat munas (musyawarah nasional) di Pekanbaru, Riau, di mana terjadi dua kubu yakni kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Surya Paloh. Dalam hal ini, Yance dikelompokkan sebagai kubu Ical yang kemudian dinilai kurang mengakomodasi kelompok-kelompok yang ada.

"Jika hal itu benar, mereka yang menyatakan mundur berasal dari kantong-kantor DPD II yang pada saat munas memberikan suaranya ke Surya Paloh. Jadi tidak ada salahnya, Golkar Jabar di bawah Yance melakukan rekonsiliasi pasca-Munas Partai Golkar," kata pengajar dari Universitas Paramadina ini.

Pengamat dari Lembaga Survei Indonesia itu menyayangkan jika Yance atau pengurus terasnya tidak menanggapi persoalan itu. "Harus ada respons segera dan jangan melakukan pembiaran karena ini adalah masalah masa depan partai yang dalam jangka pendek harus menyiapkan sejumlah pemilu pilkada," katanya. (A-130/A-78)***

Source : Pikiran Rakyat, Sabtu, 13 Maret 2010

Menurut Sunatra, Praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Golkar Jabar Sangat Parah

1.123 Kader Aktif Golkar Jawa Barat Menyatakan Mundur

BANDUNG - Sedikitnya 1.123 kader aktif DPD Partai Golkar Jawa Barat secara resmi menyatakan mundur dari partai berlambang beringin itu. Pernyataan itu dikemukakan Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Sunatra kepada "PR" di Gedung Indonesia Menggugat, Jln. Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Kamis (11/3).

Dalam deklarasi itu hadir sedikitnya dua ratus kader Golkar yang menyatakan mundur. Sunatra menjelaskan, alasan pengunduran diri itu antara lain kepemimpinan DPD Golkar Jabar saat ini tidak lagi mengakomodasi kelompok muda, agamawan, budayawan, mahasiswa, akademisi, dan sebagainya.

Sebagai gantinya, kata Sunatra, kepengurusan Golkar Jabar hanya merangkul kelompok pengusaha dan pemilik modal. "Partai Golkar yang tadinya bersifat ideologis normatif, kini terjebak dalam ideologi kapitalis pragmatis. Dengan demikian, dalam tubuh Golkar kini tumbuh hedonisme dan materialisme," ujarnya.

Alasan lain, tutur Sunatra, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Golkar Jabar sangat parah. Dengan demikian, kaderisasi tidak berkembang dengan wajar.

"Yang lebih parah justru tumbuh nepotisme, terutama dalam penentuan calon pejabat politis dan jabatan di kepengurusan partai. Ya bapaknya, ya anaknya, istrinya, ya suaminya. Dengan demikian, kader potensial yang sudah lama berkiprah tergeser oleh kader oplosan. Ini tidak konsisten dengan paradigma baru Partai Golkar yang anti-KKN," ujar Sunatra.
Inkonsistensi

Inkonsistensi di tubuh Golkar juga semakin kentara, misalnya, dalam penyusunan daftar calon anggota DPR/DPRD pada Pemilu 2009. Sunatra mencontohkan, ada calon anggota DPR RI Pemilu 2009 dari Golkar Jabar yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan internal dan tidak pernah aktif di kepengurusan, baik di tingkat DPD maupun DPP.

”Seharusnya, untuk menjadi pengurus harian partai, minimal menjadi anggota lima tahun dan pernah duduk di kepengurusan," kata Sunatra.
Namun, kenyataannya, semua aturan itu diabaikan tanpa memperhitungkan dampak psikologis bagi kader partai yang sudah lama mengabdi. Oleh karena itu, kata Sunatra, dia dan seribuan rekan lainnya berketetapan hati menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan partai.

Sementara itu, baik Ketua DPD Golkar Jabar Irianto M.S. Syafiuddin (Yance) maupun Sekretaris DPD Dedi Mulyadi tidak bisa dikonfirmasi terkait dengan pengunduran diri 1.123 anggotanya itu. Beberapa nomor telefon seluler milik Dedi Mulyadi, yakni 0812124422xxx, 08118666xxx, dan 08592607xx, serta nomor 085295972xxx milik Yance, tidak aktif saat dihubungi ”PR”.

Pengamat politik dari Unpad Bandung, Indra Prawira mengatakan, pengunduran diri massal itu seharusnya tidak perlu terjadi. ”Jika terjadi masalah dalam partai, solusinya didapat melalui musyawarah terlebih dahulu,” ujarnya.

Berdasarkan AD/ART Partai Golkar, ucap Indra, ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kekuasaan tertinggi partai ada pada musyawarah (musda dan munas). Oleh karena itu, seharusnya kongres istimewa diadakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. "Kalau mengundurkan diri dan nantinya berpindah partai, itu tindakan konyol." (A-133)***

Source : Pikiran Rakyat, Jumat, 12 Maret 2010

1.123 Kader Aktif Golkar Jawa Barat Menyatakan Mundur

1.123 Kader Aktif Golkar Jawa Barat Menyatakan Mundur

Jumat, 12 Maret 2010

BANDUNG, (PR).

