CARI BERKAH KLIK DI SINI

20 Agustus 2011

Proyek Jalan Kepur Diduga Bermasalah

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:21:11 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Proyek Jalan Kepur Diduga Bermasalah

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Proyek rehabilitasi jalan Kedaton-Purwajaya (Kepur) di Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu diduga bermasalah. Proyek jalan sepanjang 4,8 km tersebut diduga dikerjakan asal-asalan dan melanggar spesifikasi dalam kontrak.

Dugaan pelanggaran itu di antaranya adalah soal penggunaan aspal yang tidak melalui uji laboratorium dan pengadaannya tidak dilaporkan pengawas dari Dinas Bina Marga (DBM). Tudingan itu dikuatkan dengan hasil pekerjaan yang buruk, padahal masih dalam proses pembangunan. Dampaknya, negara berpotensi dirugikan atas pekerjaan proyek jalan Kepur itu dengan nilai diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Seperti yang disampaikan LSM Surya Dharma, LSM yang membongkar dugaan praktik curang tersebut. Melalui ketuanya, Besar Buntara, LSM Surya Dharma menemukan bukti-bukti pelanggaran pengerjaan proyek. Diantara temuan tersebut yakni adanya penggunaan aspal yang jauh dari hitungan ideal dalam kontrak. Sebagai hitungan, kata Besar, aspal yang digunakan untuk 1 km jalan setidaknya menghabiskan 60 drum lebih.

Namun kenyataan di lapangan, imbuh dia, justru berbeda. Yakni aspal yang digunakan hanya separuhnya. Temuan lain, lanjutnya, adalah penggunaan material jalan yang berkualitas rendah. Sehingga menurutnya, proyek senilai hampir Rp 900 juta tersebut dinilai mubazir karena cenderung cepat rusak. "Pelanggaran itu jelas-jelas merugikan keuangan negara," tandas Besar.
Besar menambahkan, proyek rehabilitasi jalan Kepur dengan anggaran yang cukup besar itu, kata dia, seharusnya dikerjakan dengan baik. Pasalnya, jika tidak dikerjakan sesuai spesifikasi, kualitas jalan menurun dan berpotensi rusak dalam waktu tak lama.

Dampaknya, tegasnya, kerusakan jalan akan kembali mengganggu mobilitas ekonomi masyarakat yang selama ini menggunakan akses jalan Kepur. "Ini kerugian langsung masyarakat, sehingga kami mendesak pihak terkait agar mengaudit pelaksanaan pekerjaan. Desakan ini beralasan, karena dari anggaran proyek sekira Rp 900 juta, pembangunannya paling banyak menghabiskan 30 persen saja, jauh dari pagu proyek," tegas Besar.

Perihal dugaan proyek bermasalah juga dibenarkan oleh salah seorang staf pengawas DBM Kab. Indramayu, H Lutfi E. Ia menyatakan amburadulnya pekerjaan sudah ditindaklanjuti pihak DBM dengan melayangkan surat teguran bernomor 622/762/DBM.IM.Imy pada tanggal 29 Juli 2011 lalu. Teguran itu di antaranya berisi soal penggunaan aspal yang tidak dilaporkan lebih dulu ke DBM sebelum aspal tersebut digunakan untuk jalan.

"Tidak ada alasan, perusahaan yang mengerjakan proyek harusnya lebih dulu memberitahu kami soal aspal. Karena sebelum digunakan, aspal harus dicek di laboratorium dan ditimbang dulu beratnya. Ini prosedur, jd harus dilaksanakan sebagai harga mati. Tidak perduli, pelaksananya kerabat saya sekalipun," tegas dia.

Dihubungi terpisah, pelaksana proyek rehabilitasi jalan Kepur yakni CV Intan Persada, melalui direkturnya, H. Wahibi, membantah semua tudingan tersebut. Wahibi bahkan menantang DBM dan LSM Surya Dharma untuk membuktikan semua tudingan tersebut. Hanya saja, Wahibi tidak menampik soal penggunaan aspal yang tidak dilaporkan lebih dulu ke petugas di DBM.
Alasannya, sergah dia, menyangkut teknis. Yakni aspal dibeli dari Cilacap, Jawa Tengah, sementara lokasi proyek jauh lebih dekat dibandiing kantor DBM di Indramayu. "Kalau dari Cilacap lebih dekat ke proyek, jadi mengapa harus repot-repot membawa lebih dulu ke dinas.

