CARI BERKAH KLIK DI SINI

25 Juni 2010

Audit BPK Disangsikan

DUGAAN SUAP AUDITOR

Audit BPK Disangsikan

JAKARTA - Penangkapan auditor Badan Pemeriksa Keuangan Jawa Barat III, yang diduga menerima suap dari dua pejabat Pemerintah Kota Bekasi, akan memengaruhi persepsi publik terhadap kinerja BPK. Publik menjadi sangsi akan kebenaran hasil audit yang dilakukan lembaga negara itu.

”Sangat memprihatinkan. Pemeriksa keuangan dari eksternal, seperti BPK, seharusnya bisa diandalkan publik saat pengawasan internal di pemerintah daerah kurang efektif. Jika auditor BPK tidak bisa lagi diandalkan, publik harus bertumpu kepada siapa?” kata Manajer Hubungan Eksternal Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Jaweng di Jakarta, Kamis (24/6).

Seperti diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin malam, menangkap Kepala Sub-Auditoriat BPK Jabar III berinisial S di rumahnya di Bandung, sesaat setelah menerima uang Rp 200 juta dari Inspektur Wilayah Kota Bekasi berinisial HL serta Kepala Bidang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi berinisial HS. Uang itu diduga diberikan agar Pemkot Bekasi mendapatkan hasil audit terhadap APBD tahun 2009 dengan penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP).

”Publik menjadi curiga apakah pemerintah daerah yang selama ini mendapat penilaian WTP itu diperoleh dengan cara yang murni atau menggunakan cara penyuapan?” kata Endi.

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Zainal Arifin Mochtar mengakui, penangkapan pejabat BPK itu kian membuktikan, korupsi menjadi wajah hampir semua lembaga pemerintah. (why/fer/Kompas)***

Source : Kompas, Jumat, 25 Juni 2010 | 04:25 WIB

23 Juni 2010

Pejabat BPK Jabar Ditangkap

DUGAAN SUAP

Pejabat BPK Jabar Ditangkap

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap pejabat Badan Pemeriksa Keuangan Jawa Barat berinisial S yang menerima suap dari pegawai Pemerintah Kota Bekasi. Dalam penangkapan itu, petugas juga menyita barang bukti berupa uang Rp 272 juta.

”Penangkapan dilakukan Senin (21/6) malam di sebuah rumah di Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying, Bandung,” kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi di Jakarta, Selasa (22/6).

Menurut Johan, S adalah Kepala Sub-Auditoriat BPK Jabar. Adapun pegawai Pemkot Bekasi yang memberikan suap adalah HS yang merupakan Kepala Bidang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Petugas KPK juga menangkap seorang pegawai dan sopir dalam penyerahan uang itu. ”Kemudian, KPK juga menjemput HL di Bekasi yang merupakan Kepala Bawasda (Badan Pengawas Daerah) Pemkot Bekasi,” kata Johan.

Kini, keempat orang ini masih menjalani pemeriksaan di Gedung KPK. Barang bukti yang disita, menurut Johan, adalah uang Rp 200 juta dalam tas yang diserahkan petugas Pemkot Bekasi. Setelah ditelusuri lagi, dalam tas yang lain juga ditemukan uang sekitar Rp 72 juta.

Pemberian uang itu, menurut Johan, diduga yang kedua kali. ”Kami menduga ada uang Rp 200 juta yang sudah disetorkan lebih dahulu,” katanya. ”Pengakuan pelaku, uang itu diberikan agar Pemkot Bekasi mendapatkan hasil audit terhadap APBD 2009 dengan penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP),” kata Johan.

Dari pengembangan kasus itu, Selasa pagi, KPK menangkap pejabat BPK Jabar III berinisial G yang tertangkap menitipkan uang Rp 100 juta kepada seorang pedagang ikan. (AIK/WHY/Kompas)***

Sumber : Kompas, Rabu, 23 Juni 2010 | 03:17 WIB

21 Juni 2010

Pelajar Indramayu Bertarung Dalam Popda Jabar

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, H. Muhamad Rakhmat SH, MH, Sabtu (19/6) siang, tengah memberikan pengarahan, dan sekaligus memimpin acara pelepasan 109 atlet pelajar yang yang akan bertarung dalam Popda Jabar 2010 di Bandung. (Foto-foto : Satim)***
Pelajar Indramayu Bertarung Dalam Popda Jabar

Bidik 14 Cabor Bisa Dapat Medali

INDRAMAYU – Ratusan atlet
pelajar Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat bertarung dalam Pekan Olahraga Pelajar (Popda) Provinsi Jabar di Bandung yang berlangsung Minggu (20/6) hingga Kamis (24/6). Ratusan pelajar berprestasi dalam 14 cabang olahraga (Cabor) yang diikuti Indramayu itu, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Acara pelepasan ratusan pelajar berprestasi di berbagai cabang olahraga itu, berlangsung di halaman Kantor Dinas Pendidikan, Sabtu (19/6) siang sekitar pukul 09.35 WIB. Upacara pelepasan ratusan atlet pelajar yang bakal bertarung dalam Popda Jabar tersebut dipimpin Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, H. Muhamad Rakhmat SH, MH yang didampingi Kabid Ekstrakurikuler, Drs. H. Haryono, MSi berserta jajarannya.

Muhamad Rakhmat mengatakan, para atlet pelajar diminta untuk sportif dan mampu menjaga nama baik Kabupaten Indramayu di kancah Popda Jabar, sehingga mampu membawa nama harum Indramayu. “Tunjukkan prestasimu di cabang olahraga yang diikuti. Raih medali sebanyak-banyaknya. Selamat berjuang dan bertanding !,” kata mantan Kepala Inspektorat Pengawasan Kabupaten Indramayu, mantan Sekretaris DPRD Kabupaten Indramayu, dan mantan Kabag Hukum Setda Indramayu itu.

