CARI BERKAH KLIK DI SINI

29 Juli 2010

INDIKATOR PILKADA INDRAMAYU

Indikator

Partisipasi Pemilih Indramayu Rendah

Meski tujuh dari setiap 10 penduduk Kabupaten Indramayu berhak menggunakan hak pilih pada 18 Agustus 2010, pemilu kepala daerah itu tetap dibayangi rendahnya partisipasi pemilih. Pada pemilu sebelumnya partisipasi masyarakat Indramayu selalu lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Jawa Barat.

Merujuk data Komisi Pemilihan Umum Indramayu, terdapat 1.335.036 orang yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada pilkada 2010. Jumlah tersebut meningkat 1,4 persen daripada DPT pilpres 2009.

Peningkatan jumlah pemilih tidak serta-merta mendongkrak pastisipasi pemilih. Pada empat pemilu sebelumnya partisipasi pemilih Indramayu rata-rata hanya 68,3 persen, sementara rata-rata Jabar 72,6 persen. Hal itu mengindikasikan masyarakat Indramayu kurang antusias terlibat dalam urusan politik dibandingkan dengan daerah lain di Jabar.

Rendahnya partisipasi pemilih dikhawatirkan juga terjadi pada pilkada mendatang yang diikuti enam pasangan calon. Pada pilkada 2005 partisipasi pemilih hanya 70,41 persen, padahal diikuti tiga pasangan calon. (ERI/LITBANG KOMPAS)***

Source : Kompas, Rabu, 28 Juli 2010 | 18:00 WIB

PILKADA INDRAMAYU : Saatnya Melihat Gajah Tanpa Penutup Mata

PILKADA

Saatnya Melihat Gajah Tanpa Penutup Mata

Ketika enam orang diminta mendeskripsikan gajah, tanpa boleh melihat dan hanya diizinkan merabanya di satu bagian, bentuk gajah bisa bermacam-macam.

Dari perbedaan pendapat soal bentuk gajah, bisa dilihat, untuk menuntaskan masalah butuh banyak informasi. Data dan informasi inilah yang perlu dimiliki para calon pemimpin Indramayu yang sebentar lagi dipilih rakyatnya.

Muhidi, ketua kelompok tani di Sukra, mengatakan, siapa pun bupati dan wakil bupati yang terpilih sepatutnya mencurahkan perhatian yang besar pada sektor pertanian, baik pertanian sawah maupun hortikultura. "Kesalahan besar jika pemimpin Indramayu tidak memerhatikan pertanian. Sebab, pertanian itu tulang punggung pembangunan di Indramayu," ujar Muhidi, Selasa (27/7).

Selama ini lembaga pertanian belum berfungsi maksimal membantu petani hidup lebih sejahtera. Program pemberdayaan petani juga masih setengah hati. Seharusnya, kata Muhidi, petani yang sudah mandiri tetap didukung dan petani yang belum maju dibina. Jangan malah membina petani yang hanya dekat dengan pejabat.

Sementara itu, Rokhim, pengajar tari tradisional di kota Indramayu, meminta calon bupati selanjutnya memerhatikan pengembangan seni dan kebudayaan Indramayu. Selama ini dana yang disediakan pemerintah daerah, Rp 300 juta per tahun, tidak cukup untuk promosi sekaligus mengembangkan kesenian lokal, apalagi menggali kesenian tradisional yang hampir, bahkan sudah punah.

"Paling tidak butuh anggaran 10 kali lipat dari yang disediakan saat ini. Sebab, anggaran pengembangan kesenian dan budaya di Kabupaten Cirebon saja mencapai Rp 3 miliar. Kalau anggarannya terbatas, bagaimana seniman Indramayu bisa hidup sejahtera," kata Rokhim.

Pekerjaan rumah

Masih banyak masalah yang menjadi pekerjaan rumah calon bupati dan wakil bupati yang akan dipilih rakyat Agustus nanti. Soal sarana pendidikan yang minim, tingginya angka kemiskinan, dan ketergantungan masyarakat menjadi buruh migran adalah tanggung jawab siapa saja yang nanti terpilih.

