CARI BERKAH KLIK DI SINI

16 April 2011

Bom Bunuh Diri di Masjid Mapolresta Cirebon : Polisi Bisa Identifikasi Pelaku

Sabtu,
16 April 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Polisi Bisa Identifikasi Pelaku

CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Hingga Jumat (15/4) malam, polisi masih berupaya mengungkap motif aksi bom bunuh diri di dalam Masjid Adz-Dzikro di lingkungan Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jawa Barat. Namun, polisi memastikan bisa segera mengidentifikasi karena wajah orang yang tewas dan diduga pelaku peledakan utuh tidak terluka.

Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, kepada pers di Markas Polres Kota Cirebon, Jumat sore, menjelaskan, insiden ledakan bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 12.20 saat shalat Jumat baru akan dimulai. ”Mohon kesabarannya, kami tengah menyelidiki dan menyidik. Mudah-mudahan segera terungkap semuanya,” kata Timur.

Kepala Bagian Perencanaan Polres Kota Cirebon Komisaris Sutisna, saat ditemui di RS Umum Pertamina Cirebon, mengatakan, ”Wajah orang itu bisa diidentifikasi karena wajahnya tidak mengalami luka. Orang itu luka di bagian perut, hampir bolong.” Hal senada dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.

Timur menegaskan, polisi segera memperketat pengamanan di seluruh areal kepolisian.

Dr Nurjati, dokter di RS Pelabuhan Cirebon, yang merawat 28 korban ledakan, menuturkan, sebagian besar korban luka parah akibat serpihan logam, paku, dan baut. Hingga Jumat malam, jumlah korban yang menjalani rawat inap 22 orang, sedangkan enam orang menjalani rawat jalan. Korban luka termasuk Kepala Polresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco.

Jenazah seorang pria yang diduga pelaku peledakan, menurut Timur, kemarin langsung dikirim ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta, untuk penyidikan.

Ledakan terjadi setelah khatib baru saja menyelesaikan khotbahnya. Dari baris ketiga, mendadak terdengar ledakan bom yang diduga disembunyikan di balik baju salah seorang jemaah. Akibat ledakan itu, kaca-kaca jendela masjid pecah dan sebagian atap masjid berlubang terkena letupan bom.

”Ada 28 korban luka-luka dan satu korban meninggal dunia. Polisi menduga kuat, satu-satunya korban meninggal adalah pelaku bom tersebut. Bom itu ditempatkan di badan pelaku, tetapi kami belum tahu bentuk dan jenisnya,” kata Timur.

Korban meninggal yang diduga sebagai pelaku itu diperkirakan berusia 25-30 tahun dengan tinggi 170 sentimeter. Jenazah korban yang belum bisa diidentifikasi langsung dikirim ke RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 16.23. ”Korban luka parah di bagian atas perut sebelah kanan,” ujar Timur.

Bertingkah aneh

Ajun Inspektur Satu M Sukrim yang pada saat kejadian berada satu baris dengan pelaku menuturkan, pelaku sejak awal bertingkah aneh. Ia duduk di dekat pintu sekalipun bagian tengah masjid masih kosong. ”Saat khatib ceramah (khotbah), dia tidak memerhatikan dan justru mencari sandaran dekat tiang. Tetapi, saat akan mulai shalat, dia mendadak pindah posisi menuju ke tengah,” kata Sukrim.

Sesaat setelah bom meledak, suasana langsung panik dan banyak anggota jemaah yang keluar masjid karena khawatir ada bom susulan. ”Samping kanan saya sudah banyak anggota jemaah bergelimpangan dan mengerang kesakitan. Paku-paku menempel di lengan rekan saya, Heri,” katanya, yang juga mengalami luka ringan.

Akibat ledakan itu, Sukrim mengeluhkan telinga kanannya yang terus berdengung. ”Saya agak susah mendengar.”

Pelaku datang ke masjid dari arah samping, mengenakan kopiah dan jaket warna hitam. Polisi memastikan pelaku bukan dari unsur kepolisian, melainkan warga umum yang menumpang shalat di masjid polres.