Seusai memberikan sambutan singkat dan memberikan motifasi bertanding dengan penuh sportifitas kepada para atlet pelajar tersebut, acara diakhiri dengan para atlet pelajar bersalaman dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Muhamad Rakhmat, sebagai simbol keberangkatannya yang akan bertanding dan berjuang demi nama harum Indramayu di kancah olahraga pelajar tingkat Provinsi Jawa Barat.

Di tempat terpisah, Kabid Ekstrakurikuler pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu,

Haryono mengatakan, pihaknya hanya mengikuti 14 Cabor dari 17 Cabor yang dipertandingkan. Dari 14 Cabor itu, meliputi Atletik, Bola Volly, Sepakbola, Tenis Meja, Tenis Lapangan (Tenis Lantai), Pencak Silat, Karate, Yudo, Taekwondo, Renang, Panahan, Dayung, Gulat, dan Sepak Takraw.

“Dari 14 Cabor itu, yang paling berpeluang untuk merebut medali seperti gulat, dayung, atletik, yudo, beladiri, dan taekwondo. Namun demikian, target kami, minimal masuk 10 besar sehingga tidak dipermalukan oleh daerah lainnya,” ungkap Haryono di kantornya.

Tercatat, dari 14 cabang olahraga tadi, Kabupaten Indramayu mengerahkan 109 orang atlet pelajar dari berbagai tingkatan. Di cabang atletik, tampaknya masuk dalam target yang diharapkan mampu mendulang prestasi dan medali. Karena di cabang atletik ditargetkan masuk dalam nominasi perebutan medali. (Satim)*** Foto-foto : Satim

18 Juni 2010

Terdakwa Kasus PLTU Divonis 1 Tahun Penjara

KORUPSI

Terdakwa Kasus PLTU Divonis 1 Tahun Penjara

ENDE - Terdakwa Andreas Dua dan Karel Djami divonis satu tahun penjara dalam perkara korupsi pengadaan tanah Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ropa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Pengadaan tanah itu berlangsung pada tahun 2007. Dalam perkara ini, negara dirugikan sekitar Rp 1,65 miliar.

”Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut,” demikian pernyataan ketua majelis hakim Marulak Purba dalam sidang di Pengadilan Negeri Ende, Kamis (17/6) malam.

Vonis hakim itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), pidana penjara 1 tahun 6 bulan.

Dalam sidang tersebut, Marulak didampingi hakim anggota Ronald Massang dan Amin Imanuel Bureni. JPU adalah AM Blegur dan Theresia Weku.

Denda

Andreas, yang mengenakan kemeja kuning, hadir didampingi penasihat hukum Sonda Fabianus dan Pius B Timugale, sementara Karel didampingi penasihat hukum Petrus Wada.

Sidang yang dimulai pukul 16.00 Wita itu baru berakhir sekitar pukul 20.45.

Kedua terdakwa selain divonis 1 tahun penjara juga dikenakan denda Rp 50 juta subsider tiga bulan kurungan, di samping masing-masing harus mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 84.747.000.

Apabila dalam satu bulan setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap terdakwa tidak mampu melaksanakan kewajiban itu, harta benda mereka akan disita untuk selanjutnya dilelang.

Jika terdakwa tidak memiliki harta benda untuk mengganti uang kerugian negara, akan dikenakan pidana penjara tiga bulan. Semua barang bukti ataupun uang pengganti itu harus dikembalikan ke PLN Cabang Flores bagian barat. Demikian penjelasan hakim.

Hal-hal yang meringankan terdakwa adalah mereka berterus terang di persidangan, menyesali perbuatannya, belum pernah dihukum, serta mempunyai tanggungan anak dan istri.

”Dari kerugian negara Rp 1,65 miliar itu sebagian besar telah dikembalikan hingga hanya menyisakan masing-masing untuk mengganti Rp 84.747.000,” kata Marulak.

Hal-hal yang memberatkan terdakwa, katanya, mereka menyalahgunakan jabatan untuk melakukan tindak pidana korupsi.

Saat kejadian, Andreas Dua menjabat Manajer PLN Cabang Flores bagian barat, sedangkan Karel Djami menjabat Asisten Manajer Keuangan dan SDM PLN Cabang Flores bagian barat.

Atas putusan hakim, kedua penasihat hukum terdakwa menyatakan banding, sedangkan JPU menyatakan pikir-pikir. (SEM/Kompas)***

Source : Kompas, Jumat, 18 Juni 2010 | 04:05 WIB

14 Juni 2010

Biaya Politik Makin Mahal

KONSULTAN POLITIK

Biaya Politik Makin Mahal

JAKARTA - Maraknya politik pencitraan, termasuk dalam pemilihan umum kepala daerah dewasa ini, membuat biaya politik semakin mahal. Biaya politik tersedot untuk membayar jasa lembaga survei dan konsultan politik. Inilah masa ”panen raya” konsultan politik.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI), misalnya, mengklaim telah memenangkan 17 calon gubernur dalam pemilu kepala daerah sejak tahun 2005 atau lebih dari 50 persen jumlah gubernur di seluruh Indonesia. Saat ini LSI sedang menangani dua calon gubernur yang sedang bertarung dalam Pilkada 2010.

”Kami ingin angka yang lebih besar lagi. Hampir 90 persen klien yang ditangani LSI menang dalam pilkada. Kalaupun ada yang kalah, itu karena tidak memenuhi komitmen dengan pembayaran sehingga ada beberapa program yang tidak jalan,” ungkap Direktur Eksekutif LSI Denny JA akhir pekan lalu.

Selain menjadi konsultan pemilihan ketua umum partai politik, konsultan politik juga menjadi konsultan kandidat di 244 pemilu kepala daerah.

Partai politik ataupun para kandidat tetap banyak yang menggunakan jasa mereka dengan berbagai motif, mulai dari yang hanya ingin tahu popularitas mereka sampai yang memang ingin mendongkrak tingkat keterkenalan dan keterpilihannya oleh pemilih.