Dengan sumber pendapatan asli daerah yang hanya berkisar Rp 90 miliar per tahun, dibutuhkan keseriusan pemimpin daerah. Sebab, kebutuhan anggaran per tahun Indramayu mencapai Rp 1 triliun. Jika calon pemimpin hanya berpikiran balik modal, semua harapan rakyat dan kesejahteraan penduduk tak akan terwujud.

Akhirnya, setelah enam orang itu diminta membuka penutup mata, baru disadari bahwa mereka butuh membuka mata lebar-lebar untuk melihat bagaimana bentuk gajah itu sejatinya. Rakyat Indramayu pun berharap, siapa pun pasangan calon yang menang bisa melihat semua masalah dan mencari solusi terbaiknya tanpa tebang pilih. (Timbuktu Harthana)***

Source : Kompas, Rabu, 28 Juli 2010 | 18:09 WIB

PILKADA INDRAMAYU : Biaya Kampanye Rp 12 Miliar

Biaya Kampanye Rp 12 Miliar

INDRAMAYU - Biaya kampanye yang dikeluarkan semua pasangan calon dalam pemilu kepala daerah Kabupaten Indramayu 2010 diperkirakan mencapai Rp 12 miliar. Dana tersebut tersedot untuk pembuatan atribut kampanye hingga pengumpulan suara dari calon pemilih.

Pemerhati politik Universitas Wiralodra Indramayu, Nanang Carsana, menghitung, biaya kampanye yang dianggarkan tiap pasangan calon berkisar Rp 2 miliar. Namun, dalam praktiknya, dana yang dikeluarkan bisa lebih besar. Sebab, wilayah Indramayu yang luas serta sempitnya waktu kampanye mengharuskan tim sukses membuat produk kampanye yang paling efektif mendatangkan dukungan suara.

Oleh karena itu, dana yang dibutuhkan lebih banyak. Dari enam pasangan calon yang bersaing, sedikitnya akan terjadi perputaran dana kampanye Rp 12 miliar selama sebulan terakhir. "Untuk pemilihan kepala desa saja seorang calon kuwu (kepala desa) bisa mengeluarkan Rp 100 juta-Rp 500 juta. Kalau bupati, pasti lebih besar," ujar Nanang, Selasa (27/7).

Menurut Ruswa, Ketua Tim Sukses Pasangan Uryanto Hadi-Abas Abdul Jalil, dana kampanye yang disiapkan Rp 1 miliar-Rp 3 miliar. Dana sumbangan partai politik pengusung dan donatur yang peduli perubahan dipakai untuk pembuatan atribut kampanye, sosialisasi, operasionalisasi, dan saksi pada hari pemungutan suara.

Besarnya dana sumbangan kampanye dari enam parpol pendukung tak sama. Sebab, setiap parpol memberikan kontribusi dengan cara masing-masing, baik berupa uang maupun keterlibatan memenangkan pasangan calon. "Sumbangan tidak hanya dilihat dari uangnya, tetapi keterlibatannya. Terlibat saja sudah mengeluarkan biaya," kata Ruswa.

Ketua Divisi Sosialisasi dan Kampanye Komisi Pemilihan Umum Indramayu Markatab menyebutkan, dana kampanye yang digunakan tiap pasangan calon tidak dibatasi. Namun, dana sumbangan dari setiap donatur dibatasi. Sumbangan dari perseorangan maksimal Rp 50 juta, sedangkan dari parpol atau badan hukum swasta paling banyak Rp 350 juta.

Politik uang

Kecenderungannya, pengeluaran dana kampanye pasangan calon yang diusung parpol lebih banyak. Kondisi ini menunjukkan bahwa biaya politik dan berdemokrasi di Indonesia masih mahal. Salah satu penyebabnya, tingkat pendidikan politik penduduk belum merata dan praktik politik uang masih membudaya.

Ketua Panitia Pengawas Pilkada Indramayu Sugeng Wahyudi mengakui, politik uang berkembang subur seiring dengan pragmatisme sikap pemilih, ditambah sebagian masyarakat belum sejahtera. Kebiasaan buruk beberapa kelompok masyarakat yang sengaja menjual suara demi kepentingan materi pun masih ada.

