CARI BERKAH KLIK DI SINI

30 April 2012

Lay Out Cover Depan Kabar Cirebon Terbaik

Senin, 30 April 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
Lay Out Cover Depan Kabar Cirebon
Terbaik
Halaman Depan Harian Umum KABAR CIREBON – Tim Pendopo Indramayu Online menilai, cover depan Harian Umum KABAR CIREBON terbitan Rabu (25/04/2012) yang mengangkat persoalan Pelabuhan Cirebon dengan judul “Saling Tuding” layak diapresiasi sebagai lay out  (tampilan) terbaik  sepanjang Januari hingga April 2012. Meski kami belum bisa memberi apa-apa kepada Anda, kami hanya mengucapkan “Selamat” atas prestasi yang Anda sajikan kepada para pembacamu di wilayah Ciayumajakuning. Selamat ! (Tim)*** Foto : Satim/Pendopo Indramayu Online

Indramayu Mengejar Target Kepemilikan KTP Elektronik 100 Persen

Senin, 30 April 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
Meski Sudah Lewat Batas
Pelayanan KTP Elektronik Jalan Terus

PELAYANAN KTP ELEKTRONIK INDRAMAYU - Meski sudah kelewat batas dari spanduk yang terpampang di depan Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, namun pelayanan  Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik masih berlangsung dari pagi hingga larut malam. Senin (30/04/2012), dari pagi hingga larut malam, warga masih mengantri pemotretan KTP dan sidik jari di Kantor Kecamatan Indramayu. Padahal, di depan kantor kecamatan tersebut, sudah terpampang spanduk bergambar pasangan Bupati Indramayu dan Wakilnya, Hj. Anna Sophanah dan H. Supendi dengan tulisan di bawahnya, “Program Nasional KTP Elektronik diperpanjang sampai dengan 31 Maret 2012”.  Keterangan dari petugas kecamatan setempat, pelayanan itu terpaksa dilakukan untuk mengejar target penyelesaian 100 persen, sehingga penduduk di wilayah Kecamatan Indramayu semuanya harus sudah ber-KTP Elektronik atau memiliki E-KTP.(Satim)*** Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online

20 April 2012

Jembatan Pecuk Akan Diresmikan Menjelang Akhir 2012


Jumat, 20 April 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
Jembatan Pecuk Akan Diresmikan Menjelang Akhir 2012
INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE – Tak lama lagi, di wilayah Kecamatan Arahan dan Cantigi, dan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat ada sebuah perubahan dalam arus transformasi dan informasi yang jauh lebih maju dibanding sebelumnya. Selain akses jembatan yang bakal memicu laju pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya, juga bakal tingginya nilai harga tanah dan berbagai hal yang sebelumnya kawasan tersebut bagai daerah terisolir.
            Penegasan demikian disampaikan Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu, H. Soen Sudjarwo, ST melalui Kabid Jembatan H. Sutiyono, ST seputar manfaat Jembatan Pecuk yang dibangun menghabiskan anggaran sekitar Rp 8 miliar yang dikerjakan dalam empat tahap itu, yang memakan waktu sekitar lima tahun itu.
            Pihak Bina Marga Indramayu memperkirakan, Jembatan Pecuk akan siap diresmikan menjelang akhir tahun 2012. Konon, Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah yang rencananya meresmikan jembatan yang dinanti-nanti warga setempat sejak beberapa abad lalu itu.
“Tahun 2012 ini, Jembatan Pecuk itu diharapkan sudah bisa digunakan. Jika memungkinkan, sebelum Hari Raya Udul Fitri pun, sudah bisa dilalui masyarakat dengan berbagai aktivitasnya,” kata Sutiyono, di kantornya, Kamis (19/04/2012) sore.
Sutiyono berharap, dengan dioperasikannya Jembatan Pecuk itu, perekonomian masyarakat setempat semakin meningkat.(Satim)*** Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online
             

LAPORAN KHUSUS BAHASA DAERAH (Bagian 2) : Krisis Bahasa Jawa Dermayu Sudah Lama

Jumat, 20 April 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
LAPORAN KHUSUS BAHASA DAERAH (Bagian 2)