Tanpa dibayar

Denny JA mengaku pernah membantu seorang calon kepala daerah tanpa dibayar karena calon itu terkenal dan disukai masyarakat. Hasilnya, calon itu menang dalam pemilihan gubernur. Selain itu, LSI juga pernah membantu seorang calon kepala daerah yang tidak terkenal, tetapi mempunyai dana yang besar.

”Satu syarat lagi yang penting adalah calon tidak sedang di dalam penjara. Kalau masih tersangka saja, kami masih bisa membantunya untuk menang,” ungkap Denny.

Data yang dikumpulkan Kompas selama sepekan menunjukkan, biaya sewa jasa lembaga survei untuk identifikasi awal tingkat keterkenalan dan keterpilihan seorang kandidat untuk pemilu kepala daerah kabupaten/kota di Jawa berkisar Rp 100 juta-Rp 150 juta. Harga itu sangat bergantung pada jumlah responden yang ingin diambil, besaran ambang batas kesalahannya (margin error), ataupun luas dan kondisi geografisnya.

Untuk kabupaten/kota di luar Jawa, biaya itu bisa membengkak hingga dua sampai tiga kali lipat karena terbatasnya akses transportasi.

Untuk biaya konsultasi politik, seorang kandidat peserta pemilu gubernur bisa membayar hingga Rp 40 miliar. Walaupun biaya yang dikeluarkan sangat besar, kandidat itu bisa gagal dalam pilkada. Besarnya biaya konsultasi itu tidak menjadi jaminan kemenangan kandidat.

Tingkat keuntungan yang paling besar dimiliki oleh konsultan politik karena bisa mencapai 50 persen dari biaya di kontrak. Tingginya keuntungan itu karena konsultan bisa menyiasati program-program dan pembiayaan yang ditawarkan.

Penelusuran Litbang Kompas menunjukkan hal serupa. Biaya survei pemilih tingkat provinsi berkisar Rp 100 juta-Rp 500 juta. Ongkos iklan politik calon gubernur melalui berbagai media massa berkisar Rp 1 miliar-Rp 5 miliar per bulannya. Biaya pencitraan figur calon gubernur mencapai Rp 20 miliar.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, biaya sewa jasa itu sangat tergantung dari kemampuan finansial calon dan paket program yang ditawarkan setiap konsultan politik dan lembaga survei. Terlebih lagi, sama halnya dengan profesi lain, biaya konsultan politik dan lembaga survei sangat bervariasi tergantung reputasi setiap lembaga.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional Umar S Bakry membenarkan rentang biaya sewa jasa lembaga survei dan konsultasi politik hasil penelusuran Litbang Kompas itu. Bahkan dalam beberapa kasus bisa lebih tinggi.

Menurut Umar, saat ini yang paling banyak ada di Indonesia adalah lembaga survei. Selain Aropi, juga ada Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Konsultan politik di Indonesia masih sangat jarang. Mereka umumnya berisi ahli-ahli politik dan komunikasi massa. Lembaga konsultan politik itu, selain Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA, lainnya adalah Fox Indonesia yang salah satu pendirinya adalah Rizal Mallarangeng, Charta Politika yang dikomandani Bima Arya Sugiarto, maupun Pol Mark Indonesia yang dibentuk oleh Eep Saefulloh Fatah.

Tiga syarat

Denny JA mengatakan, paling tidak ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh para calon apabila ingin bertarung dalam pilkada, yaitu terkenal, disukai, dan mempunyai dana. ”Kalau ketiga-ketiganya tidak ada, tidak bisa menang. Tetapi kalau memenuhi dua syarat saja, kemungkinan menang masih ada,” katanya.

Partai Golkar adalah parpol yang selalu memakai jasa konsultan politik. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menuturkan, partainya memakai survei untuk melihat kemungkinan yang terjadi di pilkada.

Survei yang dilakukan semakin dekat dengan pilkada memiliki kecenderungan makin besar hasilnya akan sama dengan pilkada. ”Jika kader Partai Golkar punya nilai tinggi di survei, biasanya juga memperoleh hal serupa di pilkada,” kata Aburizal, pekan lalu. (MZW/SIE/NWO/Kompas)***

Sumber : Kompas, Senin, 14 Juni 2010 | 05:11 WIB

Ada 3 Komentar Untuk Artikel Ini. Posting komentar Anda

Vie Suwito @ Senin, 14 Juni 2010 | 10:25 WIB
Pembelajaran utk lembaga survey negara, betapa survey yg dilakukan scr serius sangat penting, bermanfaat, bahkan bisa mendatangkan income. Semangat Indonesia!

Novrida @ Senin, 14 Juni 2010 | 10:24 WIB
Pembelajaran utk lembaga survey negara, betapa survey yg dilakukan scr serius sangat penting, bermanfaat, bahkan bisa mendatangkan income. Semangat Indonesia!

Vie Suwito @ Senin, 14 Juni 2010 | 10:21 WIB
Pembelajaran utk lembaga survey negara, betapa survey yg dilakukan s
cr serius sangat penting, bermanfaat, bahkan bisa mendatangkan income. Semangat Indonesia!

Parpol Menilai Konsultan Politik Cenderung Mengedepankan Bisnis

Keniscayaan bagi Parpol

Parpol Menilai Konsultan Politik Cenderung Mengedepankan Bisnis

JAKARTA - Keberadaan konsultan politik, yang mewarnai dunia politik dalam satu dekade terakhir, menjadi sebuah keniscayaan. Jasa konsultan politik dibutuhkan untuk melihat kecenderungan perilaku pemilih dan memberikan masukan obyektif bagi parpol dalam upayanya memenangi kontestasi politik.

Demikian rangkuman pendapat yang disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso dan Wakil Ketua Umum PPP Chozin Chumaidy, secara terpisah di Jakarta, Sabtu (12/6).

