CARI BERKAH KLIK DI SINI

24 Agustus 2011

Arus Mudik Mulai Menunjukkan Kepadatan

Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:26:45 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Arus Mudik Mulai Menunjukkan Kepadatan

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Memasuki H-7 pada Selasa (23/8) jalur pantura terus dipadati pemudik khususnya yang memakai kendaraan pribadi. Kendaraan roda dua juga sudah mulai terlihat beriringan, malah tak jarang yang berboncengan sambil membawa barang-barang ditambah tas yang diikatkan pada anggota badan mereka.

Kepadatan kendaraan yang datang dari arah Jakarta menuju Cirebon sesekali menumpuk di setiap perempatan pasar, karena di tempat tersebut banyak penyebrang jalan maupun pejalan kaki yang hendak menuju ke pasar.

Seperti di pasar Sukamandi, Ciasem, Pamanukan dan pasar Pusakanagara Kab. Subang, begitu pula di pasar Sukra dan pasar Patrol Kab. Indramayu. Diperkirakan kepadatan kendaraan akan semakin memuncak H-3, karena pada hari tersebut seluruh karyawan baik swasta maupun negeri sudah libur.

"Arus mudik sudah mulai menunjukkan kepadatan dan akan mencapai puncaknya pada H-3, itu berdasarkan pengalaman pada hari raya tahun sebelumnya," kata Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Indramayu, Eddy Mulyadi, mengatakan, awal arus mudik sudah mulai terlihat. Hingga saat ini tidak begitu banyak satu dua hari ledakan itu akan terjadi. "Kendati demikian, kita sudah siap untuk menyambut kelancaran mereka," katanya.

Dikatakan dia, untuk menyambut ledakan para pemudik yang tinggal hitungan jari, dia bersama jajaran tim lainnya (Polres, Koramil, Ormas, organisasi, serta para tokoh setempat), siap menyambut kehadirannya. Bahkan, untuk mengantisipasi kemungkinan ledakan pemudik, terutama pada pasar tumpah dan akibat berhentinya bus maupun elf, sejumlah petugas sudah dipersiapkan.

"Biasanya, selain pasar tumpah, kemacetan itu terjadi akibat berhentinya bus dan elf yang yang seenak perutnya sendiri. Untuk itu, kami bersama jajaran lainnya, sudah mengantisipasinya," katanya.

Di sisi lain, salah seorang pemudik, Mujiono (42 tahun) warga Jogja mengaku, lebih aman bila mengambil waktu mudik dari jauh sebelumnya. Dia juga mengaku merasa takut, bila mudik dilakukan H-4. Alasan dia, selain karena padatnya pemudik, juga karena membawa istri dan satu anak.

"Mendingan kita mudik dari jauh sebelumnya. Bukan apa-apa mas. Kalau H-4 atauy H-5 pemudik sudah banyak. Sekarang, mendingan ada kosongnya. Artinya, kita bisa santai dan tak buru-buru," katanya sambil beristirahat di jalan lingkar celeng Indramayu.

Di sisi lain, pos-pos pengaman baru sudah mulai dipadati petugas pengaman dari berbagai satuan. Salah seorang petugas pengaman Sujono dari Tim Polres Indramayu, dia mengaku sangat yakin, arus mudik akan berjalan lancar. Dia juga tidak memungkiri akan ada letupan kecil. "Saya berharap dan yakin, arus mudik yang mulai di jaga ketat sekarang ini, akan berjalan lancar. Kita bersama jajaran lainnya, sudah mengantisipasi sedemikian jauh. Tak hanya itu, jalan-jalan yang rusak, sekarang sudah siap pakai untuk para pemudik termasuk rambu-rambu lainnya," katanya di pos Jaga Eretan Kandanghaur.(C-24/C-26/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:26:45 WIB

Pemudik Harus Nyaman

Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:02:43 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pemudik Harus Nyaman

URUSAN fasilitas bagi pemudik sepertinya selalu dipersoalkan. Hal ini wajar karena persoalan mudik di dalamnya melibatkan ribuan, bahkan jutaan manusia.

BERBICARA mudik sudah tentu berbicara pula ikhwal sarana maupun prasarana bagi pemudik itu sendiri. Hal ini penting, karena kalau sudah memperbincangkan mudik, maka berbagai elemen di dalamnya juga harus diperbincangkan.

Peristiwa mudik ibarat ritual, itu harus diakui. Praktis karena menjadi sebuah ritual maka peristiwa mudik layaknya momentum yang tidak bisa dianggap sepele, apalagi remeh-temeh. Peristiwa mudik layaknya peristiwa bedol desa karena melibatkan massa yang begitu banyak. Kota-kota besar yang selama ini hiruk pikuk, saat momentum mudik terjadi akan memberikan suasana berbeda. Suasana hiruk pikuk itu justru akan ditemui di walayah-wilayah yang selama ini memasok kaum urban ke kota-kota besar tersebut.

Bagi kaum urban, mudik menjadi kaharusan. Maka karena sudah menjadi keharusan, segala persiapan pun dipersiapkan secara serius. Dari hal yang dianggap tidak luar bisa hingga hal yang luar biasa. Bahkan bukan hal yang aneh ketika kita menemukan fenomena yang tidak lazim dari fenomena mudik ini. Dan itu rasa-rasanya tidak perlu dibantah karena itulah masyarakat kita yang tentunya ingin menikmati Hari Kemenangan itu dengan paripurna.

Karena kondisi itu pula maka kewajiban pemangku kebijakan untuk memberikan kenyamanan bagi pemudik. Ini tidak perlu dibantah lagi. Sebab, masyarakat sebagai bagian dari warga negara sudah memberikan kontribusinya --langsung maupun tidak langsung-- terhadap negara melalu pajak dan sejenisnya. Karena itu, warga pemudik harus dimanjakan itu sudah menjadi haknya.

