CARI BERKAH KLIK DI SINI

29 Juli 2010

PILKADA INDRAMAYU : Saatnya Melihat Gajah Tanpa Penutup Mata

PILKADA

Saatnya Melihat Gajah Tanpa Penutup Mata

Ketika enam orang diminta mendeskripsikan gajah, tanpa boleh melihat dan hanya diizinkan merabanya di satu bagian, bentuk gajah bisa bermacam-macam.

Dari perbedaan pendapat soal bentuk gajah, bisa dilihat, untuk menuntaskan masalah butuh banyak informasi. Data dan informasi inilah yang perlu dimiliki para calon pemimpin Indramayu yang sebentar lagi dipilih rakyatnya.

Muhidi, ketua kelompok tani di Sukra, mengatakan, siapa pun bupati dan wakil bupati yang terpilih sepatutnya mencurahkan perhatian yang besar pada sektor pertanian, baik pertanian sawah maupun hortikultura. "Kesalahan besar jika pemimpin Indramayu tidak memerhatikan pertanian. Sebab, pertanian itu tulang punggung pembangunan di Indramayu," ujar Muhidi, Selasa (27/7).

Selama ini lembaga pertanian belum berfungsi maksimal membantu petani hidup lebih sejahtera. Program pemberdayaan petani juga masih setengah hati. Seharusnya, kata Muhidi, petani yang sudah mandiri tetap didukung dan petani yang belum maju dibina. Jangan malah membina petani yang hanya dekat dengan pejabat.

Sementara itu, Rokhim, pengajar tari tradisional di kota Indramayu, meminta calon bupati selanjutnya memerhatikan pengembangan seni dan kebudayaan Indramayu. Selama ini dana yang disediakan pemerintah daerah, Rp 300 juta per tahun, tidak cukup untuk promosi sekaligus mengembangkan kesenian lokal, apalagi menggali kesenian tradisional yang hampir, bahkan sudah punah.

"Paling tidak butuh anggaran 10 kali lipat dari yang disediakan saat ini. Sebab, anggaran pengembangan kesenian dan budaya di Kabupaten Cirebon saja mencapai Rp 3 miliar. Kalau anggarannya terbatas, bagaimana seniman Indramayu bisa hidup sejahtera," kata Rokhim.

Pekerjaan rumah

Masih banyak masalah yang menjadi pekerjaan rumah calon bupati dan wakil bupati yang akan dipilih rakyat Agustus nanti. Soal sarana pendidikan yang minim, tingginya angka kemiskinan, dan ketergantungan masyarakat menjadi buruh migran adalah tanggung jawab siapa saja yang nanti terpilih.

Dengan sumber pendapatan asli daerah yang hanya berkisar Rp 90 miliar per tahun, dibutuhkan keseriusan pemimpin daerah. Sebab, kebutuhan anggaran per tahun Indramayu mencapai Rp 1 triliun. Jika calon pemimpin hanya berpikiran balik modal, semua harapan rakyat dan kesejahteraan penduduk tak akan terwujud.

Akhirnya, setelah enam orang itu diminta membuka penutup mata, baru disadari bahwa mereka butuh membuka mata lebar-lebar untuk melihat bagaimana bentuk gajah itu sejatinya. Rakyat Indramayu pun berharap, siapa pun pasangan calon yang menang bisa melihat semua masalah dan mencari solusi terbaiknya tanpa tebang pilih. (Timbuktu Harthana)***

Source : Kompas, Rabu, 28 Juli 2010 | 18:09 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template