CARI BERKAH KLIK DI SINI

12 Maret 2011

Mendesak, Perbaikan Sungai Cimanuk-Cisanggarung

Jumat

11 Maret 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Mendesak, Perbaikan Sungai Cimanuk-Cisanggarung

Foto: Istimewa

Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar

Kamis, 10 Maret 2011 | 20:00 WIB

TERKAIT

BANDUNG, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC) segera melakukan perbaikan secara permanen di sepanjang Sungai Cimanuk-Cisanggarung.

Perbaikan mendesak dilakukan karena banjir yang melanda 5 Kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon pada 6-9 Maret lalu telah menjebol tanggul-tanggul di wilayah tersebut.

"Kita koordinasi dengan BBWSCC dan meminta mereka segera memperbaiki
tanggul-tanggul yang jebol. Kita juga meminta tanggul-tanggul itu dinaikkan dan dilakukan pengerukan. Sedimentasi di sepanjang sungai Cimanuk-Cisanggarung sudah sangat tinggi," kata Heryawan saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro No 22 Kota Bandung, Kamis (10/3/2011).

Menurut Heryawan, usulan pengerukan, perbaikan, dan peninggian tanggul sudah diajukan Pemprov Jabar kepada Pemerintah pusat. Meski begitu, Pemprov Jabar sudah melakukan upaya-upaya perbaikan yang sifatnya darurat, seperti penyediaan karung pasir sebagai tanggul sementara dan pemberian bantuan terhadap masyarakat korban banjir.

"Kita sudah usulkan kepada pemerintah pusat agar sesegera mungkin ada
perbaikan di sungai Cisanggarung. Walaupun perawatan dan perbaikan sungai Cisanggarung merupakan kewenangan pusat, Pemprov Jabar tetap
memperhatikan kondisi sekitar dengan kemampuan yang ada," tuturnya.

Heryawan akan memberikan ganti rugi kepada para petani yang mengalami kerugian akibat banjir dari Sungai Cisanggarung. Namun secara teknis bentuk bantuan masih dalam pembicaraan. "Kita tetap akan bantu mereka kok. Teknisnya nanti saja," tegasnya.

Banjir melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Cirebon akibat luapan
Sungai Cimanuk-Cisanggarung pada 7 Maret lalu. Ribuan rumah dan ratusan hektare lahan pertanian milik masyarakat terendam air banjir. Lima kecamatan yang terkena dampak banjir adalah Ciledug, Pabedilan, Pasaleman, Losari, dan Waled. [gin]
***

Source : inilah.com, Kamis, 10 Maret 2011

BBWS Diminta Serius Tangani Cisanggarung

Jumat

11 Maret 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Konstruksi Tanggul Asal-asalan

· BBWS Diminta Serius Tangani Cisanggarung

CILEDUG, CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Banjir tak hanya menyisakan lumpur yang berserakan, juga merusak insfrastruktur umum maupun milik warga. Kerusakan tersebut diantaranya adalah jebolnya kelep tanggul sungai Cisanggarung yang terletak di Blok Palabuan Kulon Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Kab. Cirebon.

Menurut Kuwu Desa Ciledug Kuswara, jebolnya kelep tanggul sungai Cisanggarung diakibatkan kontruksinya yang cenderung asal-asalan sehingga tidak bisa menahan tekanan air ketika kecepatan dan volume air sungai bertambah.

“Kelep ini sebenarnya baru diperbaiki satu bulan yang lalu, tapi sekarang rusak lagi. Bahkan kerusakannya lebih parah dari kerusakan akhir tahun lalu”. Paparnya saat melihat kondisi langsung Blok Palabuan dan Cihoe pasca banjir, kemarin (9/3/2011).

Dikatakan, jika konstruksinya tidak asal-asalan tidak mungkin kerusakannya akan lebih parah. Melihat kondisi demikian, dirinya berinisiatif mengajak Bupati Cirebon Drs. H. Dedi Supardi, MM untuk melihat secara langsung saat mengunjungi berbagai daerah yang diterjang banjir, selasa (8/3/2011) lalu. “Alhamdulillah Bupati melihat langsung kondisi tanggul dan meminta kepada pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk segera memperbaikinya”. Katanya

Tidak hanya di Blok Palabuan, kondisi tanggul sungai Cijangkelok (anak sungai Cisanggarung) di Blok Cihoe yang dulu pernah longsor kondisinya juga semakin parah. Longsoran tanggul kini semakin melebar. “Kita bisa lihat secara langsung, badan jalan sedikit demi sedikit amblas”. Tuturnya

Selain rusaknya tanggul, rumah penduduk pun ikut rusak. Seperti rumah milik Darsono warga blok Palabuan Kulon. Tembok samping sebelah barat ambruk dikarenakan tak kuat menahan arus air limpasan yang begitu deras. “Ketika air mulai masuk rumah, kami tidak tahu kalau tembok samping rumah runtuh, tahunya setelah air sudah mulai surut”. Papar Darti, istri Darsono