Lagi pula, saya sebagai pemborong tidak mengerti kalau ada aturan seperti itu, seharusnya saya diberi tahu lebih dulu," sergah Wahibi.(C-23/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:21:11 WIB

Menghadapi Idul Fitri : Pantura Belum Siap

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:34:55 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pantura Belum Siap

GEBANG, CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Dua hari memasuki H-7 atau Jumat (19/08/2011), kondisi ruas jalan utama pantai utara (pantura), tepatnya di kawasan flyover Gebang dan beberapa titik lainnya, tampak belum siap. Perbaikan jalan di bawah jembatan layang masih berlangsung, dan pedagang kaki lima (PKL) masih berjubel di titik tersebut.
Berdasarkan pantauan Kabar Cirebon ("KC"), Jumat (19/8), perbaikan jalan, di antaranya di Mundu, Pangenan, hingga Gebang, menyebabkan pengalihan arus lalu lintas pada satu lajur. Meski begitu, kepadatan belum tampak di sepanjang jalan tersebut. Belum tampak pemudik melalui jalan pantura di wilayah timur Kabupaten Cirebon itu.

Di Gebang, flyover yang dibangun, tampak sudah dapat digunakan. Flyover tersebut dibangun guna memecah kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi akibat aktivitas di Pasar Gebang.

Namun, jembatan Gebang yang berada tepat di bawah flyover, saat itu masih menampakkan aktivitas perbaikan. Sejumlah pekerja masih sibuk di antara bahan-bahan material bangunan yang berceceran di tepian jalan.

Sedangkan arus lalu lintas menuju jembatan tersebut dialihkan ke flyover dan ruas jalan yang lain. Pengalihan dilakukan demi kenyamanan dan keamanan dalam pekerjaan.
Prapto, pelaksana pekerjaan jembatan Gebang, meyakinkan, pekerjaan bakal selesai pada H-7 atau Senin (22/8) mendatang. "Malah Sabtu atau Minggu ini sudah bisa selesai, karena tinggal menyelesaikan pedestrian sepanjang jembatan Gebang ini saja," katanya.

Menurutnya, arus lalu lintas menuju jembatan Gebang sudah akan dibuka kembali hari Sabtu ini. Karena jembatan sebenarnya sudah dapat dilalui. Namun, niat itu ditangguhkan sementara. Sebab pedagang di Pasar Gebang masih berjualan di badan jalan.

"Pedagang sudah diberi peringatan untuk berbenah. Mereka diberi waktu hingga H-7 nanti untuk membuat jalan lebih lengang sehingga mudah dilalui pemudik yang tidak melintasi flyover," tambahnya.

Para pedagang di Pasar Gebang memang masih beroperasi di sepanjang median jalan. Mereka kebanyakan berjualan hasil laut seperti ikan, rajungan, udang, hingga kerang hijau. Mereka masih menggelar dagangannya secara klemprakan.

Salah seorang pedagang Sarina (65 tahun), mengakui, sudah menerima peringatan untuk pindah berjualan. Seraya menunjuk trotoar yang berada di belakangnya, ia mengatakan akan pindah Sabtu atau Minggu ini bersama dengan pedagang lainnya.(C-18/C-19/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:34:55 WIB

Pengiriman Jutaan Petasan Digagalkan

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:37:45 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pengiriman Jutaan Petasan Digagalkan

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Lagi, sebanyak 1,2 juta petasan jenis korek api yang akan dikirim ke Tegal, Jawa Tengah, digagalkan jajaran Polres Indramayu, di Jalan Raya Desa Gelar Mandala, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (19/8) dini hari.

Kali ini, pelaku menggunakan modus baru dengan memakai mobil Toyota Kijang Krista nopol R-4541-N. Biasanya mereka menggunakan truk. Hal itu diduga untuk mengelabui petugas.
Polisi mengamankan sopir Toyota Kijang, AY, Ny. Um, serta Sar. Kini mereka masih diperiksa secara intensif oleh petugas setempat.

