CARI BERKAH KLIK DI SINI

15 Maret 2010

Senin 15 Maret 2010 Bupati Indramayu Lantik 124 Pejabat Eselon II, III, dan IV

Bupati Indramayu Lantik 124 Pejabat Struktural

INDRAMAYU – Sebanyak 124 pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat mengalami rotasi jabatan. Mutasi para pejabat eselon II, III, dan IV itu, sebelumnya sempat diisukan santer, konon, pada pertengahan Februari 2010 lalu. Namun, kabar tersebut terkesan mengalami kemunduran waktu, dan baru terlaksana pada Senin (15/3) di Pendopo Pemerintah Kabupaten Indramayu.

Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin memimpin pengambilan sumpah terhadap para pejabat tersebut. Para pejabat yang mayoritas didominasi beragama Islam itu membawa kitab suci Al-qur’an sambil dipegang, dan diletakkan di atas kepala masing-masing sewaktu Bupati Yance (panggilan akrab Irianto MS Syafiuddin) membacakan kata-kata sumpah dan janji pejabat negara. Kecuali yang non muslim, seperti ada pejabat yang beragama Kristen Katholik, tampak seorang pendeta mendampingi pejabat yang ikut dilantik pada saat itu.

Dalam sambutannya, Bupati Yance mengatakan, mutasi atau alih tugas/jabatan tersebut disamping upaya penyegaran, demi peningkatan kinerja dan pengembangan karier pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu. “Saya berpesan, agar Saudara-saudara mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya,” kata Yance.

Dari 124 pejabat yang dilantik Senin (15/3) siang itu, diantaranya 9 pejabat eselon IIb yang berada di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Pendidikan (Disdik), Sekretariat Daerah (Setda), Badan Perizinan dan Penanaman Modal (BPPM), Sekretariat DPRD (Setwan), Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Cipta Karya, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKPPP), dan Inspektorat.

Kemudian 9 orang pejabat eselon IIIa di lingkungan Badan da Dinas, 16 orang pejabat di lingkungan Badan, Dinas, dan Kecamatan, 83 orang pejabat eselon IVa di lingkungan OPD baik Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan, serta 7 orang pejabat eselon IVb di lingkungan Kecamatan dan Kelurahan.

Isu yang berkembang seputar rotasi jabatan itu, konon, masih akan ada rotasi jabatan lagi yang waktunya diperkirakan bulan Mei mendatang. Meski Bupati Yance seusai pelantikan tak sempat diwawancarai wartawan, karena langsung memasuki ruang kerjanya, dan terlihat sejumlah tamu pejabat penting sudah menunggu di ruang tunggu bupati.

Sementara itu, Drs. H. Suhaeli MM, yang semula menjabat Kepala Dinas Pendidikan, namun dialihtugaskan sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Suhaeli akhir-akhir ini banyak disorot media massa berkaitan dengan kasus sangkaan korupsi dana tunjangan khusus sekolah-sekolah unggulan di Kabupaten Indramayu. Kejaksaan Negeri Indramayu telah menetapkan status tersangka kepada Suhaeli.

Seusai pelantikan, Suhaeli terlihat tersenyum ketika ada wartawan yang menyapanya sebelum ia memasuki mobil dinasnya. (Satim/ToeNTAS News)***

Pengunduran Diri Itu Disepakati Dalam Pertemuan Antarkader di Padalarang

Pengunduran Diri Kader Golkar Berbuntut Panjang

JAKARTA - Pengunduran diri massal kader Partai Golkar Jawa Barat berbuntut panjang. Para kader partai berlambang Pohon Beringin itu siap memberikan penjelasan perihal pengunduran diri mereka dari partainya jika diterima langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Demikian ditegaskan mantan Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Jawa Barat, Sunatra.

Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie belum bisa dikonfirmasi. Begitu pula Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tanjung enggan berkomentar terkait pengunduran diri 1.123 kader dan anggotanya di Jawa Barat. Ketika dihubungi via telefon selulernya, Akbar tidak menjawab telefon dan pesan singkat yang dikirim wartawan di Jakarta, Minggu (14/3).

Sunatra menyebutkan,pengunduran diri itu disepakati dalam pertemuan antarkader di Padalarang. "Pertemuan di Padalarang siap memberikan penjelasan pengunduran diri dari keanggotaan PG kepada DPP PG. dalam hal ini ingin diterima langsung oleh Ical. Jika tidak langsung oleh Ical, sepakat tidak akan datang ke DPP PG di Jakarta," tulisnya dalam pesan singkat.

Sunatra memastikan bahwa pengunduran diri para kader itu tidak bermaksud memakzulkan siapapun dalam DPP dan DPD. Mewakili 1.123 kader yang mundur, Sunatra menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dan tidak akan melibatkan diri dalam urusan internal kader Partai Golkar. "Kami yang sudah keluar dari Golkar tidak akan ikut campur lagi dengan internal partai," ucapnya.(A-156/A-50)***

Source : Pikiran Rakyat, Senin, 15 Maret 2010 , 02:27:00

Pengunduran Diri 1.123 Kader Golkar Bukanlah Persoalan Main-main

Mundurnya Kader PG, Perluas Konflik

BANDUNG - Pengunduran diri 1.123 kader Partai Golkar (PG) DPD Jawa Barat bukan mustahil menyeret persoalan ke tingkat nasional mengingat Jabar selama ini dikenal sebagai kiblat partai berlambang beringin tersebut. Dibutuhkan sikap proaktif dari para pengurus partai untuk mengadakan konsolidasi menyeluruh.

”Para kader yang mengundurkan diri bukan mustahil melakukan lobi ke atas. Ini tentu akan memperluas konflik. Efek domino ke daerah-daerah lain juga sangat mungkin terjadi,” kata pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf.

Menurut Asep, pengunduran diri massal seperti itu merupakan fenomena partai yang biasa terjadi pascapemilihan pengurus baru. Di tingkat pusat, fenomena yang sama juga terjadi. Surya Paloh mundur dari partai setelah kalah dari Aburizal Bakrie dan membentuk Nasional Demokrat (Nasdem). ”Jangan-jangan arahnya ke sana juga,” ujar Asep.

Fenomena mudahnya kader mengancam keluar atau pindah parpol di Indonesia, menurut Asep, bukan merupakan suatu pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.

Pengamat politik yang juga mantan kader Golkar Tjetje H. Padmadinata mengungkapkan, pengunduran diri 1.123 kader Golkar bukanlah persoalan main-main. ”Lebih parah pemberontakan satu batalion daripada serangan lima divisi dari luar. Roboh dari dalam jauh lebih membahayakan,” ucapnya.

Menurut Tjejte, pengurus harus proaktif melakukan konsolidasi agar konflik tidak meluas. Komunikasi internal yang macet mesti dibuka. Pengurus terpilih membuka diri pada kompetitor yang kalah, membuktikan bahwa partai masih aspiratif dan akomodatif. ”Mesti dituntaskan sekarang mumpung masih berupa riak protes, belum jadi gelombang,” katanya. (A-165/A-147)***

Source : Pikiran Rakyat, Senin, 15 Maret 2010 , 04:51:00

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template