Konsultan politik yang kredibel dan mendasarkan analisisnya pada kaidah kelimuan, menurut Priyo, sangat dibutuhkan untuk memotret kondisi masyarakat. Bahkan, keberadaannya dibutuhkan untuk memenangi kontestasi politik di semua lini, mulai dari pemilihan umum presiden dan pemilu legislatif hingga pemilu kepala daerah langsung di provinsi dan kabupaten/kota.

Parpol, menurut Priyo, memiliki instrumen untuk memotret kondisi masyarakat. Meski demikian, tidak dimungkiri bahwa instrumen dalam parpol itu memiliki kecenderungan menyampaikan kondisi yang baik-baik saja. ”Karena itulah dibutuhkan second opinion (opini pembanding) dari konsultan politik yang lebih independen,” katanya.

Konsultan politik, menurut Chozin, juga bisa memberikan pencerahan bagi parpol dalam melihat realitas obyektif di lapangan. Hasil survei mengenai kecenderungan perilaku pemilih, misalnya, bisa dimanfaatkan parpol untuk menentukan prioritas target pemenangan massa pemilih di suatu wilayah sehingga upaya yang dilakukan parpol lebih efektif. ”Konsultan politik memang membantu keberhasilan PPP dalam memenangi pilkada. Memang ada juga yang gagal, seperti di Pilkada Kabupaten Ngawi,” katanya.

Sisi gelap konsultan

Meski sangat dibutuhkan, kecenderungan negatif sejumlah konsultan politik yang mengedepankan aspek bisnis dan mengabaikan kaidah keilmuannya, menurut Priyo, sangat mengkhawatirkan bagi masa depan perpolitikan di Indonesia.

”Persaingan konsultan politik yang menggunakan cara-cara yang sudah melewati batas dari khazanah keilmuan berpotensi merusak masa depan perpolitikan kita,” katanya.

Chozin juga melihat, sejumlah konsultan politik berupaya mengintervensi opini publik menjelang atau pada saat berlangsungnya pemungutan suara. ”Kami mengusulkan agar hasil survei dan penghitungan cepat yang dihasilkan konsultan politik ini diatur dalam undang-undang pemilu ke depan,” katanya.

Namun, konsultan pencitraan pasangan calon bupati-wakil bupati Sidoarjo, Jawa Timur, Yuniwati Ternyana-Sarto, Asip Hasani, misalnya, tidak menerima begitu saja tawaran dari pasangan itu. Ia mempertimbangkan dulu potensi dan rekam jejak calon sebelum memutuskan bergabung dengan tim pencitraan Yuniwati, mantan Wakil Presiden Direktur Bidang Humas PT Lapindo Brantas.

”Kami berhitung apa saja yang harus dilakukan untuk mendongkrak elektabilitas Bu Yuni,” ungkap Asip Hasani. (Raz/why/Kompas)***

Sumber : Kompas, Senin, 14 Juni 2010 | 04:52 WIB

9 Juni 2010

Hari Ini, Sepeda Lawas Ikut Pawai ADIPURA 2010

Hari Ini, Sepeda Lawas Ikut Pawai ADIPURA 2010

INDRAMAYU – Hari ini, Rabu (9/6) pagi, Pawai Adipura 2010 Kabupaten Indramayu digelar. Sekitar ratusan pecinta sepeda lawas (kuno) yang tergabung organisasi Pedal (Pecinta Sepeda Lawas) Indramayu, sejak pagi mereka sudah berkumpul di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten Indramayu. Konon, mereka ingin berpartisipasi untuk memeriahkan acara iring-iringan mengarak Piala Adipura 2010 yang baru saja diterima Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) pada Selasa (8/6) siang di Istana Negara, Jakarta dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Yayan Mulyantoro MM terlihat ikut mengawal keberangkatan pawai Adipura 2010 berkeliling wilayah Kabupaten Indramayu bersama sejumlah pejabat penting lainnya.

Ada juga Heri Helman, Kepala Dinas Kebersihan dan pertamanan Kabupaten Indramayu yang sejak dulu mencintai sepeda kuno bersama sejumlah pejabat lainnya, dan juga Ormas pemuda tutur menyemarakan pawai Adipura. Kemeriahan itu, tampaknya sebagai tumpahan karena Kabupaten Indramayu berhasil menyabet penghargaan sebagai kota terbersih di Indonesia untuk ke sekian kalinya.

Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin mengatakan, seluruh lapisan masyarakat Indramayu harus ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan daerahnya. “Mari kita jaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pertahankan gelar sebagai kota terbersih untuk selama-lamanya,” katanya. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Pawai Adipura 2010

Pawai Adipura 2010

Iring-iringan kendaraan hias dari lima kotamadya di Jakarta dan ribuan pengendara sepeda menyemarakkan Pawai Adipura 2010 di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (8/6). Lima wilayah kota di DKI Jakarta mendapat penghargaan Adipura 2010. (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)***

Sumber : Kompas, Rabu, 9 Juni 2010

Adipura Bisa Dicabut

Penghargaan Kalpataru diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/6), kepada 12 orang atau kelompok yang berjasa dalam pembangunan lingkungan. Beberapa yang menerima (dari kiri ke kanan) untuk kategori Perintis Lingkungan Djohan Riduan Hasan, Mateus Bere Bau, Kholifah, Mahyiddin, dan Ujang Solikhin. Adapun penerima Kalpataru kategori Pengabdi Lingkungan adalah Yohanes Ebo dan Sumadi. (KOMPAS/ALIF ICHWAN)***

Adipura Bisa Dicabut

Penghargaan Kalpataru Diserahkan

JAKARTA - 140 kota dengan berbagai kategori mendapat penghargaan Adipura 2010 di Jakarta, Selasa (8/6). Namun, sejumlah kota yang kualitas lingkungan dan kebersihannya buruk juga mendapat penghargaan tersebut sehingga menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat.

Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, penilaian untuk penghargaan Adipura hanya didasarkan pada aspek kebersihan lingkungan dari sampah.

