CARI BERKAH KLIK DI SINI

24 Maret 2012

Sebagian Tanaman Padi Terserang Penyakit “Kresek”

Sabtu, 24 Maret 2012

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pertanian Kecamatan Sindang

Sebagian Tanaman Padi Terserang Penyakit “Kresek”

PADI PANYINDANGAN WETAN – Sebagian hamparan tanaman padi di Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, terserang penyakit “kresek”. Tampak dalam gambar ayang diambil Jumat (17/02/2012) siang, tanaman padi yang terserang penyakit “kresek” (jenis penyakit yang menyerang tanaman padi hingga kering) tersebut. Akibat penyakit “kresek” ini, para petani penggarap mengaku rugi besar, karena perolehan hasil panennya menurun drastis. Sedangkan panen perdana di desa itu dimulai, Selasa (21/02/2012) pagi, terutama areal pertanian yang berada di dalam desa atau sebelah timur dari Jalan Raya Panyindangan. Hingga Sabtu (24/03/2012) panen raya di Desa Panyindangan Wetan dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu masih berlangsung.(Satim)*** Foto : Satim/Pendopo Indramayu Online

17 Maret 2012

Nasib Bahasa Jawa Dermayu “Mengenaskan”

Jumat, 16 Maret 2012
PENDOPO INDRAMAYU ONLINE
LAPORAN KHUSUS BAHASA DAERAH (Bagian I)
Nasib Bahasa Jawa Dermayu “Mengenaskan”
Pemerhati Bahasa dan Seni Budaya Indramayu, Soimalia Mahar.(Satim)***(Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online)
INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Gencarnya gembar-gembor pemerintah untuk mempertahankan bahasa ibu, bahkan telah didukung oleh peringatan “Hari Bahasa Ibu” di Indonesia, kini, terkesan kurang didukung dengan implementasi yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Padahal, konon, bahasa ibu yang berada di nusantara ini mengandung unsur pembentukan karakter seseorang yang dibentuk sejak dini.
Di sejumlah daerah dikabarkan, bahwa bahasa ibu atau bahasa daerah setempat banyak yang terancam sirna, karena masyarakat yang bersangkutan sudah jarang menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari. Nasib bahasa ibu ini, nyaris serupa dengan keberadaan kesenian daerah yang tersebar di nusantara. Karena kekurangpedulian masyarakat yang bersangkutan, sehingga tak sedikit pula seni dan budaya daerah punah, dan tak sedikit pula yang terancam sirna ditelan perkembangan jaman.
Kini, beberapa pihak banyak yang menaruh rasa prihatin terhadap nasib bahasa daerah dan kesenian daerah yang sudah punah dan terancam sirna, karena diduga telah berubahnya pola pikir manusianya yang dibarengi dengan perkembangan jaman. Keprihatinan dengan nyaris punahnya bahasa daerah itu, salah satunya sempat mengejutkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Heryawan kaget, karena bahasa Sunda yang dulunya dipergunakan sebagai bahasa ibu di sejumlah daerah Jawa Barat, namun saat ini tengah diguncang krisis penggunaan bahasa Sunda itu. Inilah yang kemudian belum lama ini, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mencanangkan dipertahankannya bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari di tatar Parahyangan (julukan Jawa Barat yang banyak dilontarkan warga setempat).
Namun bagaimana dengan nasib Bahasa Jawa khas Indramayu, atau banyak yang menamai basa Dermayu/Dermayon ? Terlebih lagi dengan bahasa halusnya dengan sebutan kromo inggil khas Dermayu ?
Seorang pemerhati bahasa dan kesenian Indramayu, Soimalia Mahar, mengutarakan pengalaman yang membuatnya merasa sedih dan prihatin terhadap nasib basa Dermayu, terlebih lagi basa halusnya kromo inggil Dermayon saat ini.