Upaya pencegahan politik uang, lanjut Sugeng, dilakukan Panwas, dari imbauan tertulis kepada semua pasangan calon hingga pengawasan ketat rekening dana kampanye setiap pasangan calon. "Selama ini yang dihukum hanya yang memberi uang, sedangkan yang menerima lolos dari tuntutan. Jika dua-duanya terkena sanksi, kemungkinan politik uang akan lebih kecil," ujarnya. (THT)***

Source : Kompas, Rabu, 28 Juli 2010 | 18:04 WIB

25 Juli 2010

Ambruk, Bangunan SMPN 3 Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

SEKOLAH AMBRUK – Dua lokal bangunan SMPN 3 Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, ambruk, Sabtu (24/7) malam sekitar Pukul 10.36 WIB. Tampak bangunan SMPN 3 Sindang yang roboh itu. Gambar diambil, Minggu (25/7) sore sekitar pukul 14.05 WIB. (Foto-foto : Satim) ***

Dua Lokal Bangunan SMPN 3 Sindang Ambruk

INDRAMAYU – Sabtu (24/7) malam, sekitar pukul 10.35 WIB, beberapa warga yang tengah berada di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu dibuat terkejut adanya suara gemuruh mirip bangunan roboh dari halaman sebelah. Belasan warga pun berdatangan ke lokasi kejadian. Dan ternyata, dua ruang belajar milik SMP Negeri 3 Sindang di Jalan Murah Nara, Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat ambruk malam itu juga. Padahal, malam itu tidak ada angin puting beliung atau bencana alam lainnya.

Rangka atas bangunan itu yang terbuat dari kayu meski tidak keropos diduga tak mampu menahan beban. Akibatnya, genteng dan rangka atas berikut atapnya ambrol dan berserakan di lantai. Sekitar ribuan genteng hancur bersamaan dengan terpatah-patahnya rangka atas sekolahan tersebut. Tidak ada korban jiwa, karena bangunan itu tidak sedang digunakan untuk belajar.

“Orang-orang yang ada di sekitar sini pada kaget dan berdatangan ke lokasi kejadian. Meski tidak ada korban jiwa, namun seisi bangunan itu pada rusak dan hancur,” kata Sawinto (52) didampingi Lingga (35), keduanya penjaga sekolah di SMPN 3 Sindang, Minggu (25/7) sore, sekitar pukul 14.05 WIB.

Keterangan yang dihimpun pendopoindramayu dari lokasi ambruknya dua ruang belajar siswa SMPN 3 Sindang itu menyebutkan, bangunan tersebut memang sudah lama berdiri. Namun pada tahun 2008 lalu, sudah mengalami renovasi total dengan mengganti rangka atap dan genteng sampai dengan dengan perbaikan tembok dan pengecatan. Dalam perjalannya, bangunan yang semula hanya satu ruangan untuk keterampilan siswa, dan kemudian disekat menjadi dua ruangan digunakan untuk ruang belajar siswa Kelas VII E itu, tiba-tiba ambruk.

Hanya belum diperoleh keterangan pasti, jumlah dana yang digunakan untuk merehabilitasi bangunan yang kini ambruk tersebut. Tapi beberapa sumber menerangkan, meski kerangka kayunya tidak ada yang keropos, diduga tidak kuat menahan beban sehingga ambrol dan menghantam tembok samping kanan sampai jebol dan nyaris runtuh. Dugaan lainnya, renovasi bangunan tadi disinyalir ada yang kurang beres, karena tidak ada tihang penyangga susuhunan di tengahnya, sehingga tidak bisa bertahan lama untuk menahan beban genteng dan plafon lainnya.

Sawinto menerangkan, seusai kejadian, ia langsung menghubungi Kepala Sekolah SMPN 3 Sindang, Drs. H. Faoji, dan memberitahukan tentang kejadian ambruknya dua lokal bangunan SMPN 3 Sindang.

“Malam itu juga, Pak Haji Faoji langsung datang dan melihat-lihat bangunan sekolahnya yang roboh. Kemudian Beliau langsung menghubungi pihak berwajib, dan melaporkan tentang kejadian robohnya dua lokal bangunan sekolah yang dipimpinnya. Tidak lama kemudian, Polisi pun datang melakukan olah TKP, dan langsung melingkarinya dengan garis polisi,” ujarnya.