Sedikitnya 1.123 kader aktif DPD Partai Golkar Jawa Barat secara resmi menyatakan mundur dari partai berlambang beringin itu. Pernyataan itu dikemukakan Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Sunatra kepada "PR" di Gedung Indonesia Menggugat, Jln. Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Kamis (11/3).

Dalam, deklarasi itu hadir sedikitnya dua ratus kader Golkar yang menyatakan mundur. Sunatra menjelaskan, alasan pengunduran diri itu antara lain kepemimpinan DPD Golkar Jabar saat ini tidak lagi mengakomodasi kelompok muda, agamawan, budayawan, mahasiswa, akademisi, dan sebagainya.Sebagai gantinya, kata Sunatra, kepengurusan Golkar Jabar hanya merangkul kelompok pengusaha dan pemilik modal. "Partai Golkar yang tadinya bersifat ideologis normatif, kini terjebak dalam ideologi kapitalis pragmatis. Dengan demikian, dalam tubuh Golkar kini tumbuh hedonisme dan materialisme," ujarnya.

Alasan lain, tutur Sunatra, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Golkar Jabar sangat parah. Dengan demikian, kaderisasi tidak berkembang dengan wajar."Yang lebih parah justru tumbuh nepotisme, terutama dalam penentuan calon pejabat politis dan jabatan di kepengurusan partai. Ya bapaknya, ya anaknya, istrinya, ya suaminya. Dengan demikian, kader potensial yang sudah lama berkiprah tergeser oleh kader oplosan. Ini tidak konsisten dengan paradigma baru Partai Golkar yang anti-KKN," ujar Sunatra.

Inkonsistensi

Inkonsistensi di tubuh Golkar juga semakin kentara, misalnya, dalam penyusunan daftar calon anggota DPR/DPRD pada Pemilu 2009. Sunatra mencontohkan, ada calon anggota DPR RI Pemilu 2009 dari Golkar Jabar yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan internal dan tidak pernah aktif di kepengurusan, baik di tingkat DPD maupun DPP."Seharusnya, untuk menjadi pengurus harian partai, minimal menjadi anggota lima tahun dan pernah duduk di kepengurusan," kata Sunatra.

Namun, kenyataannya, semua aturan itu diabaikan tanpa memperhitungkan dampak psikologis bagi kader partai yang sudah lama mengabdi. Oleh karena itu, kata Sunatra, dia dan seribuan rekan lainnya berketetapan hati menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan partai.Sementara itu, baik Ketua DPD Golkar Jabar Irianto M.S. Syafiuddin CYance) maupun Sekretaris DPD Dedi Mulyadi tidak bisa dikonfirmasi terkait dengan pengunduran diri 1.123 anggotanya itu. Beberapa nomor telefon seluler milik Dedi Mulyadi, yakni 0812124422-xxx, O8ii8666xxx, dan 085926-07XX, serta nomor 085-295972XXX milik Yance, tidak aktif saat dihubungi "PR".

Pengamat politik dari Unpad Bandung, Indra Prawira mengatakan, pengunduran diri massal itu seharusnya tidak perlu terjadi. "Jika terjadi masalah dalam partai, solusinya didapat melalui musyawarah terlebih dahulu," ujarnya.Berdasarkan AD/ART Partai Golkar, ucap Indra, ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kekuasaan tertinggi partai ada pada musyawarah (musda dan munas). Oleh karena itu, seharusnya kongres istimewa diadakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. "Kalau mengundurkan diri dan nantinya berpindah partai, itu tindakan konyol." (A-133)***

Entitas terkaitAlasan | Dedi | DPD | DPRD | Golkar | Inkonsistensi | Pemilu | Pengamat | Pernyataan | Sedikitnya | Sunatra | Syafiuddin | Unpad | XXX | ART Partai | Gedung Indonesia | Golkar Jabar | Indra Prawira | Partai Golkar | DPD Golkar Jabar | DPR RI Pemilu | Perintis Kemerdekaan Kota | Sekretaris DPD Dedi Mulyadi | DPD Partai Golkar Jawa Barat | Ketua DPD Golkar Jabar Irianto | Kader Aktif Golkar Jawa Barat Menyatakan Mundur | Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Sunatra | Ringkasan Artikel Ini

1.123 Kader Aktif Golkar Jawa Barat Menyatakan Mundur. BANDUNG, (PR).- Sedikitnya 1.123 kader aktif DPD Partai Golkar Jawa Barat secara resmi menyatakan mundur dari partai berlambang beringin itu. Sunatra menjelaskan, alasan pengunduran diri itu antara lain kepemimpinan DPD Golkar Jabar saat ini tidak lagi mengakomodasi kelompok muda, agamawan, budayawan, mahasiswa, akademisi, dan sebagainya. Sunatra mencontohkan, ada calon anggota DPR RI Pemilu 2009 dari Golkar Jabar yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan internal dan tidak pernah aktif di kepengurusan, baik di tingkat DPD maupun DPP. Berdasarkan AD/ART Partai Golkar, ucap Indra, ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kekuasaan tertinggi partai ada pada musyawarah (Musda dan Munas).

Jumlah kata di Artikel : 447
Jumlah kata di Summary : 107
Ratio : 0,239
*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.

Sumber : Pikiran- Rakyat.com/Bataviase.co.id, Jumat, 12 Maret 2010

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template