Paku menancap

Polisi menjelaskan, ledakan bom bunuh diri itu melukai sejumlah perwira Polres Kota Cirebon, termasuk Kepala Bagian Administrasi Komisaris Suhadi dan Kepala Satuan Intelijen Ajun Komisaris Singgih. Selain itu, ada korban luka Ustaz Abas dan satu anggota masyarakat lain. Herukoco mengalami luka di punggung akibat serpihan paku dan baut. Suhadi luka parah di bagian lengan kiri dan leher akibat serpihan logam dan tancapan paku. Adapun Singgih mengalami luka di leher dan kaki.

Korban saat ini dirawat di dua rumah sakit, yakni 21 orang di RS Pelabuhan Cirebon dan satu orang di RSU Pertamina Cirebon, yakni Herukoco.

Hingga pukul 19.30, dokter berupaya mengeluarkan paku yang menancap di punggung Herukoco. Direktur RSU Pertamina Cirebon Zaenal Arifin memperkirakan, ada 4 paku dan 20 mur menancap di badan Herukoco. Operasi itu sendiri berlangsung sejak pukul 15.00. Setelah konferensi pers, Kapolri menjenguk Herukoco dan korban lain.

Komisaris Sutisna menambahkan, orang yang diduga pelaku itu duduk pada baris keempat. Saat shalat hendak dimulai, ia lalu maju ke baris kedua mendekati posisi Kapolresta. Selain melukai 28 orang, ledakan membuat atap masjid bolong dan kaca-kaca berantakan.

Sehubungan dengan kejadian itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, kepada pers di Jakarta, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pemerintah mengecam keras perbuatan yang tidak berperikemanusiaan ini. ”Seluruh masyarakat Indonesia juga menyesalkan dan mengutuk perbuatan ini,” kata Djoko.

Tokoh ulama Cirebon, KH Maman, mengatakan, bom bunuh diri itu merupakan tindakan terencana. Pasti ada auktor intelektualis di balik aksi itu. Presiden harus mengungkap pelaku dan dalang di balik peristiwa ini.

Kepala BNPT Ansyaad Mbai menilai, dari rekam jejaknya, kelompok aksi bunuh diri itu diduga adalah kelompok yang sebelumnya pernah beraksi. ”Aparat keamanan akan lebih mudah mengusut aksi peledakan itu karena jasad korban tewas dan diduga pelaku masih utuh,” kata Ansyaad.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj mengecam keras aksi peledakan bom itu. Pemerintah dan aparat kepolisian diminta segera mengusut tuntas tragedi itu dan menyeret pelakunya ke pengadilan. ”Bom bunuh diri di Cirebon adalah perbuatan biadab. Semua bom dengan tujuan membunuh atau melukai manusia itu dilarang Islam, apalagi di masjid saat shalat Jumat. Itu seperti menantang,” kata Said Aqil Siradj. (REK/WIE/ELD/FER/IAM/ NWO/ONG/WHY/RAY)***

Source : Kompas, Sabtu, 16 April 2011

KOMENTAR

Ada 11 Komentar Untuk Artikel Ini.


  • Ryan Hidayat

Sabtu, 16 April 2011 | 13:36 WIB

yang seharusnya di bom itu para yahudi2 yg menyrg warga gaza...bukan warga inodonesia yg sesama muslim jg

Balas tanggapan


  • dheky muslikin

Sabtu, 16 April 2011 | 10:07 WIB

waduh betul-betul tercela perbuatan pengeboman didlam masjid.Polisi harus kerja keras untuk menemukan kelompok siapa dan apa motifnya.Bisa jadi ini kelompok yang sakit hati degan polisi atau kelompok yang mengambil kesempatan saat sebagian orang islam menuntut pembubaran aliran sesat.Semoga pak polisi segera menemukan pelakunya.

Balas tanggapan


  • Henky Usmany

Sabtu, 16 April 2011 | 13:02 WIB

apa mungkin pengalihan isu dari melinda kali ???