Lingga dan Sawinto yang kebetulan tengah jaga malam, keduanya mengaku orang yang mengetahui adanya kejadian tersebut. “Saya dan Pak Sawinto malam Minggu (24/7) itu, memang tengah berjaga di depan sekolah. Saya juga ikut kaget begitu mendengar suara gemuruh ambruknya bangunan sekolah yang kami jaga ini,” ungkap Lingga.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala SMPN 3 Sindang, Drs. H. Faoji belum berhasil dikonfirmasi. Ketika pendopoindramayu menghubunginya via handphone, sedang tidak aktif. Sementara ambruknya bangunan sekolah milik SMPN 3 Sindang itu, diduga telah menambah jumlah bangunan sekolah yang terbilang baru, namun ambruk sebelum dimakan usia yang diduga karena sesuatu hal berkaitan dengan bangunan sekolah tadi.

Catatan pendopoindramayu , Selain SMPN 3 Sindang yang direnovasi pada tahun 2008 yang kemudian ambruk, dialami bangunan Akademi Keperawatan (Akper) Pemda Indramayu yang dibangun oleh kontraktor pada tahun 2008, lalu ambruk pada Kamis (31/12/2009) sekitar pukul 07.35 WIB. Kini, kasus ambruknya Akper Pemda Indramayu yang terbuat dari rangka baja ringan itu, tengah ditangani pihak Kejaksaan Negeri Indramayu. (Satim)**** Foto-foto : Satim

22 Juli 2010

Sukamto Dukung Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Indramayu Anna Sophanah-Supendi



















Istimewa

Akyadi Dukung Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Indramayu Anna Sophanah-Supendi

















Istimewa

19 Juli 2010

Pilkada Indramayu 2010 : Deklarasi Damai

Deklarasi Kampanye Damai

Pasangan Cabup Bergandeng Tangan

INDRAMAYU – Sebanyak enam pasang calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Provinsi Jawa Barat yang akan bertarung dalam pemilihan daerah (Pilkada) pada 18 Agustus 2010, menggelar Deklarasi Kampanye Damai di Mapolres Indramayu, Senin (19/7) sore. Mereka bertekad siap menjaga kekondusifan daerah dalam pelaksanaan kampanye dan pemilihan calon kepala daerah di Kota Mangga. Keenam pasangan calon bupati dan wakil bupati itu, yakni Api Karpi/Rawita, Toto Sucartono/Kasan Basari, Mulyono Martono/Handaru Wijaya Kusumah, Anna Sophana/Supendi, Gori Sanuri/Ruslandi, dan Uryanto Hadi/Abas Abdul Jalil. Acara Deklarasi Pilkada Damai itu diekspresikan oleh enam pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Indramayu dengan bergandeng tangan dan melepaskan burung merpati , konon, untuk melambangkan kebebasan berdemokrasi namun dengan santun dan saling menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya musim kampanye masing-masing calon, pada hari pencoblosan, maupun pasca Pilkada di Bumi Wiralodra tersebut. Tekad damai itu dikuatkan dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama semua pasangan calon Bupati/ Wakil Bupati Indramayu yang akan bertarung dalam pengumpulan suara pemilih pada 18 Agustus 2010. Mereka juga menyatakan siap menang dan siap kalah.(Satim)*** Foto-foto : Satim/Saprorudin

9 Juli 2010

Provinsi Jabar Bantu Miliaran Rupiah Bangun TPA Pecuk Indramayu

Pengelolaan Sampah TPA Pecuk

Tengah Dibangun

INDRAMAYU – Pengelolaan sampah yang bernuansa sanitasi lingkungan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pecuk, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, tengah dibangun. Pembangunannya dimulai awal Juli 2010. Proyek yang didanai Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu, konon, seluas sekitar 15 meter persegi dengan menelan duit negara sekitar Rp 3 miliar lebih.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu, Heri Hielman mengatakan, pihaknya selama pengerjaan proyek itu tidak punya wewenang apa-apa. “Kewenangan ada pihak Provinsi Jawa Barat, bukan di kantor kami. Tempat pembangunannya memang di wilayah kami, tapi selama pembangunan proyek itu masih menjadi kewenangan Provinsi Jabar. Ke depan baru diserahkan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ini,” kata Heri Hielman kepada pendopoindramayu, di kantornya, Kamis (8/7) siang.