Keterangan yang berhasil diperoleh Kabar Cirebon ("KC") menyebutkan, penggagalan pengiriman petasan oleh jajaran Sat Reskrim Polres Indramayu, bermula dari laporan warga tentang adanya pengiriman petasan dalam jumlah besar menggunakan mobil tertutup. Mendapatkan informasi itu, sejumlah anggota langsung ke lokasi.

Saat tiba di lokasi, petugas melihat mobil tersebut keluar dari sebuah jalan desa, dan langsung diikuti. Ketika melintasi jalan raya Desa Gelar Mandala, Kecamatan Balongan, mobil tersebut diberhentikan. Ketika ditanya, sopir berdalih bahwa kendaraannya mengangkut barang-barang aksesories dan alat rumah tangga. Polisi yang sudah curiga, lalu memeriksanya. Ternyata di dalam mobil tersebut terdapat 120 dus berisi ratusan petasan jenis korek api dan jorosan.

Pemilik dan sopir akhirnya tidak dapat mengelak. Saat itu juga mobil termasuk barang bukti petasan digelandang ke Mapolres Indramayu.

Saat diperiksa petugas, AY mengaku jika petasan jenis korek api tersebut berjumlah 1,2 juta butir yang dikemas dalam ratusan dus untuk dikirim ke Tegal, Jawa Tengah.
"Kami tidak tahu jika dalam kardus itu isinya petasan. Saya hanya disuruh mengantarkan barang itu saja kepada pemesannya dengan imbalan uang jasa," kata AY, di hadapan pemeriksa.

Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rudi Setiawan, didampingi Kasat Reskrim, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rohadi, membenarkan pihaknya telah mengamankan 1,2 juta butir petasan jenis korek api dan sejumlah petasan jenis jorosan yang dibawa menggunakan mobil minibus. Hanya saja, pengirimananya dapat digagalkan polisi.

Bahkan kini pihaknya sedang melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Pihaknya juga kini telah mengamankan para tersangkanya termasuk barang bukti jutaan petasan dan satu kendaraan yang mengangkutnya. "Mereka ini akan kami ancam dengan Pasal 1, Undang-undang Darurat No. 12/51 tentang Menguasai, Memiliki, Mengangkut Amunisi/Bahan Peledak (Petasan), dengan tuntutan penjara 20 tahun atau seumur hidup," katanya.(C-27/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:37:45 WIB

Eksekutif Harus Sampaikan Klarifikasi

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:31:37 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Eksekutif Harus Sampaikan Klarifikasi

KEJAKSAN, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Sejumlah tersangka APBD Gate yang didampingi para pendukungnya, meminta eksekutif melakukan klarifikasi terkait LKPJ APBD tahun 2004, baik ke BKP, mendagri, maupun publik. Hal itu terungkap dalam pertemuan di Gedung DPRD antara anggota dan mantan anggota DPRD Kota Cirebon yang terjerat kasus itu, dengan pihak eksekutif yang dipimpin Sekda Kota Cirebon, Hasanudin Manap, Jumat (19/8).

Pertemuan yang dimediasi Wakil Ketua DPRD, Edi Suripno, dan disaksikan sejumlah anggota DPRD yang sedang melakukan rapat koordinasi dengan pihak eksekutif, itu sedikit memanas. Dengan nada tinggi, Jarot Adi Sutarto yang mewakili para tersangka, mengatakan, atas nama martabat dan kemanusiaan, pihaknya meminta eksekutif segera melakukan klarifikasi terkait pelaporan APBD tahun 2010 kepada BPK Jawa Barat. "Dalam data itu ada yang menyesatkan. Sehingga BPK, Polda maupun Kejaksaan, menjadikan hal itu sebagai dasar mereka menyeret kami semua ke pengadilan," ujarnya.

Jarot menambahkan, dalam data yang dilaporkan oleh pihak eksekutif kepada BPK, ada ketidaksinkranan dengan kenyataan di lapangan. Contohnya, ada mark up angka yang jauh lebih besar dibanding data sebelumnya yakni Rp 27 juta dalam pelaporan menjadi Rp 21 miliar. "Jelas data yang dibuat oleh pemkot mengelabuhi kami semua, dan ini merupakan sebuah kesialan bagi kami," tegasnya.