Pihaknya berharap agar bajir tidak datang lagi dan bantuan perbaikan rumah yang diberikan Bupati Cirebon segera cair. “Kalau kondisinya demikian, kami takut ketika malam hari, barangkali ada binatang buas yang masuk rumah dan mengganggu istirahat kami sekeluarga”. Harapnya

Terpisah, aktivis lingkungan asal wilayah Timur Cirebon (WTC) Dedi Madjmoe saat dihubungi mengatakan meluapnya air sungai Cisanggarung diakibatkan pendangkalan dasar sungai dan kritisnya tanggul yang tersebar di berbagai wilayah bantaran sungai. Konversi lahan di wilayah hulu (Kab. Kuningan) menjadikan sungai Cisanggarung dangkal. Untuk itu perlu ada komitmen antar daerah yakni Kab. Kuningan yang berada di wilayah hulu dan Kab. Cirebon yang berada di wilayah hilir. “Kalau ada perjanjian antar daerah tersebut penanganannya akan lebih komprehensif, selain mengandalkan upaya perbaikan dari BBWS Cimanuk – Cisanggarung untuk lebih serius dalam melakukan normalisasi sungai yang membelah dua Provinsi di pulau Jawa ini. Penanggulan dengan menggunakan karung hanyalah upaya instan yang tak bisa menolong masyarakat dan cenderung buang-buang anggaran.

Tidak hanya itu saja, berdasarkan data yang dihimpun dari UPTD Pendidikan Kec. Pasaleman, banjir Cisanggarung juga merendam beberapa Sekolah Dasar (SD), sehingga para guru terpaksa meliburkan siswanya selama satu hari pasca banjir. Ada 4 SD dan 1 PAUD yang terendam diantaranya: SD Negeri 1 Cilengkrang, SD Negeri 1 Tanjunganom, SD Negeri 2 Tanjunganom, SD Negeri 2 Tonjong dan PAUD Rosalinda Cilengkrang. (Jun)***

Source : Radar Indramayu, Kamis 10 Maret 2011, Hal 5 Kabupaten Cirebon

Tanggul Cisanggarung Jebol, Ribuan Rumah Terendam, Jalur KA Purwokerto - Jakarta Lumpuh

Jumat

11 Maret 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Tanggul Cisanggarung Jebol, Ribuan Rumah Terendam, Jalur KA Purwokerto - Jakarta Lumpuh

BREBES, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Ribuan rumah yang berada di lima desa di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes (Jateng), Senin (7/3) terendam banjir. Ketinggian air bervariasi antara 2 – 3 meter. Banjir juga menyebabkan perjalanan kereta api Purwokerto – Jakarta lumpuh. Selain itu ribuan hektar areal pertanian juga terancam puso. Banjir disebabkan akibat jebolnya tanggul Sungai Cisanggarung.

Kelima desa yang terendam air dari luapan Sungai Cisanggarung, berada di perbatasan wilayah Jateng dan Jabar. Yakni Desa Jatisawit, Bojongsari, Babakan, Kalibuntu, serta Losari Kidul. Akibat kejadian, ribuan warga kehilangan harta benda karena hanyut terbawa banjir bandang tersebut.

Dari data di lapangan menyebutkan, sedikitnya 1.700 rumah penduduk yang ditempat 8.780 jiwa terendam air setinggi 2 meter. Banjir juga merusak sekitar areal pertanian seluas 20.000 hektar. Sedang kerugian materi ditaksir mencapai miliaran rupiah. Tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Pemkab Brebes, Drs Rais Khana, mengatakan awalnya ketinggian air hanya 1 mater. Namun, seiring derasnya banjir ketinggian air beranjak naik menjadi 2 meter.

“Warga yang rumahnya kebanjiran tidak bisa menyelamatkan harta benda karena banjir datang tiba-tiba. Sampai malam ini air belum juga surut," ujarnya.

Sedangkan jalur KA jurusan Purwokerto-Jakarta yang terendam banjir berada di Desa Bojongsari. Untuk sementara waktu, jadual perjalanan kereta lumpuh. Puluhan pekerja PT KAI masih dikerahkan untuk memperbaiki kerusakan rel, seperti bantalan yang bergeser, selain membersihkan tumpukan sampah. [py]

Source : Seruu.com, Senin, 07 Maret 2011 18:44

LAPORAN KEUANGAN YAYASAN GEMPUR GAKIN INDRAMAYU TAHUN BUKU 2010 DAN 2009

Sabtu
12 Maret 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

LAPORAN KEUANGAN YAYASAN GEMPUR GAKIN INDRAMAYU TAHUN BUKU 2010 DAN 2009

Source : Radar Indramayu, Kamis 10 Maret 2011. Hal 3 Metro Pantura

Mantan Kepala Desa Membantah Korupsi

Jumat

11 Maret 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Terjadi di Kecamatan Sindang

Mantan Kepala Desa Membantah Korupsi

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Mantan Kepala Desa atau Kuwu Panyindangan Wetan Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Suwarto, membantah telah menggelapkan dana hasil penyewaan tanah “Titi Sara”. Dana sebanyak Rp 10 juta setiap tahun, semenjak ia menjabat sebagai kuwu pada 2005 hingga berakhir pada 2010 selalu dibukukan ke dalam Kas Desa.