Selain mengamati dan memerhatikan bahasa komunikasi warga asli Indramayu sehari-hari, juga pengalaman dalam kehidupan di rumah-tangganya. Soimalia Mahar atau yang akrab disapa Lia itu sempat terkejut, ketika mendapat teguran dari anak putrinya lantaran dalam sehari-harinya ia menggunakan bahasa ibu, yakni bahasa daerah Dermayu, dan dengan beberapa orangtua yang ada di sekitarnya agar lebih sopan sesuai dengan adat warga Indramayu, maka Lia berkomunikasi dengan basa Dermayu kromo inggil, bahasa halusnya dari bahasa Indramayu.
Putrinya itu menegur, bahkan mencemoohkan dirinya lantaran Lia dalam sehari-harinya berkomunikasi dengan basa Jawa Dermayu. Terlebih lagi dengan para orangtua, Lia menggunakan basa Dermayu kromo inggil agar lebih sopan, dan lebih menghargai orang yang lebih tua darinya, seperti yang pernah dituturkan para orangtua terdahulu.
Agar tidak memeruncing masalah, akhirnya Lia menjelaskan kepada putrinya itu. “Kita ini wong Dermayu, dilahirkan dan hidup sampai saat ini di Bumi Indramayu. Sehingga harus menggunakan bahasa ibu, yakni basa Jawa Dermayu dan kromo inggil-nya. Kalau tidak dipertahankan oleh warga asli Indramayu-nya, lalu siapa lagi yang peduli basa Dermayu ? Gawat, bisa punah basa Dermayu itu. Jadi sebagai generasi penerus bangsa yang merasa asli wong Indramayu, jangan malu-malu berkomunikasi dengan sesama warga Indramayu dengan basa Dermayu dan kromo inggil-nya. Kenapa harus malu ?!,” jawabnya seperti yang dituturkan Lia kepada Pendopo Indramayu Online.
Menurut Lia, sejumlah warga dan anak-anak generasi sekarang yang bermukim di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, sudah terbilang jarang yang menggunakan basa Dermayu dalam berkomunikasi sehari-harinya. Sementara warga dari daerah lain yang sekarang bermukim di Indramayu, mau berusaha agar bisa berbahasa Jawa Dermayu, sekali pun mereka masih kentara pengaruh logat bahasa daerah asalnya.
“Saya jadi prihatin, jika penggunaan basa Jawa Dermayu di Kabupaten Indramayu terancam sirna. Perkembangan jaman, perkembangan dunia pendidikan dan teknologi, semestinya jangan sampai melenyapkan bahasa daerah setempat sebagai bahasa ibu. Ini merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh warga asli Indramayu, untuk melestarikan bahasa daerahnya,” kata Lia, di kantornya, Jumat (16/03/2012).
Lia merasa, diduga ada yang kurang intensif dalam pengajaran bahasa daerah dan pembentukan karakter bangsa ketika berada di bangku pendidikan. Jika itu benar, maka alangkah baiknya para guru bahasa daerah, khususnya yang mengajarkan basa Dermayu, semoga lebih intensif lagi dalam mengajarkan basa daerah Dermayu plus kromo inggil-nya.(Satim)*** Foto-foto : Satim/Pendopo Indramayu Online (BERSAMBUNG)

3 Maret 2012

Pelabuhan Batu Bara Pertama Bagi Indramayu

Selasa, 28 Pebruari 2012 15:03

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pelabuhan Batu Bara Pertama Bagi Indramayu

MoU Pelabuhan Batu Bara - Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah tengah menandatangani Nota Kesepahaman pembangunan Pelabuhan Batu Bara dengan Presiden Komisaris dan Pemegang Saham PT. Kasepuhan Bulk Terminal (KBT) Cirebon, PRA Arief Natadiningrat, SE di Ruang Pertemuan Ki Tinggil Pemerintah Kabupaten Indramayu, Senin (27/02/2012).*** Foto : indramayukab.go.id

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Sejak dulu, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sudah banyak diperbincangkan orang bakal memiliki pelabuhan barang industri dan kebutuhan pokok lainnya. Karena keberadaan Indramayu memiliki pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan transit kapal-kapal besar, selain ikan.