Karena itu, penilaian bisa jadi berbeda dengan indeks kualitas lingkungan yang juga menilai aspek kualitas air, kualitas udara, tutupan lahan, dan sebagainya.

”Tadi dalam penyampaian anugerah lingkungan Kalpataru, Adipura, dan Adiwiyata oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikemukakan, kalau tidak terbukti, penghargaan akan dicabut,” kata Hatta.

Adipura 2010 untuk kategori Kota Metropolitan diterima 9 kota meliputi Palembang, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Surabaya, Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Bekasi. Selebihnya, untuk kategori Kota Besar (4 kota), Kota Sedang (41 kota), dan Kota Kecil (86 kota).

Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan Hermien Roosita mengatakan, idealnya, penilaian Adipura untuk kota Jakarta melihat pula pengelolaan 13 sungai yang selama ini menampung limbah dan sampah.

Wajib beri bantuan

Secara terpisah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa pagi, memimpin peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pada acara tersebut Presiden menyatakan, negara-negara maju yang memiliki sumber daya berupa uang, teknologi, dan pengalaman, berkewajiban memberi bantuan kepada negara-negara pemilik hutan tropis.

”Hutan hujan tropis adalah paru-paru dunia. Kawasan pertama adalah Indonesia, pusatnya Kalimantan. Kedua di Amazon, Brasil. Ketiga Kongo dan sekitarnya. Manusia sejagat menginginkan paru-paru sehat ketika udara di bumi mulai tidak sehat karena pencemaran, sebagian dimulai dari revolusi industri,” kata presiden.

Acara ditandai dengan penyerahan penghargaan dari Presiden kepada para pejuang di bidang lingkungan hidup, antara lain, berupa penghargaan Kalpataru, Adipura, dan Adiwiyata.

Dalam kesempatan ini Presiden juga menyerukan kembali kepada para pemimpin di daerah agar terus menjaga lingkungan hidup. Dalam sambutannya, Presiden sempat bercerita tentang perjalanannya meninjau hutan bakau yang dihutankan kembali di wilayah Taman Wisata Alam di Muara Angke, Jakarta Utara, sehari sebelum acara di Istana Negara ini. Ia mengatakan, di Indonesia ada delapan juta hektar hutan bakau yang harus dijaga. (NAW/OSD/Kompas)***

Sumber : Kompas, Rabu, 9 Juni 2010 | 04:32 WIB

8 Juni 2010

Hari Ini, Bupati Indramayu Menerima Penghargaan Adipura

Bupati Indramayu, H. Irianto MS Syafiuddin (kanan).
Hari Ini, Bupati Indramayu Menerima Penghargaan Adipura

INDRAMAYU – Hari ini, Selasa (8/6) pagi, di Istana Negara, Bupati Indramayu Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) akan menerima penghargaan Adipura dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat itu, karena Indramayu berhasil mempertahankan menjadi kota kecil terbersih di Indonesia. Demikian informasi yang diterima Pendopo Indramayu dari berbagai sumber yang dihubungi kemarin.

Menurut rencana, Selasa (8/6) sore, Piala Adipura itu, konon, akan diarak dari mulai perbatasan Kabupaten Indramayu-Kabupaten Subang di Blok Jembatan Sewo, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu oleh sejumlah elemen masyarakat, para pejabat, dan beberapa organisasi kemasyarakatan (Ormas) menuju Pendopo Bupati Indramayu yang diperkirakan tiba menjelang petang.

Menurut Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Ayu Indramayu, H. Suyanto ST yang mengaku akan ikut menjemput dan mengarak Piala Adipura itu mengatakan, pihaknya bersama sejumlah elemen lain akan melakukan acara penjemputan dan mengarak beramai-ramai penghargaan itu dari perbatasan Indramayu-Subang menuju ke Pendopo Bupati Indramayu, Pusat Pemerintahan Kabupaten Indramayu.

“Seusai Ba’da Shalllat Dhuhur, kami langsung berangkat menuju Sewo bersama tim penjemputan Piala Adipura. Kemungkinan menjelang petang, penghargaan kebanggaan di bidang kebersihan kota itu, baru tiba di Pendopo Bupati Indramayu,” kata Suyanto, Senin (7/6) siang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu, Heri Hielman bersama Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Aep Surahman, konon, sudah berangkat ke Jakarta untuk mendampingi Bupati Indramayu sejak Senin (7/6) siang. Sumber-sumber di lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Indramayu menerangkan, penghargaan Adipura untuk keempat kalinya itu, tidak terlepas pula salah satunya berkat jasa-jasa para petugas kebersihan setempat yang berseragam kuning-kuning, yang secara rutin memelihara kebersihan dan keindahan sepanjang kota Indramayu baik siang maupun malam.

Setelah tiba di Pendopo Bupati Indramayu, Selasa (8/6) sore, acara selanjutnya akan digelar secara semarak untuk mengarak Piala Adipura tersebut berkeliling wilayah Kabupaten Indramayu pada Rabu (9/6) siang hingga menjelang petang. Kabarnya, Bupati Indramayu Dr. H. Irianto Ms Syafiuddin bersama istrinya, Ny. Hj. Anna Sophana yang juga calon Bupati Indramayu ini, akan ikut berkeliling sambil memegang Piala Adipura dan beberapa Penghargaan di bidang lingkungan berkeliling wilayah Kabupaten Indramayu.

Penghargaan Adipura yang diterima Pemerintah Kabupaten Indramayu, tampaknya mengulang sejarah tahun lalu. Karena pada Jumat, 5 Juni 2009 pagi, Bupati Indramayu Dr. H. Irianto MS Syafiuddin saat itu di Istana Negara menerima penghargaan Adipura dari Pemerintah Republik Indonesia yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kebetulan saat itu, cuaca di wilayah Kabupaten Indramayu cerah, sehingga acara penyambutannya terbilang meriah.

