CARI BERKAH KLIK DI SINI

2 Mei 2011

Pesantren Panji Gumilang Dikaitkan Dengan NII

Senin, 02 Mei 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

PANJI GUMILANG. (Foto : vivanews.com)

Pesantren Panji Gumilang

Dikaitkan Dengan NII

Al-Zaytun Diresmikan Habibie,

Simpan 250 M di Bank Century

* Al-Zaytun Kumpulkan 2 Ton Emas

INDRAMAYU – PESANTREN Ma’had Al-Zaytun sepertinya bukan pesantren biasa. Diresmikan Presiden BJ Habibie pada tahun 1999, pesntren ini juga sering dikunjungi pejabat dan politisi. Bahkan, pesantren ini dikabarkan punya investasi Rp 250 miliar di Bank Century. Pesantren ini, kini dikait-kaitkan dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Namun, bekas Wapres Jusuf Kalla punya pandangan berbeda. Berdasarkan pengalaman berkunjung di pesantren yang terletak di Indramayu, Jawa Barat ini, JK menilai, Al-Zaytun sebagai lembaga pendidikan biasa.

JK Mengaku tak tahu kalau Al-Zaytun ada kaitan dengan gerakan NII KW 9 (Komandemen Wilayah 9). “Saya tidak tahu, Al-Zaytun yang saya kunjungi adalah lembaga pendidikan,” kata JK, seusai menghadiri acara Haul 100 Tahun KH Wahid Hasyim di Aula Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, kemarin.

JK mengaku, dirinya pernah dua kali mengunjungi Al-Zaytun. Semua kunjungan ini dilakukannya saat dirinya menjabat sebagai Menko Kesra.

Selama ini dirinya sama sekali tidak curiga pada Al-Zaytun. Dia merasa tidak ada masalah dengan kunjungannya. Apalagi sepengetahuannya, Al-Zaytun diresmikan Presiden Habibie. “Semua orang ke sana. Kan itu (Al-Zaytun) diresmikan Pak Habibie,” imbuhnya.

Al-Zaytun memang sudah berdiri sejak tahun 1996 yang dipimpin oleh Abdulsalam Panji Gumilang. Pesantren yang diresmikan Presiden Habibie pada 27 Ahustus 1999. Namun, lanjutnya, kalau saat ini dicurigai ada gerakan NII pada Al-Zaytun, harus ditindak. Jika tidak, gerakan ini bisa merebak jadi lebih besar.

“Jika memang ada pemikiran yang keliru di situ, harus diluruskan. Dan kalau ada tindakan yang berbahaya harus ditindak dengan hukum,” tandasnya.

Peneliti Sejarah Darus Islam /NII Sholahudin mengatakan, Al-Zaytun memang punya kedekatan tersendiri dengan politik dan tokoh-tokoh penting di negeri ini. Selama ini tokoh-tokoh besar sering berkunjung ke sana.

Bukti kedekatan nyata Al-Zaytun pada dunia politik, bisa dilihat dalam Pilpres 2004. “Saat itu, 100 persen warga Al-Zaytun memilih Wiranto. Ini agak aneh kalau tidak ada kedekatan Al-Zaytun dengan calon tersebut,” katanya dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.

Al-Zaytun juga sering menerima bantuan dari tokoh-tokoh penting. Keluarga Cendana bahkan pernah menyumbang ke Al-Zaytun sampai Rp 5 miliar. “Makanya, di Al-Zaytun ada satu ruangan yang diberi nama M. Soeharto,” imbuhnya.

Al-Zaytun juga punya aset yang begitu besar. Saat ini, kata Sholahudin, aset Al-Zaytun mencapai ratusan miliar. Hal itu bisa dilihat dari luas lahan yang dikuasai dan bangunan yang ada.

Al-Zaytun juga sempat menginvestasi asetnya sebanyak Rp 250 miliar di Bank Century. Uang itu, jelas Sholahudin, berasal dari pengumpulan emas semua warga Al-Zaytun. Emas ini dikumpulkan selama 1995-2000. Dalam rentang waktu ini, terkumpul emas sebanyak 2 ton.

“Setelah dikonversikan, dari 2 ton emas ini diperoleh Rp 250 miliar. Karena ada kedekatan antara Panji Gumilang dengan Robert Tantulat, maka diinvestasikannya uang ini ke bank Century,” jelasnya.

Namun gara-gara kasus penipuan yang dilakukan Robert Tantular di Century, nasib uang ini jadi tidak jelas. Hal ini ditambah dengan investasi Panji dalam peternakan sapi gagal.

Kondisi inilah yang memaksa Al-Zaytun untuk mencari sumber dana lain. Caranya, dengan melakukan rekrutmen untuk NII secara besar-besaran. Mereka direkrut untuk mencari dana. “Mereka berpikir, semakin banyak anggota, akan semakin banyak dana yang bisa diperoleh. Makanya, mereka melakukan rekrutmen besar-besaran,” imbuhnya.

Dalam pencarian dana ini, lanjutnya, NII tidak hanya mengandalkan infak anggotanya. Mereka juga menjaring dana dari masyarakat. Bisa dengan kedok sumbangan untuk anak yatim atau panti asuhan tertentu.

“Saya curiga, para mahasiswa yang diculik itu disebar ke daerah untuk cari sumbangan. Mereka disebarkan masjid-masjid, toko-toko, Pom bensin dengan untuk minta sumbangan pada masyarakat. Makanya, kita harus waspada, jangan-jangan sumbangan kita mengalir ke mereka,” katanya.

Ada beberapa ciri yang membedakan yayasan NII dibanding yayasan lain. Biasanya, yayasan NII menggunakan logo bintang segi enam, bola dunia Indonesia yang di atasnya ada bendera merah putih. “Kalau ada logo itu, patut diduga yayasan itu milik NII,” tukasnya.

Namun begitu, Sholahudin memastikan NII tidak ada kaitan sama sekali dengan aksi teror yang selama ini terjadi. Sebab, teror bukan termasuk salah satu bentuk modus NII untuk mewujudkan cita-citanya.

“Mereka tidak akan berani melakukan teror. Sebab, kalau mereka diusut, aset mereka yang ratusan miliar di pesantren Al-Zaytun bisa habis disita. Tujuan mereka hanyalah untuk penggalangan dana sebesar-besarnya,” jelasnya.

Sholahudin mengakui, memang selama ini beberapa anggota NII yang menjadi pelaku teror, seperti Hambali dan Hery Gulum. Namun, dipastikan di NII tidak ada pengkaderan untuk jadi teroris.

“Mereka ini adalah orang kecewa pada Panji Gumilang yang banyak bergaul dengan politisi. Akhirnya mereka keluar dan membuat aksi teror. Sementara di NII-nya tidak ada. NII hanya berorientasi untuk penggalangan dana sebesar-besarnya,” tandas Sholahudin. (Usu)***

Source : Rakyat Merdeka, Minggu, 1 Mei 2011 (Hal. 1 dan 9). Foto-foto : tvone.com, vivanews.com, dan okezone.com

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template