CARI BERKAH KLIK DI SINI

24 November 2010

PERINGATAN PERISTIWA “KUJANG” INDRAMAYU

TASRIPIN (RIPIN), Ketua LVRI Ranting Sindang, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. (Satim)*** Foto-foto : Satim

PERINGATAN PERISTIWA “KUJANG” INDRAMAYU

Tasripin Tokoh Pejuang di Kampung Kujang

INDRAMAYU, Pendopo IndramayuPeristiwa peperangan melawan penjajah Belanda pada awal Agustus 1947 di Kampung Kujang Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat tampaknya tak mudah dilupakan oleh para pelaku sejarah, saksi ketika peristiwa berdarah itu yang hingga kini masih hidup, serta para pejuang kemerdekaan yang sekarang masuk dalam keanggotaan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang setiap bulannya memperoleh dana kehormatan dari pemerintah, maupun para pejuang yang hingga kini tengah memperjuangkan nasibnya melalui pengurus LVRI setempat agar turut memperoleh dana kehormatan sebagai veteran pejuang kemerdekaan.

Tampaknya, pertumpahan darah para pejuang Indramayu yang tergabung “Pasukan Setan” berlambang tengkorak pimpinan M.A. Sentot ketika itu, tak akan mudah dilupakan orang termasuk anak cucunya hingga kini. Keganasan Belanda yang menggempur pasukan pejuang Indramayu dengan bom dan serangan artileri darat, telah menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit. Mayat-mayat pejuang Kota Mangga bergelimpangan di jalan dan parit-parit serta pekarangan warga Kampung Kujang.

“Jika teringat peristiwa itu, saya sampai menangis. Betapa tidak, saya sendiri nyaris dibunuh serdadu Belanda ketika melakukan perlawanan dari Bangkir hingga Kampung Kujang. Saya berlindung di hutan Blok Waledan bersama sejumlah pejuang lainnya. Saya lolos dari maut, karena sempat menyamar menjadi tukang anco (mencari ikan dengan jaring yang dipandu dengan bambu),” kenang Tasripin, Ketua LVRI Ranting Sindang saat ditemuai di rumahnya di Kampung Kujang Desa Lamaran Tarung, Senin (22/11) sore.

Kebetulan hari Senin itu, merupakan sehari seusai Tasripin memimpin peringatan “Kujang” di tugu monumen Kujang yang berada di Kampung Kujang, sekitar 800 meter dari kediamannya. Meski hanya dihadiri oleh puluhan anggota Veteran saja, namun Tasripin merasa bersyukur, konon, karena para mantan pejuang kemerdekaan masih pada datang dan berdoa untuk para pejuang yang telah gugur mendahuluinya.

Menurut Sirnata, Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Ranting Cantigi, keberadaan Tasripin atau yang akrab disapa Ripin itu, hingga kini masih termasuk tokoh pejuang yang dituakan di kampungnya. Meski usianya sudah lanjut, namun masih terlihat keperkasaan dengan logat meledak-ledak, konon, masih terbawa arus perjuangan masa lalu.

“Meski kadang sekujur tubuhku ini terasa ngilu dan sakit diduga karena faktor usia, tapi saya masih tetap bersemangat untuk berdialog dengan siapa saja mengenai kisah perjuangan masa lalu di Kampung Kujang ini,” ujar pria yang mengaku dilahirkan pada 1930 itu. (Satim)*** Foto-foto : Satim


Wakil Katua Gapensi Indramayu Diduga Kena Santet

IVAN ALVIAN, Wakil Ketua BPC Gapensi Kabupaten Indramayu tergolek sakit, Selasa (23/11). Ia menduga terkena santet. (Foto-foto : Satim)***

Wakil Katua Gapensi Indramayu

Diduga Kena Santet

INDRAMAYU, Pendopo Indramayu Hingga hari ini, Rabu (24/11), Wakil Ketua Badan Pimpinan Cabang Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (BPC Gapensi) Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Ivan Alvian (47), masih terbaring lemah dengan penyakitnya yang “menghantam” kedua bibirnya hingga bengkak-bengkak, bahkan suaranya pun nyaris hilang tanpa diketahui penyebabnya.

Ivan sendiri sempat bingung, ada apa dengan penyakitnya itu ? Dalam rabaan dirinya, ia mengaku diduga terkena santet dari pihak-pihak yang ditengarai tidak menghendaki dirinya untuk bersuara lantang dan keras, mengkritisi proyek Pemilihan Langsung (Pilsung) Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2010 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Indramayu yang diduga bermasalah dalam teknis maupun mekanisme proses Pilsung terhadap beberapa pihak.

Ivan jatuh sakit sehari setelah komentar dirinya mengenai Proyek Pilsung di Dinas Pertanian setempat dimuat di sebuah harian nasional. Komentarnya itu sempat membuat geger berbagai kalangan di Indramayu. Bahkan sejak Senin (22/11), kantor Dinas Pertanian Kota Mangga itu banyak didatangi berbagai kalangan untuk menanyakan seputar proyek Pilsung yang diduga memicu gegernya dana DAK senilai sekitar Rp 4 miliar itu.

“Seusai berkomentar agak keras di koran harian nasional yang dimuat Senin (22/11), esoknya saya seperti ini. Kedua bibirku membengkak dan suaranya nyaris hilang. Ini benar-benar aneh. Saya menduga terkena santet. Namun saya tak mau diam dalam mengkritisi proyek-proyek DAK di Dinas Pertanian maupun dinas-dinas lainnya. Tujuan saya ingin memertanyakan dan luruskan agar tidak muncul gejolak dan kasus. Itu saja,” kata Ivan yang ditemuai Pendopo Indramayu di tempat tinggalnya, Selasa (23/11) sore.

Meski sebuah risiko harus diterima Ivan, terutama penyakit mendadak yang tidak diketahui penyebabnya itu, namun Ivan tetap pada pendiriannya untuk mengkritisi Dinas Pertanian Indramayu, serta tetap melakukan pemantauan dalam prakteknya seperti apa. Karena, konon, runyamnya proyek Pilsung DAK tersebut diduga melibatkan pihak luar yang bukan institusi pemerintah dalam menentukan perusahaan siapa saja yang memperolehnya. Bahkan Ivan mencium, diduga atas “tekanan” dari pihak-pihak tertentu dalam menggolkan 52 paket Pilsung DAK dari anggaran sekitar Rp 4 miliar itu.

“Saya tetap menerima risiko apa pun akibat mengkritis proyek DAK yang di-Pilsungkan itu. Termasuk penyakit saya ini yang diduga terkena santet, sehingga saya agak kesulitan untuk berbicara keras,” ujar pria yang bertubuh tambun tersebut.

Sayangnya, hingga Selasa (23/11) kemarin, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Inadramayu, Toto K tidak ada di kantornya. Pendopo Indramayu hanya menulis dalam buku tamu untuk mengkonfirmasikan persolan proyek DAK yang di-Pilsungkan itu. “Bapak Toto sedang ada kegiatan luar,” kata salah seorang stafnya.

Sementara Anang, salah seorang Kepala Seksi di Dinas pertanian yang disebut-sebut orang yang diberikan kewenangan dalam pengedrapan sejumlah pihak yang berhak memperoleh proyek Pilsung DAK Pertanian tersebut, tidak mau berkomentar kepada wartawan.

“Yang lebih berwenang Bapak Kepala Dinas Pertanian. Saya sih apa kata Beliau (Toto-Red) saja, karena saya pegawai bawahan,” tuturnya. (Satim)*** Foto-Foto : Satim

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template