Namun saat menerima penghargaan Adipura tahun 2010 ini, cuaca di wilayah Kabupaten Indramayu tak seindah dan secerah tahun lalu, karena sejak Senin (7/6) pagi hingga Selasa (8/6) siang, hujan dan gerimis masih menyirami Kota Mangga Indramayu. Mentari pun tak mau nongol dari peraduannya, kecuali mendung dan gerimis yang ikut mewarnai kemeriahan penerimaan Piala Adipura di tahun 2010 ini. (Satim)*** Foto-foto : Dok. mediacreative.co.id/satimterus.blogspot.com

7 Juni 2010

Muhammad N. Hata : Design Demokrasi dan Dinamikanya

Design Demokrasi dan Dinamikanya

Oleh Muhammad N. Hata

Salah satu persoalan yang mendasar dan sulit terpecahkan dalam demokrasi, adalah memungkinkannya setiap figur, latar belakang, dari mana dan untuk siapa dapat bermain dalam percaturan di atas papan masyarakat. Ini adalah kelemahan demokrasi hari ini yang dahulu pernah ditolak oleh Plato, karena demokrasi adalah sistem pemerintahan terburuk dan tak layak diaplikasikan. Namun seirama dengan tantangan zaman yang tak terbantahkan, kini menjadi “Tuhan politik”, bukan Tuhan agama.

Pihak yang menggencarkan upaya demokratisasi ke semua lini, seringkali berada dibelakang tabir paradigma dikotomis (strukturalisme). Dalam konteks internasional yaitu Barat dan Timur. Dimana yang pertama adalah superior, maju, manusiawi, dan Kedua inferior, berkembang, dan bar-bar. Tekanan superior atas inferior tidak berlangsung mulus, namun sebaliknya yang berlaku adalah hukum arcimides. Fenomena demikian mendapatkan basis epistemologinya oleh S. Huntingten, bahwa akan terjadi benturan peradaban antara Barat dan Timur (class of civilization). Dan mendapatkan apologinya pada tragedi 11 September, runtuhnya menara kembar. Namun tragedi berdarah di Gaza, justru mematahkan ramalan Huntington. Class tidak lagi antara Barat dan Timur, melainkan Timur dengan Timur, Barat dengan Barat. Malaysia dengan Indonesia, Israel-Palestina, Kuba-Amerika, dan seterusnya. Ini adalah derivasi dari demokrasi yang diamini oleh penganutnya.

Begitu banyak orang berargumen perihal demokarasi di tanah air. Namun apapun gagasan yang dilontarkannya, tetap saja demokrasi adalah produk impor, yang dalam setiap alirannya selalu bermuara “lautan” Amerika. Demokrasi hanya sampai pada struktur sentral yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Struktur logika yang memungkinkan setiap individu keluar dalam kotak demokrasi sulit ditembus. Padahal di luar struktur dalam kotak, adalah bagian dari struktur yang tidak dapat dipisahkan dalam pembahasannya dalam elemen apapun.

Jika Gus Dur berpendapat demokrasi harus berangkat dari bawah, dari kelas dasar, dari rakjat djelata. Maka Amien Rais sebaliknya, yaitu dari struktur atas yang bergantung pada ketiga kekuatan itu. Sementara eksistensi media yang oleh banyak kalangan diamini sebagai kekuatan keempat, kini hanya menjadi mitos. Tidak ada media yang lepas dari intervensi penguasa. Independensi media baru di level teori. Dan sulit untuk tidak tunduk pada permainan “kayu”, dolar atau rupiah serta kepentingan minoritas mapan. Demokrasi ala Gus Dur dan Amien Rais dalam dinamikanya, kesan yang muncul di permukaan seringkali berlangsung secara kontradiktif dan polaritatif, tidak sebaliknya dialogis dan dialektis. Dan tetap saja proletar-marginal, dan orang kecil yang harus jadi tumbal.

Warna dan design demokrasi

Praktik demokrasi dalam Pemilu Kada di tahun 2010 pun berlangsung sama sebagaimana dijelaskan di muka, merasa atau tidak. Ambisi membangun daerah hanya kedok untuk merebut kursi empuk. Ceceran darah dan keringat yang membanjiri orang-orang di setiap pelososk desa tak akan berhenti, dan selalu menggenangi peradaban kita. Design yang seperti apalagi yang harus ditawarkan oleh para pembual.

Jangan salahkan orang yang tidak memilih, karena tidak memilih adalah pilihan dan hak setiap insan. Tidak memilih adalah ekspresi resistensi dari kelas yang merasa tidak diuntungkan dalam setiap praktek demokrasi. Upaya pemaksaaan dengan “api neraka” yang dibungkus dengan agama oleh lembaga agama atau tokoh agama, adalah pelanggaran prinsip demokrasi itu sendiri. Tekanan terhadap yang golput oleh lembaga atau elemen hukumnya, adalah bentuk deviasi yang kontra dengan asas demokrasi.

Persoalan lainnya adalah, demokrasi dalam permainannya tidak hanya terjebak pada nalar dualisme, yaitu menang kalah. Kalah dalam permainan bukan berarti tidak diuntungkan sama sekali. Karena ada beberapa kemungkinan. Pertama; figur yang terjun dalam kancah perang orientasinya hanya untuk materi dengan modus menjual suara dan memecah belah suara lawan (devide et impera).

Kedua; orientasi utamanya adalah kekuasaan, dengan menggadaikan apapun demi sejuknya ruangan istana rakyat, berapa miliar pun jumlahnya modal yang harus ditelorkan. Ketiga; hanya untuk menutupi catatan hitam yang lama tercoret di balik lembaran kusut yang dahulu tergores. Jurus yang terakhir seringkali diperagakan oleh sekian banyak calon inchumbent atau yang ada hubungannya dengan inchumbent. Karena sudah banyak contoh kasus yang selalu berakhir pada pencadukan pada incumbent pasca hajatan politik.