SOIMALIA MAHAR, Pemerhati Seni dan Budaya Indramayu
Krisis Bahasa Jawa Dermayu Sudah Lama
INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE – “Banyak jalan menuju Roma”. Barangkali inilah salah satu konsep yang harus dipahami para pengembang dan pengambil kebijakan tentang bahasa ibu di negeri ini, khususnya Bahasa Jawa Indramayu yang lebih dikenal dengan sebutan “Basa Dermayu” sebagaimana materi dalam Bagian 1 yang lalu. Karena di lapangan diduga telah terjadi krisis komunikasi dengan “Basa Dermayu”, dan terjadi di hampir seluruh kawasan Kota Mangga itu. Kecuali di pedesaan, komunikasi sehari-hari masih kental menggunakan “Basa Dermayu”. Tapi kalau sudah di wilayah kotanya, benar-benar terjadi krisis bahasa Jawa Dermayu. Memperihatinkan, di tengah gencarnya upaya pemerintah melestarikan bahasa ibu, krisis bahasa lokal cenderung terjadi dimana-mana.

            Kata “Basa” dalam beberapa buku panduan bahasa daerah Kota Mangga itu, pengertiannya sama saja dengan “Bahasa”. Tidaklah aneh apabila buku-buku pelajaran Bahasa Jawa yang diperkenalkan kepada pelajar di kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, tertulis “Basa Jawa” yang dipelajari murid Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat sebagai mata pelajaran muatan lokal.
            Namun demikian, belum semua kalimat atau pun sajian mata pelajaran Basa Jawa itu sama persis dengan bahasa Jawa Dermayu. Sehingga, dalam penerapannya sehari-hari, kadang pelajar tersebut terkesan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Ini diakui oleh sejumlah pelajar di Kabupaten Indramayu, ketika mereka ingin menggunakan kromo inggilnya (bahasa halus) basa Jawa Dermayu di tengah-tengah masyarakat, tak jarang diantara mereka diliputi rasa keragu-raguan dan takut salah dalam mengucapkan bahasa halus dan sopannya dalam tata pergaulan sehari-hari. Akhirnya, kromo inggil basa Jawa Dermayu, umumnya hanya masih dalam tataran materi pembelajaran saja, belum sampai ke realisasinya dalam kehidupan sehari-hari.    
            Krisis pemakaian Basa Dermayu yang halus dan sopan, atau dengan julukan kromo inggil Basa Dermayu tampaknya tengah melanda wilayah Kabupaten Indramayu. Lihat saja, pemakaian sehari-hari, masyarakat setempat yang juga asli “wong Dermayu” (begitu julukan bagi warga asli kelahiran Indramayu), kromo inggil tampaknya sudah jarang digunakan dalam perbincangan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat setempat. Yang masih, berdialog dengan Basa Jawa Dermayu, yang secara etika bahasa jawa, konon, termasuk kasar, bukan yang halus atau kromo inggilnya.
            Kajian dan buku-buku yang membongkar krisis bahasa Jawa Dermayu, diduga belum ada yang terbit. Sedangkan media massa cetak dan elektronik pun, belum banyak yang mengulas terjadinya krisis bahasa ibu tersebut.
Soimalia Mahar, pemerhati seni dan budaya Indramayu pernah mengatakan, perjuangan untuk tetap mempertahankan bahasa ibu, tampaknya sudah menjadi agenda penting Badan Dunia yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), semisal UNESCO, Badan Dunia yang membidangi Pendidikan dan Kebudayaan. Sekitar tahun 2010 silam, lembaga itu pernah memberikan laporannya, bahwa sudah banyak bahasa ibu yang punah di seluruh dunia. Sebagian lagi nyaris punah. “Memperihatinkan,” katanya.
            Soimalia beranggapan, krisis kromo inggil basa Dermayu sudah lama. Ada apa ? (Satim)***(BERSAMBUNG)
                       

   

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template