Dikatakan, pihaknya merasa berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan bantuan dengan membangun lokasi pengelolaan sampah yang modern dan memerhatikan sanitasi lingkungan yang ada di sekitarnya.

Sementara itu, pihak konsultan lapangan pembangunan proyek TPA Pecuk, H. Sudirja mengatakan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin dalam membangun lokasi pengelolaan sampah di TPA Pecuk itu.

“Kami mengawasi secara ketat, agar pelaksanaan proyeknya tidak melanggar bestek, sehingga hasilnya bagus dan memuaskan pihak pemerintah maupun masyarakat di Indramayu ini,” ujarnya, Kamis (8/7) sore di lokasi TPA Pecuk itu. (Satim)***

Seabrek Korban Penipuan CPNS

Seabrek Korban Penipuan CPNS

INDRAMAYU, Inti Jaya – Praktek percaloan penerimaan Calon Pegawai Ngeri Sipil (PNS) di Kabupaten Indramayu marak terjadi. Disinyalir, sebagian peserta tes CPNS tahun lalu menggunkan jasa oknum tertentu yang dipercaya sebagai perantara untuk mengkondisikan hasil seleksi agar dapat lulus.

Dari hasil penelusuran ke berbagai sumber, diindikasikan terdapat jaringan percaloan CPNS yang melibatkan para PNS di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik). Diantaranya Kepala Sekolah (Kepsek).

Percaloan CPNS ini ternyata rawan penipuan. Pasalnya, mereka yang meminta bantuan jasa perantara itu terlebih dahulu harus menyetorkan uang, namun ternyata banyak diantaranya yang tidak lulus.

Mereka yang terlanjur menyerahkan uang tetapi tidak lulus seleksi CPNS, tak pelak menjadi korban penipuan. Akibatnya, beberapa Kepsek terpaksa berurusan dengan pihak korban yang menuntut pengembalian uang.

Seperti yang terjadi pada oknum mantan Kepsek di salah satu SMP di Kecamatan Kroya berinisial Bud. Kendati sudah setahun berlalu, namun hingga kini Bud masih menanggung “hutang” kepada pihak-pihak korban.

Seorang dari banyak korban itu bernama Hasan, warga Desa Drunten Wetan, Kecamatan Gabus Wetan. Diperoleh informasi, Hasan menyetor Rp 65 juta kepada Bud setahun lalu.

Lantaran tidak lulus seleksi CPNS, Hasan meminta kembali uangnya kepada Bud. Kepsek salah satu SMP di Kroya yang kemudian berpindah di salah satu SMP di Kecamatan Bongas tersebut hanya sanggup mengembalikan Rp 50 juta kepada Hasan.

“Untuk pembayaran sisanya yang Rp 15 juta, ia (Bud) minta tempo,” tukas salah satu kerabat Hasan, sepekan lalu.

Hingga berjalan setahun, tepatnya 1 Juli kemarin, Bud baru membayari sisanya “Itu pun Cuma Rp 5 juta,” ujar kerabat Hasan.

Walhasil, hingga berita ini dirilis, Bud masih menanggung “hutang” Rp 10 juta kepada Hasan.

Nasib yang menimpa Hasan, dialami pula oleh Aliyah, warga Kecamatan Patrol yang mengaku sempat menyetorkan Rp 30 juta kepada Bud. Beruntung, uang sebanyak itu pada akhirnya dikembalikan penuh oleh Bud.

Diduga masih seabrek korban yang hingga kini belum jelas diketahui. Apakah uang mereka sudah dikembalikan ataukah belum ? (Siswo/MS)*** Sumber : Inti Jaya, Edisi 07 – 13 Juli 2010

Mutasi Pejabat Pemkab Indramayu, Membingungkan !

Mutasi Pejabat Pemkab Indramayu, Membingungkan !