Balas tanggapan


  • Oggy C

Sabtu, 16 April 2011 | 09:56 WIB

Bukan hanya pemerintah. Negara perlu dukungan kita. Jangan demonstrasi kalo basyir dihukum.

Balas tanggapan


  • wisnu batara

Sabtu, 16 April 2011 | 09:25 WIB

Benar-benar keterlaluan dan biadab pelaku pemboman ini, sholat jum'at yang hukumnya Sangat Sangat Wajib bagi umat Muslim (terutama pria muslim) dijadikan arena uji coba mencabut nyawa, pemerintah harus dapat mengungkap masalah ini dan memberikan keterangan kepada publik tentang siapa dalang dibalik peristiwa ini.

Balas tanggapan


  • Joseph Sassung

Sabtu, 16 April 2011 | 09:23 WIB

Saya pikir pelaku bom diri ini adalah manusia-manusia Indonesia yang lagi stress melihat kondisi Indonesia yang amburadul ini. Oleh karena itu wahai . . anggota dewan terhormat anda menjadi anggota dewan oleh karena rakyat. Perhatikan rakyat yang masih susah dan menderita, brikan hak dan jatah mereka secukupnya, mereka tidak minta yang berlebih seperti anggota dewan serta jangan hanya GEDUNG MEWAH yang dipikirkan.

Balas tanggapan


  • As'ad Choirudin

Sabtu, 16 April 2011 | 09:09 WIB

intelegen,,,,,,,,,,masak terperosok ke lubang yang sama. berkali-kali pula........

Balas tanggapan


  • Henky Usmany

Sabtu, 16 April 2011 | 13:01 WIB

pak polisi..., kalau lagi kerja jangan ngomong terus di media... nanti dalangnya kabur pak!

Balas tanggapan


  • Fitriana Mulyani

Sabtu, 16 April 2011 | 08:42 WIB

astagfirulloh..... ternyata walaupun kita sudah mempunyai Pancasila sebagai dasar idealisme kehidupan berbangsa, tetap saja ada orang-orang yg tidak bertangggung jawab dan ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan yg sudah terjalin. keberagaman budaya, adat istiadat dan agama!!! ingatlah pancasila no 3 yaitu "Persatuan dan Kesatuan Indonesia". mereka adalah musuh di dalam selimut yang berlindung terhadap ideologi sesat yg mereka anut.

Balas tanggapan


  • Leo Agung Christanto

Sabtu, 16 April 2011 | 08:18 WIB

waduh...bom lagi dah....siapa sih yg suka mainan bom....lacak donk....

Balas tanggapan


  • agus sugihanto

Sabtu, 16 April 2011 | 07:32 WIB

bom lagi...bom lagi,pemerintah terlalu lembek

Balas tanggapan

TERORISME : Pers Berperan Penting dalam Deradikalisasi

Sabtu,
16 April 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

TERORISME

Pers Berperan Penting

dalam Deradikalisasi

JAKARTA, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Peran pers dinilai sangat penting untuk ikut melakukan upaya deradikalisasi dan mengurangi ideologi terorisme berkembang. Pers diharapkan dapat membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat di segala lapisan untuk menyadari bahaya terorisme sehingga terorisme tidak berkembang.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian RI Komisaris Besar Boy Rafli dalam diskusi dan peluncuran buku berjudul Panduan Jurnalis Meliput Terorisme yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Kamis (14/4). Tampil sebagai pembicara adalah pengamat terorisme Andi Widjajanto, anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo, dan wartawan Tempo, Budi Setyarso.

”Kita berharap teman media dapat membangun kemampuan masyarakat untuk tidak terpengaruh indoktrinasi terorisme sehingga terorisme tidak berkembang,” kata Boy. Pemberitaan, tulisan, atau opini di media perlu diarahkan untuk menjaga pola pikir masyarakat agar tidak terpengaruh oleh doktrin terorisme.

Boy mengingatkan, kalangan kelompok radikal atau teroris juga dapat memanfaatkan media untuk melakukan propaganda. Oleh karena itu, media atau pers pun harus lebih berhati-hati dalam memberitakan terorisme.