Rekan senasib Jarot, Dahrin Syahrir, mengungkapkan, ada kesalahan prosedural oleh salah satu staf pemkot yang membuat LKPJ tersebut, yang mengamanatkan surat edaran menteri dengan nomor registrasi SEN: 161/3211/j tanggal 29-12-2003. "Pak Eko seharusnya konsultasi terlebih dahulu dengan kami, sesuai dengan surat edaran 161, dan sekarang kami menagih janji kepada eksekutif untuk melakukan klarifikasi," ujarnya.

Tersangka lain, Wawan Wanija, mengatakan, dirinya prihatin dengan terus merembetnya kasus tersebut hingga terjadi penangkapan terhadap Sunaryo dan Suryana. "Tidak menutup kemungkinan Pak Sekda, Pak Eko, bahkan kami semua, akan ikut terseret," kata Wawan.
Wawan menambahkan, ada perbedaan penafsiran antara BPKP dengan BPK terkait hasil audit BPK Jabar terhadap APBD 2004 Kota Cirebon. "Berdasarkan hasil konsultasi dengan BPKP, audit BPK keliru, dan kami tidak bersalah," terangnya.

Sementara itu, Hasanudin Manap, mengatakan, eksekutif telah melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur. Namun dengan adanya permintaan untuk melakukan klarifikasi terkait dugaan kesalahan yang ditudingkan kepada eksekutif sebagai human error, dirinya berjanji akan mengakomodir permintaan itu. "Nanti saya akan rembukan kembali dengan Pak Eko dan Pak Asep. Karena mereka lebih tahu tentang hal ini," ujarnya.(C-32/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:31:37 WIB

Sorotan Kasus APBD-gate Kota Cirebon

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:16:28 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Ditahan

SEOLAH antiklimaks, kasus APBD-gate berujung dengan ditahannya Wakil Wali Kota Cirebon, H. Sunaryo, HW dan mantan Ketua DPRD Kota Cirebon, Suryana. Penahanan kedua tokoh ini sempat memunculkan beragam isu. Namun sebuah fakta bahwa mereka kini menghuni Rutan Kebonwaru, Bandung.

KITA tepis dulu apakah memang kedua tokoh Kota Cirebon ini sudah menyalahgunakan kewenangannya menyusul munculnya dugaan korupsi dana APBD Kota Cirebon tahun 2004 senilai Rp 4,9 miliar. Yang perlu kita cermati, bagaimana dampak dari penahanan mereka karena bagaimanapun mereka punya basis massa yang riil.

Sunaryo HW yang kini menempati posisi Wakil Wali Kota Cirebon, juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar. Sunaryo diakui atau tidak, begitu mengakar sehingga praktis akibat penahanan dirinya ditengarai akan memunculkan gerakan-gerakan yang boleh jadi akan berdampak terhadap kondusivitas daerah. Sementara Suryana pun setali tiga uang. Sebagai mantan Ketua DPRD dan anggota DPR RI, ketokohan figur yang dikenal bersahaja ini sudah tidak bisa diragukan lagi.

Persoalannya, apakah kelompok-kelompok yang selama ini pro kedua tokoh itu, katakanlah demikian, akan menerima atas penahanan tersebut? Sangat yakin kalau jawaban tidak akan terima. Nah kalau kondisinya seperti ini, cerita ini dipastikan akan terus berlanjut, bahkan akan semakin panas dan memunculkan berbagai spekulasi. Apalagi jauh-jauh hari sudah muncul isu-isu akan munculnya gerakan-gerakan dari kelompok-kelompok tertentu apabila terjadi penahanan menyangkut kasus dugaan korupsi dana APBD tahun 2004 tersebut. Dan proses penahanan itu, kini sudah terjadi.