INDRAMAYU, Inti Jaya – Mutasi pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu kembali terjadi. Untuk ke sekian kali, di tengah pelaksanaan tahapan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada), Pemkab melakukan rotasi dan promosi jabatan. Ditandai dengan dilantiknya 31 pejabat eselon II, III, dan IV serta seorang Kepala SD dan Pengawas SD oleh Bupati Indramayu, Irianto MS Syafiuddin, Jumat (2/7).

Sebelumnya, hampir sebulan lalu tepatnya Jumat (4/6), dilakukan pula mutasi besar-besaran meliputi 109 pejabat yang dirotasi termasuk yang mendapat promosi. Anehnya, diantara pejabat, khususnya eselon IV, yang belum genap sebulan dimutasi tersebut, beberapa diantaranya kembali ditarik ke jabatan semula, pada mutasi kali ini.

Diperkirakan, mutasi akan kembali terjadi sebelum memasuki masa kampanye, awal bulan depan. Hal itu menimbulkan pertanyaan berbagai kalangan, baik masyarakat pegawai maupun tokoh masyarakat. Mereka mempertanyakan urgensi atau kepentingan yang mendesak seperti apa, Sehingga Pemkab seolah “memburu waktu” sebelum habis masa jabatan bupati periode sekarang untuk melakukan rotasi dan promosi jabatan.

Sumber resmi Pemkab Indramayu menyebutkan, mutasi dilakukan sebagai upaya penyegaran, pembinaan, dan pengembangan karier dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah yang merupakan bagian dari integral dari upaya reformasi birokrasi guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

Namun seoran pemerhati masalah pemerintahan setempat, Fuzail Ayad Syahbana, justru mempersoalkan maksud dari mutasi 31 pejabat tersebut. Saat diwawancarai wartawan, Sabtu (3/7), Fuzail menyatakan, terdapat mutasi pada pos jabatan tertentu yang menunjukkan sikap inkonsistensi Pemkab dalam rangka penyegaran dan pengembangan karier.

Dicontohkan oleh Fuzail, ada pejabat setingkat Kepala Seksi (Kasi) yang belum lama dimutasi dari seksi tertentu ke salah satu seksi di dinas lain, tiba-tiba dimutasikan kembali ke pos semula. “Muncul pertanyaan, mutasi yang sebelumnya dalam rangka apa ? Kalau sekarang dikembalikan lagi ke pos semula, saya kira mutasi sebelumnya tak perlu dilakukan. Ini membingungkan !,” ujarnya.

Lebih jauh, mantan anggota DPRD Indramayu di zaman Orde Baru itu mensinyalir adanya kepentingan tertentu yang tidak sejalan dengan Good Governance yang melatarbelakangi mutasi pejabat kali ini. Bahkan menurutnya, ada indikasi “pemelintiran” wewenang oleh pejabat pembina kepegawaian, untuk tujuan di luar kepentingan pembinaan sesungguhnya terkait Good Governence tadi.

“Yang lebih mendesak, justru mutasi terkait keharusan dicopotnya sodara Supendi dari jabatan Sekda,” lanjut Fuzail.

Jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) yang hingga kini masih aktif dijalankan oleh Supendi, kandidat Calon Wakil Bupati dari Partai Golkar dipertanyakan oleh Fuzail. Pasalnya, ia telah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indramayu, 14 Juni lalu. (Siswo/MS)*** Sumber : Inti Jaya, Edisi 07 – 13 Juli 2010

2 Juli 2010

Bupati Indramayu Lantik 31 Pejabat Struktural dan Fungsional

Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) tengah melantik 31 pejabat eselon II, III, dan IV (kiri). Gambar kanan, Yance tengah bercengkerama dengan Muspida seusai acara pelantikan. (Foto-foto : Humas Pemkab Indramayu)***

Bupati Indramayu

Lantik 31 Pejabat Struktural dan Fungsional

INDRAMAYU – Bulan-bulan menjelang berakhirnya masa jabatan Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) selaku Bupati Indramayu, Provinsi Jawa Barat, tampaknya masih ada sejumlah pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu yang perlu dilakukan “penyegaran” jabatan. Bupati Yance pun masih punya kesempatan untuk melantik atau merotasi sejumlah pejabatnya dalam rangka “penyegaran” di lingkungan kerjanya masing-masing.