Saat ditemui di kediamannya, Senin (28/2/2011), Suwarto menyatakan, penggunaan dana hasil sewa Titi Sara secara periodik ia pertanggungjawabkan melalui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kuwu Panyindangan Wetan setiap tahun.

“Sebagai salah satu sumber pendapatan, dana Titi Sara dicatat di dalam APBDes dan digunakan untuk belanja operasional pemerintahan desa yang setiap tahun saya laporkan melalui LKPJ kepada lembaga-lembaga desa.”, ujar Suwarto. Oleh karena itu, menurutnya, tudingan sementara kalangan bahwa ia telah menggelapkan dana Titi Sara sama sekali tidak mendasar.

Kendati demikian, Suwarto mengakui bahwa dana sewa Titi Sara untuk Tahun Anggaran (TA) 2011 telah ia ambil. Hal itu dilakukan untuk menutupi pembiayaan operasional pemerintahan desa pada tahun pertama ia menjabat karena kondisi Kas Desa kosong.

Dijelaskan, dana Titi Sara pada saat itu telah habis digunakan oleh kuwu sebelumnya. “Bukan hanya Titi Sara, sewa bengkok (lahan carik kuwu, red.) juga sudah dipakai oleh kuwu sebelum saya.”, ungkap Suwarto. Kondisi tersebut diketahui oleh Camat Sindang yang kala itu dijabat oleh Ali Sukma.

Diakui pula, proses penyewaan tanah Titi Sara berupa 10 petak lahan tambak itu tidak melalui proses pelelangan. Tetapi ia menolak tudingan sejumlah tokoh apabila dinyatakan pemanfaatan Titi Sara tersebut tidak transparan. Pasalnya, kendati tidak dilelang namun proses penyewaan tanah Titi Sara selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan para pengurus desa lembaga desa terlebih dahulu

Diterangkan, selama beberapa tahun sebelum Suwarto menjabat Kuwu Panyindangan Wetan, penggarapan lahan Titi Sara diserahkan pada satu orang yakni Tasma warga Desa Panyindangan Wetan yang tinggal di blok A. Hal itu menurut Suwarto dikarenakan adanya suatu perjanjian tertentu yang memaksa pihak Kuwu Panyindangan Wetan setiap tahun menunjuk Tasma sebagai penyewa sekaligus penggarap tanah Titi Sara.

Keterangan Suwarto mananggapi pemberitaan mengenai dugaan penggelapan dana hasil sewa Titi Sara (Sinar Pagi edisi lalu, red). Sebagaimana diberitakan, beberapa tokoh masyarakat Desa Panyindangan Wetan mempertanyakan pemanfaatan tanah Titi Sara. Diduga hasil sewa tanah Kas Desa tersebut telah digelapkan alias dikorupsi.

Para tokoh juga mempertanyakan proses penyewaan Titi Sara yang dinilai melanggar ketentuan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Indramayu yang berlaku. “Seharusnya sewa tanah itu dilakukan melalui lelang terbuka dan dana hasil lelang dimanfaatkan untuk kepentingan membangun desa, namun hal itu tak pernah dilakukan.”, ujar mereka

Keterangan beberapa tokoh diiyakan pula oleh Tasma selaku pihak penyewa sekaligus penggarap tanah Titi Sara. Seperti diakui Tasma kepada sumber Sinar Pagi, Jum’at (11/2/2011), ia menjadi penyewa sekaligus penggarap lahan tambak sebanyak 10 petak tersebut selama bertahun-tahun tanpa melalui lelang.

Tasma juga menyatakan, uang sewa untuk garapan tahun 2011 sudah diambil mantan Kuwu Suwarto. Pengambilan sepihak tersebut membuat Pejabat (Pj) pelaksana tugas Kuwu Panyindangan Wetan pengganti Suwarto menjadi terbebani oleh tuntutan masyarakat. Dana itu tetap dipertanyakan oleh banyak kalangan termasuk kalangan pemuda.

Sebagaian dari kalangan itu ditengarai bakal melaporkan kasus kepada pihak-pihak berwenang. Mereka berencana menyampaikan surat pengaduan kepada sejumlah lembaga antara lain Inspektorat Kabupaten Indramayu, dan Kepolisian Resort (Polres) setempat.(Ayad)***

Source : Harian Umum SINAR PAGI, Edisi 02-08 Maret 2011, Hal 04

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template