Bahwa memberikan kenyamanan bagi pemudik sudah menjadi urusan yang sangat strategis. Jangan kemudian harapan pemudik yang menginginkan tidak ada persoalan saat menuju kampung halaman, justru malah sebaliknya, dihadang berbagai persoalan. Kalau saja ini terjadi, peran dan fungsi pemangku kebijakan, rasa-rasanya patut pula dipertanyakan.
Pertanyaannya, bagaimana pula kondisi infra maupun suprastruktur bagi pemudik itu sendiri? Kalau saja mau jujur semua sudah tahu jawabannya. Bahwa kondisi jalan, terutama yang selama ini dianggap jalur favorit semisal jalur pantura, ternyata dalam kondisi yang terkesan belum siap dilalui pemudik. Sejumlah ruas jalan masih dalam kondisi tidak maksimal. Bahkan di sejumlah titik masih saja dilakukan perbaikan padahal puncak arus mudik sudah di depan mata.
Setali tiga uang. Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah ruas jalur alternatif. Dari Cikamurang Kab. Indramayu menuju Kab. Cirebon melintasi Kec. Kadipaten dan Kab. Majalengka, kondisi jalannya memprihatinkan. Memang di sejumlah titik sedang dilakukan perbaikan, namun di sejumlah titik juga ada yang dibiarkan rusak. Padahal, jalur ini diharapkan bisa memecahkan kemacetan yang terjadi di sepanjang jalur pantura dari Subang hingga Kab. Indramayu.

Nah, kalau hal ini ternyata tidak segera diantisipasi, maka pemudik pun dihadapkan pada kondisi yang tidak nyaman. Siapa yang harus disalahkan? Pemangku kebijakankah atau stakeholder yang bertanggung jawab atas persoalan ini? Silakan jawab sendiri. Hanya yang jadi pertanyaan, toh fenomena arus mudik ini terjadi setiap tahun, tapi kenapa setiap tahun itu pula yang dipersoalkan selalu saja kondisi jalur bagi pemudik ? (KC)*** Ilustrasi : trijayanews.com

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:02:43 WIB

Biker Tewas Terlindas Mobil Box

Rabu, 24 Agustus 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Biker Tewas Terlindas Mobil Box

PANGENAN, CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Jalur pantura Cirebon yang mulai padat kendaraan, menyebabkan tindak kecelakaan lalu lintas meningkat. Seperti terjadi di Kecamatan Pangenan, tepatnya Jl. Raya Ender, Desa Ender, motor yang dikendarai Jahid (47 tahun), warga Kecamatan Pabedilan, menabrak bagian belakang mobil box E-8340-C, Selasa (23/8), sekira pukul 10.30 WIB. Akibatnya, Jahid tewas di lokasi karena tubuhnya terpental, dan terlindas mobil yang ditabraknya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Cirebon ("KC"), saat itu motor yang dikendarai korban melaju kencang dari arah Cirebon menuju Losari. Di lokasi kejadian, tiba-tiba sebuah mobil di depannya berhenti mendadak.

Korban pun mengerem motornya, dan membantingnya ke arah kanan jalan. Namun akibatnya malah fatal. Karena saking kencangnya, motor malah menabrak median jalan, dan nyelonong ke jalur sebelah.

Pada saat bersamaan, muncul mobil box yang dikemudikan Endang, warga Pekalipan Kota Cirebon. Tak ayal lagi, motor menabrak mobil tersebut. Pengendara motor terpental, lalu masuk ke kolong mobil box. "Pengemudi motor tewas di lokasi karena bagian tubuhnya dilindas mobil," ujar Asman, saksi di lokasi kejadian.

Akibat kejadian itu, arus lalu lintas sempat macet hingga satu kilo meter lebih. Hal itu karena posisi korban masih berada di kolong mobil.
Sementara itu, di tempat terpisah, sekira pukul 20.00 WIB, seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun ditemukan tak berdaya di dalam bus. Diduga ia merupakan korban pembiusan.

Hingga kini, korban masih tak sadarkan diri, dan berada di dalam perawatan medis ruang 6 kamar 10 Rumah Sakit Gunung Jati (RSGJ) Cirebon.

Dalam kondisi itu, polisi belum bisa mengetahui identitas dan penyebab awal sehingga korban menjadi korban pembiusan.

Kapolres Cirebon, Ajun Komisaris Besar Polisi Edi Mardianto, ketika dikonfirmasi, menyatakan, padatnya kendaraan menghadapi Lebaran ini bisa menyebabkan rawan kecelakaan. Sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan. Dalam kecelakaan lalu lintas di Pangenan, pengendara mobil box sedang dimintai keterangan.

Berdasarkan keterangan saksi, kecelakaan itu diduga karena pengendara motor kurang hati-hati. Ia diduga mengendalikan kendaraannya terlalu kencang. Sehingga ketika ada mobil atau kendaraan lain di depannya mengerem mendadak, ia tidak mampu mengantisipasinya.

Soal tindak kejahatan pembiusan di dalam bus, Edi menambahkan, kewaspadaan bukan hanya harus diutamakan para pengendara dan pengemudi kendaraan, melainkan juga penumpang, terutama pemudik. "Kalau ada yang menawarkan makanan dan minuman dari orang yang tidak tidak dikenal, jangan diterima. Sebab modusnya seperti itu, pelaku pura-pura kenal dan langsung menawarkan minuman," tambahnya.(C-11/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:50:15 WIB

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template