Jika fenomena demikian yang seringkali tampil dalam dinamika demokratisasi yang mewarnai tanah air kita termasuk di daerah kita, hemat saya ada beberapa point penting yang harus diejawantahkan. Karena pada prinsipnya setiap entitas memiliki kaitan langsung atau tidak langsung dengan elemen atau entitas lain.

Pertama; dalam pembacanya terhadap satu elemen tertentu baik yang di dalam struktur pemerintahan atau non pemerintahan (NGO), harus dikaitkan dengan bebebapa elemen lain. Kita tidak akan tuntas mengeja eksistensi parlemen tanpa harus diakitkan dengan eksekutif, yudikatif, media, masyarakat menengah dan kaum kecil lainnya.

Kedua; kendati masing-masing kelompok memiliki logikanya sendiri, namun bukan berarti keduanya akan terus berlangsung polaritatif, keduanya dapat didialogkan dan disintesiskan, dan ini adalah tugas semua elemen. Ketiga; vox populi vox dei hanyalah mitos yang harus didekontruksi, suara rakyat bukan suara Tuhan melainkan suara rakyat adalah duit (vox populi vox duit), karena masing masing individu yang masuk di kolom parlemen adalah representasi partai, bukan representasi rakyat. Oleh karenanya, yang harus kita lakukan adalah merobek baju partai ketika sudah berada dalam gedung yang dibiayai oleh rakyat.

Namun begitulah, pada satu sisi kedudukan rakyat menempati posisi tertinggi, sedangkan pada sisi yang lain hanya menjadi permainan elit-elit minoritas. Demokrasi yang tampak disekeliling kita hanya hegemoni minoritas atas mayoritas, dan diskriminasi mayoritas atas minoritas. Oleh karenanya mantra dari Pram bahwa pendidikan masyarakat harus dengan pergerakan dan pendidikan penguasa harus dengan perlawanan, tampaknya harus direfleksikan bareng, karena kurang begitu manjur. Pendidikan pergerakan hari ini bukan untuk perlawanan, bukan untuk membebaskan, melainkan hanyalah tangga untuk sampai status quo. [] wallahu a’lam.

Muhammad Nur. Hata,

Penulis adalah mahasiswa UI, FIB, Susastra

Catatan : Terima kasih atas kiriman tulisan karya Anda. Tentang tulisan Anda yang berjudul "Sastra dan Kebenarannya..." telah dimuat di blog satimterus.blogspot.com

Satim Masih Bertahan Juara Tenis Meja Perseorangan

TENIS MEJA

Satim Masih Bertahan

Juara Tenis Meja Perseorangan

PTMSI Kabupaten Indramayu Cari Bibit Unggul Petenis Meja Dari Desa

INDRAMAYU – Suasana rumah Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indra Ruswadi S.Kep., Ns., MPH, Minggu (6/6) pagi hingga menjelang malam mendadak ramai. Massa yang datang bukan mau berunjuk rasa, namun mereka ingin menyaksikan secara langsung perebutan juara tenis meja perseorangan yang digelar di halaman rumah Indra Ruswadi di Blok B Desa Panyindangan Wetan, kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan langsung ditangani Indra Ruswadi dibantu Waji, keponakannya. Semua yang berminat dan memiliki kemampuan di cabang olahraga tenis meja boleh ikut daftar secara gratis tis-tis. “Invitasi Tenis Meja Perorangan ini untuk semua umur. Siapa pun boleh unjuk gigi untuk memperebutkan juara. Saya ingin mengetahui siapa saja yang memiliki kemampuan dan menjadi juara, untuk mengikuti langkah pembinaan selanjutnya di tingkat kabupaten,” kata Indra Ruswadi, Minggu (6/6) siang.

Dosen Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Kabupaten Indramayu itu menjelaskan, hadiah yang disediakan berupa uang pembinaan dan piagam penghargaan dari Pengurus Kabupaten Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Indramayu. Hadiah dan piagam untuk Juara I, II, III, dan IV.

“Saya rela berkorban demi kebangkitan tenis meja di Kabupaten Indramayu. Sehingga cabang olahraga tenis meja harus benar-benar bermasyarakat hingga ke seluruh pelosok desa dan perkampungan. Cara saya ini untuk mencari bibit-bibit unggul atlet tenis meja. Dan program selanjutnya, anak-anak usia sekolah dasar pun tengah saya bidik untuk mengikuti kejuaraan tenis meja perorangan seperti ini,” ujarnya.

Invitasi Tenis Meja Perorangan yang diselenggarakan pada Minggu (6/6) itu, diikuti puluhan petenis meja yang datang dari berbagai desa yang ada di wilayah Kecamatan Sindang, Kecamatan Indramayu, dan Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu. Padahal, Indra menginginkan para petenis meja itu datang dari seluruh Kabupaten Indramayu, kecuali yang masuk dalam pembinaan atlet Divisi I dan Divisi II PTMSI Kabupaten Indramayu dilarang mengikuti pertandingan ini.

Gemuruh penonton yang didominasi warga desa setempat mulai terlihat sejak pertandingan tenis meja dimulai. Puluhan petenis meja yang terbagi dalam pool A, B, C, dan D bergiliran untuk unjuk gigi. Yang membuat para pemain tenis meja terkesan tegang dan ramai, karena pihak panitia sengaja tidak menggunakan sistem gugur. Sehingga pertandingan berlangsung agak lama, dari pagi hingga mejelang petang. Yang juara di masing-masing group bertanding lagi untuk memperebutkan posisi juara I, II, dan III. Sedangkan yang kalah dari masing-masing group pun masih harus bertanding lagi untuk memperebutkan juara IV.

Setelah melawati rentang waktu yang agak panjang dan masing-masing petenis meja bermandikan keringat hingga di babak grand final. Juara Tenis Meja Perorangan yang digelar Pengurus Kabupaten PTMSI Indramayu pada Minggu (6/6) itu disabet Satim (43), warga Blok C Desa Panyindangan Wetan. Satim tercatat selama lima tahun berturut-turut mampu mempertahankan gelar juara tenis meja perseorangan di Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu sejak tahun 2005 hingga 2010 ini. Ia berhak meraih sejumlah uang dan piagam penghargaan dari Pengurus Kabupaten PTMSI Indramayu.