Nah, Jumat (2/7) siang, konsep mutasi pejabat yang bertajuk “penyegaran” itu dilakukan Bupati Yance dengan mengambil sumpah dan janji terhadap 31 pejabat struktural dan fungsional di lingkungan pemerintahannya. Menurut informasi dari Humas Pemkab Indramayu, acara pelantikan seperti itu seharusnya dilakukan pada Jumat pekan lalu. Namun karena Bupati Indramayu banyak kesibukan, sehingga diundur, dan baru bisa dilaksanakan pada Jumat (2/7) siang.

Dalam acara itu, Yance mengatakan, pejabat yang dilantik diminta harus melaksanakan pekerjaannya dengan penuh rasa tanggung jawab, berdedikasi tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Selain itu, peningkatan sumber daya manusia para pejabat juga sangat penting dalam era globalisasi ini,” kata bupati yang telah dua periode memimpin Kota Mangga Indramayu itu.

Menurut Yance, pelantikan itu sebagai upaya penyegaran, pembinaan, dan pengembangan karir dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang merupakan bagian integral dari upaya reformasi birokrasi guna mewujudkan tatanan Pemerintahan yang baik (Good Governance).

Sebanyak 31 orang pejabat Struktural dan Fungsional yang terdiri dari 4 orang Pejabat Struktural Esselon II (rotasi), 5 orang Pejabat Struktural Esselon III ( Rotasi dan Promosi), 19 orang Pejabat Struktural Esselon IV (rotasi dan promosi), 2 orang Kepala SDN (promosi, dan 1 orang Pengawas SD (rotasi).

Adapun 4 pejabat struktural esselon II yang di rotasi adalah Drs. H. Eddy Mulyadi S. MM dengan jabatan baru Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu menggantikan Drs. Umar Budi Karyadi. Sedangkan jabatan baru Umar Budi Karyadi sebagai Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Indramayu menggantikan Eddy Mulyadi.

Drs. Giri Priono, MM yang sebelumnya Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu, kini dipercaya sebagai Sekretaris DPRD Kabupaten Indramayu menggantikan Drs. Dono Djoenda Endo. Kemudian Dono Djoenda Endo dimutasi menggantikan kursi yang sebelumnya diduduki Giri Priono, yakni sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu.

Sedangkan Rotasi dan Promosi Pejabat Struktural Esselon III sebanyak 5 orang yaitu Kabag Humas dan Protokol, Ade Suhayati, SH, MSi dimutasi dengan jabatan barunya sebagai Kabag Umum pada Sekretariat DPRD Kabupaten Indramayu menggantikan Dra. Masayu Nurhayati Rony.

Kemudian, Masayu Nurhayati Rony dipercaya sebagai Kabag Humas dan Protokol pada Setda Kab. Indramayu. Selain itu, dr.H. Arif Yusuf , M.KM yang sebelumnya Kepala Puskesmas Sukra, kini menempati Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten indramayu.

Drs. Iwan Hermawan, MPd yang telah lama dijuluki “kreator” di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja setempat, sehingga kantor tersebut mengalami perkembangan dan kemajuan dalam penataan dan penempatan tenaga kerja, kini jabatan Iwan Hermawan yang sebelumnya Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Sosil,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu digantikan Dra. Nani Suwarni.

Jabatan Nani Suwarni Kepala Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Desa dan Kelurahan pada Badan Perdayaan Masyarakat dan Desa, saat ini dipegang Iwan Hermawan. “Apapun jabatannya, hal itu adalah amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,” ungkap Iwan seusai pelantikan dirinya.

Selain itu, masih ada dua Kepala Sekolah Dasar Negeri yang dilantik pada hari yang sama, yakni Suwandi, Kepala Sekolah SDN Lemah Ayu II Kertasemaya, dan Dudung sebagai Kepala Sekolah SDN Pondoh II Juntinyuat, serta satu orang pengawas Sekolah Dasar, Drs. H. Agus Sofyan, Msi.

Dalam Press release yang disampaikan Bagian Humas dan Protokol Pemkab Indramayu terkait acara pelantikan 31 pejabat eselon II, III, dan IV tersebut, Bupati Yance berpesan, agar para pejabat mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. (Satim)***

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template