”Pemberitaan bisa membangun solidaritas mereka dan menebar ketakutan atau teror di kalangan masyarakat,” kata Boy. Andi mengatakan, pusat kekuatan terorisme di Indonesia terletak pada ideologi, selain jejaring dan kepemimpinan. Kalau pusat kekuatan terorisme terletak pada ideologi, deradikalisasi semakin sulit. Alasannya, ideologi selalu ditanamkan dari generasi ke generasi di kalangan teroris.

Boy menambahkan, deradikalisasi memang harus dilakukan oleh semua komponen bangsa, baik pers, kepolisian, instansi atau kementerian terkait, maupun lapisan masyarakat. Perbaikan di bidang ekonomi juga menjadi penting untuk mendukung program deradikalisasi kelompok radikal atau teroris.

Agus Sudibyo menilai, dalam peliputan, termasuk peliputan terorisme, kejujuran kalangan pers terhadap pembaca sangat penting. Ia mengingatkan, jangan sampai pers dalam melakukan peliputan melakukan rekayasa terhadap fakta yang disampaikan kepada publik. Misalnya, melakukan rekayasa pengambilan gambar saat peliputan. (FER)***

Source : Kompas, Sabtu, 16 April 2011

KPK Geledah Kantor Bupati

Sabtu,
16 April 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

KPK Geledah Kantor Bupati

MANADO, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (15/4), menggeledah Kantor Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di Amurang, Sulawesi Utara, terkait dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2006-2007 senilai Rp 40 miliar.

Setelah penggeledahan, belasan pejabat dan mantan pejabat pengelola Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) juga dimintai keterangan. Hingga Jumat petang, pemeriksaan masih berlangsung di lantai tiga Kantor Inspektorat Sulawesi Utara di Manado.

Kepala Inspektorat Sulawesi Utara Jeffry Korengkeng membenarkan kehadiran anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam tugasnya memeriksa dugaan korupsi Pemkab Minsel. Menurut dia, tim KPK sudah berada di Manado sejak Senin lalu dan melakukan pemeriksaan terhadap para pejabat.

”KPK hanya minta izin meminjam ruangan kepada kami. Selebihnya saya tidak tahu,” katanya.

Pemeriksaan di kantor Inspektorat itu berbeda dengan pemeriksaan sejumlah kasus dugaan korupsi oleh Wali Kota Manado dan Wali Kota Tomohon. Ketika itu pemeriksaan dilakukan di Kantor Kepolisian Daerah Sulut di Manado.

Dalam kasus terakhir, dugaan korupsi terjadi pada masa pemerintahan Bupati Ramoy Markus Luntungan, yang mengakhiri tugas Agustus 2010.

Akan tetapi, Ramoy enggan berkomentar mengenai pemeriksaan oleh KPK. Tahun 2010, Ramoy yang berpasangan dengan Hamdi Paputungan diusung PDI Perjuangan gagal dalam Pilkada Gubernur Sulut. ”Saya no comment,” kata Ramoy.

Kedatangan sembilan petugas KPK di Kantor Pemerintah Kabupaten Minsel, sekitar 90 kilometer dari Manado, mengagetkan para pegawai. Penggeledahan ruangan Dinas Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset yang berada di lantai satu, menjadi tontonan para pegawai.

Utang Rp 41 miliar

Bupati Minsel Teti Paruntu mengatakan, pemeriksaan itu terkait laporan masyarakat tentang penyelewengan dana APBD tahun 2006, 2007, dan 2008. Sebelumnya, KPK telah memeriksa pejabat Pemkab Minsel awal tahun 2010. ”Jadi ini pemeriksaan lanjutan, mengambil bukti dokumen,” kata Paruntu.

Sekretaris Daerah Pemkab Minsel Jemmy Kairupan menambahkan, 14 pejabat Minsel telah diperiksa KPK secara maraton. Antara lain Kepala Dinas Pertambangan Pengky Terok, yang pada tahun 2006 menjabat Kepala Bagian Umum.