Sedangkan juara II diduduki Asep Syaefudin (30), warga Blok C Desa Panyindangan Wetan. Ia pun meraih hadiah uang dan piagam penghargaan dari Pengurus Kabupaten PTMSI Indramayu. Sementara Otoy (31), warga Blok Dukuh Desa Kenanga, Kecamatan Sindang hanya mampu di peringkat juara III. Ia pun masih meraih hadiah uang dan piagam penghargaan dari PTMSI Kabupaten Indramayu. Kemudian di peringkat juara IV ditempati Ade Surahman (35), warga Blok C Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

“Hikmah yang bisa saya petik dari pergelaran invitasi tenis meja perorangan ini, saya sudah mulai mengetahui para juara tenis meja dari pelosok perdesaan. Tak lama lagi, saya ingin menggelar sejumlah kejuaraan tenis meja dari kelompok anak-anak, remaja, dan kelompok dewasa. Ini program saya untuk menjaring atlet-atlet tenis meja untuk masuk seleksi Divisi I dan Divisi II PTMSI Kabupaten Indramayu,” tutur Indra Ruswadi, seusai membagikan hadiah uang dan piagam penghargaan kepada para juara tenis meja perseorangan di Desa Panyindangan Wetan. (Satim)***

1 Juni 2010

Abdullah Thohir Paling Santer Diisukan Mendampingi Anna Sophana

H. Abdullah Thohir dalam gambar yang
terpasang di depan rumahnya, Rabu (19/5) sore. (Foto-foto : Satim) ***

Abdullah Thohir Paling Santer Diisukan

Mendampingi Anna Sophana

INDRAMAYU – Hingga akhir Mei 2010, beberapa pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat belum mengetahui figur siapa yang memperoleh surat rekomendasi dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat di Jakarta untuk pencalonan Wakil Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Indramayu yang dijadualkan berlangsung pada 18 Agustus 2010.

Padahal, sejumlah nama-nama bakal calon Bupati dan Wakil Bupati sudah diajukan ke Ketua Umum DPP Partai Demokrat. “Beberapa nama sudah diajukan ke DPP Partai Demokrat di Jakarta. Namun, sampai saat ini saya juga belum tahu siapa yang memperoleh surat rekomendasi dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat,” kata Ir. Harris Solihin, Pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Indramayu yang juga anggota DPRD Kabupaten Indramayu di kediamannya, Sabtu (29/5) sore.

Rencananya, Harris Solihin bersama beberapa pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Indramayu akan ke Jakarta pada Senin (30/5) siang. Pasalnya, ia ingin mengetahui kabar tentang siapa yang direkomendasikan pihak DPP Partai Demokrat untuk pencalonan dalam Pilkada di Kabupaten Indramayu dengan sisa waktu yang hanya puluhan hari menjelang hari H pemungutan suara.

Harris tak menampik kalau salah satu kadernya yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, H. Abdullah Thohir akan digandeng Partai Golkar untuk mendampingi Hj. Anna Sophana yang sudah lebih dahulu direkomendasikan partai berlambang pohon beringin itu, maju sebagai calon Bupati Indramayu dalam Pilkada 2010 ini.

Bahkan dalam jumpa pers di pendopo Bupati Indramayu, Selasa (18/5) malam, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat dan juga Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) mengatakan, H. Abdullah Thohir dari Partai Demokrat diusulkan untuk menjadi bakal calon Wakil Bupati berpasangan dengan istrinya, Hj. Anna Sophana. Selain Abdullah Thohir, juga ada H. Supendi, Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, dan Syamsul Bachri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Indramayu.

Tentang figur bakal calon Wakil Bupati dari Partai Demokrat seperti yang dikatakan Yance, yang dibutuhkan Partai Golkar Kabupaten Indramayu adalah Surat Rekomendasi dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat. “Saya juga belum mengetahui, siapa yang direkomendasikan pihak DPP Partai Demokrat,” ujar Yance dalam jumpa pers dengan puluhan wartawan media cetak dan elektronik itu.

Nama Abdullah Thohir tampaknya paling santer diisukan bakal mendampingi Hj. Anna Sophana dari Partai Golkar. Bahkan dalam resesnya selaku wakil rakyat, Abdullah Thohir menyosialisasikan berbagai keberhasilan pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati Indramayu, Yance kepada masyarakat di daerah pemilihannya, Kecamatan Karangampel, belum lama ini.

Pada Rabu (19/5) sore, Abdullah Thohir menggelar acara syukuran dan sekaligus orasi politik tentang sejumlah keberhasilan dan kemajuan pembangunan di bawah kepemimpinan Yance. Ia juga mengajak kepada ratusan massa yang hadir untuk ikut mendoakan agar Hj. Anna Sophana terpilih sebagai Bupati Indramayu. “Dan kami mendoakan, agar Bapak Abdullah Thohir sebagai Wakil Bupatinya supaya masyarakat Indramayu lebih maju dan sejahtera,” kata massa yang hadir pada saat itu.

Dia akhir orasi politik dan penampungan aspirasi masyarakat Kecamatan Karangampel tersebut, Abdullah Thohir mengajak masyarakat di Kabupaten Indramayu, untuk bersikap waspada dan hati-hati menjelang Pilkada yang suhu politiknya cenderung memanas. “Masyarakat jangan mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab, yang diduga sengaja mengadu- domba masyarakat Indramayu. Kita jangan mau dijadikan domba-domba yang mudah diadu oleh mereka. Mari kita bersatu demi Indramayu yang lebih maju, mandiri, religius, dan sejahtera !,” tandas mantan Ketua Panitia Pemilihan Daerah (PPD) II Kabupaten Indramayu pada Pemilu 1999 silam itu. (Satim)*** Foto-foto : Satim

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template