Dengan tidak bermaksud sedikit pun untuk memprovokasi, diakui atau tidak bahwa kondisi itu nyata adanya. Kelompok pendukung kedua tokoh ini belakangan kemudian kecewa terhadap kinerja institusi hukum, sebab proses penahanan tidak terjadi kepada mereka yang sudah divonis dalam kasus yang sama. Praktis muncul spekulasi bahwa penangkapan kedua tokoh yang memang sudah disebut-sebut akan turut meramaikan ajang pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Kota Cirebon di tahun 2013 mendatang, lebih beraroma politis ketimbang idiom korupsinya.

Benar atau tidak, tentu masih perlu diperdebatkan. Hanya yang paling penting saat ini, bahwa sebuah fakta kalau kedua tokoh itu sudah ditahan. Namun meski kenyataannya seperti itu, tidak bijak juga kalau kemudian kita memposisikan mereka seolah pesakitan yang sudah terbukti bersalah telah melakukan tindak korupsi. Azas praduga tak bersalah harus tetap dikedepankan. Bahwa proses hukum kedua tokoh ini masih panjang. Belum ada keputusan hukum tetap menyangkut kedua tokoh itu. Karena itu, selayaknyalah kita tetap tidak berburuk sangka.***

Source : Kabar Cirebon, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:16:28 WIB

Yance Safari Ramadhan di Majalengka

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:33:35 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Yance Safari Ramadhan di Majalengka

MAJALENGKA, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Ketua Umum DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, H. Irianto M.S. Syaifudin, meminta kepada seluruh kader partai Golkar agar tidak pernah berhenti menjalin tali silaturahmi dengan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali. Hal ini penting untuk dilakukan agar harapan dan cita-cita partai bisa terwujud.
Penegasan itu disampaikan mantan bupati Indramayu saat melaksanakan Safari Ramadhan ke sejumlah Kota dan Kabupaten di Jawa Barat, salah satunya dilaksanakan di Sekretariat DPD Partai Golkar Kab. Majalengka, Jumat (19/08/2011).

Hadir pada kesempatan itu ratusan pengurus, kader, simpatisan serta dewan pertimbangan partai Golkar setempat. Pada kesempatan itu juga dipaparkan penayangan film dokumenter tentang sosok Yance di mata para tokoh, budayawan, dan alim ulama se-Jawa Barat. Serta memberikan bingkisan kenang-kenangan sebagai tali kasih dari Ketum DPD Golkar Jabar ke kader Golkar di daerah.

Dikatakan Yance, saat ini semangat silaturahmi di tubuh kader mulai memudar, sehingga tak ayal perjuangan untuk merealisasikan visi-misi partai banyak terkendala. Akibatnya, perolehan suara partai berlambang beringin mengalami kemorosotan di sana sini.
"Silaturahmi yang dilakukan juga harus didasari semangat keikhlasan tanpa berharap apapun. Bila sikap dan kondisi ini diterapkan selain menjadi ladang amal ibadah, juga akan menumbkembangkan semangat kekeluargaan, kebersamaan dan kesolidan antar sesama kader dan mampu merebut hati masyarakat banyak," papar politisi yang pernah menjabat bupati dua periode ini.

Lebih dari itu, saat ini silaturrahmi juga sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki banyak manfaat bagi yang melaksanakanya. Dan bila jurus ini diaktualisasikan oleh kader golkar, bukan tidak mungkin segala keinginan dan tujuan partai bisa terealisasi. Dan perlu ditegaskan jangan pernah takut miskin ketika kita bersilaturrahmi banyak mengeluarkan tenaga, pikiran dan materi. Karena semua itu lambat laun akan mendapatkan ganti dari Allah.

Hal senada juga ditegaskan Ketua Umum DPD Partai Golkar Kab. Majalengka, H. Yomanius Untung. Menurutnya, dengan terus menggelorakan silaturahmi akan melahirkan banyak manfaat. Di antaranya akan melahirkan suasana hati yang tenang dengan dibumbui rasa emosional yang terus mengalir, menembus batas ruang dan waktu. "Dengan secara intensif kader, pengurus serta sayap Golkar melaksanakan silaturrahmi berarti sedikit banyaknya telah melaksanakan amanat partai, untuk menggapai harapan dan keinginan kita bersama," ucapnya.(C-22/KC)***

Source : Kabar Cirebon, Sabtu, 20 Agustus 2011

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template