Juga diperiksa mantan Kabag Keuangan James Tombokan dan Kepala Dinas Keuangan Pendapatan dan Aset Boy Pandeiroth.

Menurut Kairupan, laporan BPK atas pemeriksaan APBD Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan 2006 sampai 2009 bernilai buruk dan terjadi tambal sulam anggaran. Bahkan, tahun 2009 pengelolaan keuangan dinyatakan amburadul.

Dampak dari pengelolaan keuangan amburadul di dirasakan oleh Bupati Paruntu. Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan kini mengalami kesulitan keuangan dan memiliki utang Rp 41 miliar pada pihak ketiga.

”Ada banyak proyek pembangunan yang sudah dikerjakan oleh pihak ketiga tetapi belum dibayar. Akhirnya menjadi utang pemkab,” katanya. (ZAL)***

Source : Kompas, Sabtu, 16 April 2011

KEUANGAN DAERAH : Kejanggalan Ditemukan di RAPBD Aceh

Sabtu,
16 April 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

KEUANGAN DAERAH

Kejanggalan Ditemukan di RAPBD Aceh

BANDA ACEH, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Setelah terkatung-katung tanpa kejelasan, Jumat (15/4), Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Aceh 2011 akhirnya disetujui semua fraksi di DPR Aceh. Fraksi-fraksi di DPR Aceh dalam pendapat akhir mengungkapkan berbagai persoalan tentang kejanggalan RAPBD dan berbagai hal terkait keterlambatan pengesahan.

Aceh adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang hingga kini belum menyerahkan APBD 2011 kepada pemerintah pusat. Akibat keterlambatan itu, pemerintah pusat menunda penyaluran dana alokasi umum dan otonomi khusus, masing-masing sebesar 25 persen dan 30 persen. Tanggal 15 April 2011 ini adalah hari terakhir yang diberikan pemerintah pusat terhadap pembahasan RAPBD Aceh 2011.

Rapat paripurna pandangan umum fraksi atas RAPBD Aceh 2011 di Gedung DPRD Aceh, diwarnai unjuk rasa puluhan mahasiswa di Banda Aceh. Para mahasiswa menuntut APBD Aceh 2011 segera dituntaskan.

Dalam RAPBD Aceh 2011 disepakati plafon belanja anggaran sementara Rp 7,95 triliun atau naik Rp 1,1 triliun dari tahun 2010. Pendapatan disetujui Rp 7,06 triliun. Dengan demikian, terjadi defisit Rp 885,3 miliar. Defisit ditutup dengan sektor pembiayaan Rp 885,3 triliun.

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Tanwir Mahdi, dalam pandangan umumnya menyampaikan, untuk menutup kebutuhan anggaran, Pendapatan Asli Daerah 2011 Aceh hanya ditargetkan Rp 802,4 miliar. Jumlah itu untuk menutup kebutuhan aparatur saja belum cukup. Belanja aparatur menjadi pengeluaran terbesar dalam APBD Aceh 2011 yaitu Rp 1,17 triliun, atau meningkat dari 2010 sebesar Rp 1,14 triliun.

Fraksi Partai Demokrat juga menemukan beberapa kejanggalan, pemborosan, dan penyimpangan dalam RAPBD 2011. Pengadaan perlengkapan gedung kantor Rp 693 juta untuk kegiatan praktik gedung UPTB di Bireun, ternyata gedungnya belum selesai. ”Kegiatan-kegiatan ini harus ditunda,” katanya.

Kejanggalan lain adalah adanya nomenklatur program penanggulangan kemiskinan Rp 22,4 miliar, tetapi kegiatannya hanya pembangunan fisik kantor keuchik (kepala desa).

M Ramli Sulaiman dari Fraksi Partai Aceh, mengungkapkan, besarnya anggaran untuk infrastruktur dalam APBD Aceh 2011 ternyata belum banyak berdampak terhadap pembenahan infrastruktur di Aceh. (HAN)***

Source : Kompas, Sabtu, 16 April 2011

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template