CARI BERKAH KLIK DI SINI

17 Maret 2012

Nasib Bahasa Jawa Dermayu “Mengenaskan”

Jumat, 16 Maret 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
LAPORAN KHUSUS BAHASA DAERAH (Bagian I)
Nasib Bahasa Jawa Dermayu “Mengenaskan”
Pemerhati Bahasa dan Seni Budaya Indramayu, Soimalia Mahar.(Satim)***(Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online)
INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Gencarnya gembar-gembor pemerintah untuk mempertahankan bahasa ibu, bahkan telah didukung oleh peringatan “Hari Bahasa Ibu” di Indonesia, kini, terkesan kurang didukung dengan implementasi yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Padahal, konon, bahasa ibu yang berada di nusantara ini mengandung unsur pembentukan karakter seseorang yang dibentuk sejak dini.
Di sejumlah daerah dikabarkan, bahwa bahasa ibu atau bahasa daerah setempat banyak yang terancam sirna, karena masyarakat yang bersangkutan sudah jarang menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari. Nasib bahasa ibu ini, nyaris serupa dengan keberadaan kesenian daerah yang tersebar di nusantara. Karena kekurangpedulian masyarakat yang bersangkutan, sehingga tak sedikit pula seni dan budaya daerah punah, dan tak sedikit pula yang terancam sirna ditelan perkembangan jaman.
Kini, beberapa pihak banyak yang menaruh rasa prihatin terhadap nasib bahasa daerah dan kesenian daerah yang sudah punah dan terancam sirna, karena diduga telah berubahnya pola pikir manusianya yang dibarengi dengan perkembangan jaman. Keprihatinan dengan nyaris punahnya bahasa daerah itu, salah satunya sempat mengejutkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Heryawan kaget, karena bahasa Sunda yang dulunya dipergunakan sebagai bahasa ibu di sejumlah daerah Jawa Barat, namun saat ini tengah diguncang krisis penggunaan bahasa Sunda itu. Inilah yang kemudian belum lama ini, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mencanangkan dipertahankannya bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari di tatar Parahyangan (julukan Jawa Barat yang banyak dilontarkan warga setempat).
Namun bagaimana dengan nasib Bahasa Jawa khas Indramayu, atau banyak yang menamai basa Dermayu/Dermayon ? Terlebih lagi dengan bahasa halusnya dengan sebutan kromo inggil khas Dermayu ?
Seorang pemerhati bahasa dan kesenian Indramayu, Soimalia Mahar, mengutarakan pengalaman yang membuatnya merasa sedih dan prihatin terhadap nasib basa Dermayu, terlebih lagi basa halusnya kromo inggil Dermayon saat ini.
Selain mengamati dan memerhatikan bahasa komunikasi warga asli Indramayu sehari-hari, juga pengalaman dalam kehidupan di rumah-tangganya. Soimalia Mahar atau yang akrab disapa Lia itu sempat terkejut, ketika mendapat teguran dari anak putrinya lantaran dalam sehari-harinya ia menggunakan bahasa ibu, yakni bahasa daerah Dermayu, dan dengan beberapa orangtua yang ada di sekitarnya agar lebih sopan sesuai dengan adat warga Indramayu, maka Lia berkomunikasi dengan basa Dermayu kromo inggil, bahasa halusnya dari bahasa Indramayu.
Putrinya itu menegur, bahkan mencemoohkan dirinya lantaran Lia dalam sehari-harinya berkomunikasi dengan basa Jawa Dermayu. Terlebih lagi dengan para orangtua, Lia menggunakan basa Dermayu kromo inggil agar lebih sopan, dan lebih menghargai orang yang lebih tua darinya, seperti yang pernah dituturkan para orangtua terdahulu.
Agar tidak memeruncing masalah, akhirnya Lia menjelaskan kepada putrinya itu. “Kita ini wong Dermayu, dilahirkan dan hidup sampai saat ini di Bumi Indramayu. Sehingga harus menggunakan bahasa ibu, yakni basa Jawa Dermayu dan kromo inggil-nya. Kalau tidak dipertahankan oleh warga asli Indramayu-nya, lalu siapa lagi yang peduli basa Dermayu ? Gawat, bisa punah basa Dermayu itu. Jadi sebagai generasi penerus bangsa yang merasa asli wong Indramayu, jangan malu-malu berkomunikasi dengan sesama warga Indramayu dengan basa Dermayu dan kromo inggil-nya. Kenapa harus malu ?!,” jawabnya seperti yang dituturkan Lia kepada Pendopo Indramayu Online.
Menurut Lia, sejumlah warga dan anak-anak generasi sekarang yang bermukim di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, sudah terbilang jarang yang menggunakan basa Dermayu dalam berkomunikasi sehari-harinya. Sementara warga dari daerah lain yang sekarang bermukim di Indramayu, mau berusaha agar bisa berbahasa Jawa Dermayu, sekali pun mereka masih kentara pengaruh logat bahasa daerah asalnya.
“Saya jadi prihatin, jika penggunaan basa Jawa Dermayu di Kabupaten Indramayu terancam sirna. Perkembangan jaman, perkembangan dunia pendidikan dan teknologi, semestinya jangan sampai melenyapkan bahasa daerah setempat sebagai bahasa ibu. Ini merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh warga asli Indramayu, untuk melestarikan bahasa daerahnya,” kata Lia, di kantornya, Jumat (16/03/2012).
Lia merasa, diduga ada yang kurang intensif dalam pengajaran bahasa daerah dan pembentukan karakter bangsa ketika berada di bangku pendidikan. Jika itu benar, maka alangkah baiknya para guru bahasa daerah, khususnya yang mengajarkan basa Dermayu, semoga lebih intensif lagi dalam mengajarkan basa daerah Dermayu plus kromo inggil-nya.(Satim)*** Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online (BERSAMBUNG)
 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template