Tampaknya bukan hanya sekadar cerita di warung-warung kopi atau dongeng. Konon, tak lama lagi Indramayu bakal menjadi kenyataan sebagi kawasan pelabuhan bahan industri, seperti batu bara.

Sinyal bakal terwujudnya pelabuhan batu bara itu ditandai dengan penandatanganan MoU (Nota Kesepahaman) antara Pemerintah Kabupaten Indramayu dengan pihak investor dari PT. Kasepuhan Bulk Terminal (KBT) Cirebon.

Dengan terjadinya nota kesepahaman itu, keberadaan Pelabuhan Batu Bara di Kabupaten Indramayu, kabarnya, segera terwujud. Hal ini terungkap setelah Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon yang juga Presiden Komisaris dan Pemegang Saham PT. Kasepuhan Bulk Terminal (KBT) PRA. Arief Natadiningrat, SE melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah tentang Pembangunan Pelabuhan Utama sebagai Sentral Sistem Logistik Serta Distribusi Untuk Energi dan Perekonomian Nasional di Kabupaten Indramayu yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Pemkab Indramayu, Senin (27/02/2012).

Seperti dikutip situs indramayukab.go.id, PRA. Arief Natadingrat, mengungkapkan, pembangunan pelabuhan ini merupakan wujud nyata partisipasi dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon dalam mendukung program-program pembangunan pemerintah dan masyarakat Indramayu.

“Pelabuhan ini diproyeksikan sebagai sentral sistem logistik dan distribusi nasional khususnya Pulau Jawa dari dan keluar Pulau Jawa untuk kebutuhan energi barang dan industri termasuk stabilitas kebutuhan pangan yang berbentuk curah basah dan kering,” ungkapnya.

Selain itu, pelabuhan tersebut dirancang untuk mengurangi beban sarana infrastruktur darat terutama jalan raya dan juga mengurangi cost keekonomian dan waktu tempuh sampai di tujuan dengan disinergikannya sistem perkeretaapian yang sudah memiliki sebagai sarana transportasi yang handal dan terkoneksi hampir ke seluruh kota-kota di Pulau Jawa, maka untuk mendukung pelabuhan ini akan segera dibangun jalar dan stasiun kereta api dari Patrol ke Haurgeulis.

Nota Kesepahaman antara PT. KBT dengan Pemkab Indramayu ini meliputi ruang lingkup Pembangunan peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur, kemudian intensifikasi dan ekstensifikasi retribuĂ­s dan pajak daerah, pemberdayaan petani dan nelayan, ketenagakerjaan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Ruang lingkup lain yang menjadi kesepahaman yaitu advokasi hukum, peran serta BUMD dan pengusaha daerah, penyelerasan dan pelaksanaan program CSR, relokasi permukiman, kerjasama dalam penyelesaian perijinan daerah, dan peningkatan kualitas pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, mengatakan, ruang lingkup kesepahaman ini akan kembali ditegaskan dalam surat perjanjian yang lebih riil. Nota kesepahaman ini merupakan upaya untuk tetap memperjuangkan hak-hak masyarakat Indramayu sebagai daerah yang ditempati dari proyek ini.

“Kami tidak ingin masyarakat Indramayu hanya menjadi penonton, pelabuhan ini harus benar-benar bisa dinikmati dan berdampak positif oleh masyarakat Indramayu,” tegas Anna Sophanah.

Rencana pembangunan pelabuhan batu bara tersebut mengambil lokasi di wilayah Kecamatan Patrol, dan “memakan” lahan seluas 500 hektar di tiga desa yakni Sukahaji, Bugel, dan Patrol Lor.

Pemerhati ekonomi, Atin Rohayatin mengatakan, jika pelabuhan batu bara itu benar-benar terwujud, multi efeknya bisa memicu laju pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Indramayu, khususnya Indramayu bagian barat.

“Dengan dibangunnya pelabuhan batu bara itu, merupakan salah satu sinyal penting kemajuan Indramayu di sektor kepelabuhan yang selama ini belum banyak direalisasikan oleh para calon investor,” tutur lulusan ekonomi salah satu perguruan tinggi di Bandung itu.(Satim)***

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template