CARI BERKAH KLIK DI SINI

24 Agustus 2011

Arus Mudik Mulai Menunjukkan Kepadatan

Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:26:45 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Arus Mudik Mulai Menunjukkan Kepadatan

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Memasuki H-7 pada Selasa (23/8) jalur pantura terus dipadati pemudik khususnya yang memakai kendaraan pribadi. Kendaraan roda dua juga sudah mulai terlihat beriringan, malah tak jarang yang berboncengan sambil membawa barang-barang ditambah tas yang diikatkan pada anggota badan mereka.

Kepadatan kendaraan yang datang dari arah Jakarta menuju Cirebon sesekali menumpuk di setiap perempatan pasar, karena di tempat tersebut banyak penyebrang jalan maupun pejalan kaki yang hendak menuju ke pasar.

Seperti di pasar Sukamandi, Ciasem, Pamanukan dan pasar Pusakanagara Kab. Subang, begitu pula di pasar Sukra dan pasar Patrol Kab. Indramayu. Diperkirakan kepadatan kendaraan akan semakin memuncak H-3, karena pada hari tersebut seluruh karyawan baik swasta maupun negeri sudah libur.

"Arus mudik sudah mulai menunjukkan kepadatan dan akan mencapai puncaknya pada H-3, itu berdasarkan pengalaman pada hari raya tahun sebelumnya," kata Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Indramayu, Eddy Mulyadi, mengatakan, awal arus mudik sudah mulai terlihat. Hingga saat ini tidak begitu banyak satu dua hari ledakan itu akan terjadi. "Kendati demikian, kita sudah siap untuk menyambut kelancaran mereka," katanya.

Dikatakan dia, untuk menyambut ledakan para pemudik yang tinggal hitungan jari, dia bersama jajaran tim lainnya (Polres, Koramil, Ormas, organisasi, serta para tokoh setempat), siap menyambut kehadirannya. Bahkan, untuk mengantisipasi kemungkinan ledakan pemudik, terutama pada pasar tumpah dan akibat berhentinya bus maupun elf, sejumlah petugas sudah dipersiapkan.

"Biasanya, selain pasar tumpah, kemacetan itu terjadi akibat berhentinya bus dan elf yang yang seenak perutnya sendiri. Untuk itu, kami bersama jajaran lainnya, sudah mengantisipasinya," katanya.

Di sisi lain, salah seorang pemudik, Mujiono (42 tahun) warga Jogja mengaku, lebih aman bila mengambil waktu mudik dari jauh sebelumnya. Dia juga mengaku merasa takut, bila mudik dilakukan H-4. Alasan dia, selain karena padatnya pemudik, juga karena membawa istri dan satu anak.

"Mendingan kita mudik dari jauh sebelumnya. Bukan apa-apa mas. Kalau H-4 atauy H-5 pemudik sudah banyak. Sekarang, mendingan ada kosongnya. Artinya, kita bisa santai dan tak buru-buru," katanya sambil beristirahat di jalan lingkar celeng Indramayu.

Di sisi lain, pos-pos pengaman baru sudah mulai dipadati petugas pengaman dari berbagai satuan. Salah seorang petugas pengaman Sujono dari Tim Polres Indramayu, dia mengaku sangat yakin, arus mudik akan berjalan lancar. Dia juga tidak memungkiri akan ada letupan kecil. "Saya berharap dan yakin, arus mudik yang mulai di jaga ketat sekarang ini, akan berjalan lancar. Kita bersama jajaran lainnya, sudah mengantisipasi sedemikian jauh. Tak hanya itu, jalan-jalan yang rusak, sekarang sudah siap pakai untuk para pemudik termasuk rambu-rambu lainnya," katanya di pos Jaga Eretan Kandanghaur.(C-24/C-26/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:26:45 WIB

Pemudik Harus Nyaman

Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:02:43 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pemudik Harus Nyaman

URUSAN fasilitas bagi pemudik sepertinya selalu dipersoalkan. Hal ini wajar karena persoalan mudik di dalamnya melibatkan ribuan, bahkan jutaan manusia.

BERBICARA mudik sudah tentu berbicara pula ikhwal sarana maupun prasarana bagi pemudik itu sendiri. Hal ini penting, karena kalau sudah memperbincangkan mudik, maka berbagai elemen di dalamnya juga harus diperbincangkan.

Peristiwa mudik ibarat ritual, itu harus diakui. Praktis karena menjadi sebuah ritual maka peristiwa mudik layaknya momentum yang tidak bisa dianggap sepele, apalagi remeh-temeh. Peristiwa mudik layaknya peristiwa bedol desa karena melibatkan massa yang begitu banyak. Kota-kota besar yang selama ini hiruk pikuk, saat momentum mudik terjadi akan memberikan suasana berbeda. Suasana hiruk pikuk itu justru akan ditemui di walayah-wilayah yang selama ini memasok kaum urban ke kota-kota besar tersebut.

Bagi kaum urban, mudik menjadi kaharusan. Maka karena sudah menjadi keharusan, segala persiapan pun dipersiapkan secara serius. Dari hal yang dianggap tidak luar bisa hingga hal yang luar biasa. Bahkan bukan hal yang aneh ketika kita menemukan fenomena yang tidak lazim dari fenomena mudik ini. Dan itu rasa-rasanya tidak perlu dibantah karena itulah masyarakat kita yang tentunya ingin menikmati Hari Kemenangan itu dengan paripurna.

Karena kondisi itu pula maka kewajiban pemangku kebijakan untuk memberikan kenyamanan bagi pemudik. Ini tidak perlu dibantah lagi. Sebab, masyarakat sebagai bagian dari warga negara sudah memberikan kontribusinya --langsung maupun tidak langsung-- terhadap negara melalu pajak dan sejenisnya. Karena itu, warga pemudik harus dimanjakan itu sudah menjadi haknya.

Bahwa memberikan kenyamanan bagi pemudik sudah menjadi urusan yang sangat strategis. Jangan kemudian harapan pemudik yang menginginkan tidak ada persoalan saat menuju kampung halaman, justru malah sebaliknya, dihadang berbagai persoalan. Kalau saja ini terjadi, peran dan fungsi pemangku kebijakan, rasa-rasanya patut pula dipertanyakan.
Pertanyaannya, bagaimana pula kondisi infra maupun suprastruktur bagi pemudik itu sendiri? Kalau saja mau jujur semua sudah tahu jawabannya. Bahwa kondisi jalan, terutama yang selama ini dianggap jalur favorit semisal jalur pantura, ternyata dalam kondisi yang terkesan belum siap dilalui pemudik. Sejumlah ruas jalan masih dalam kondisi tidak maksimal. Bahkan di sejumlah titik masih saja dilakukan perbaikan padahal puncak arus mudik sudah di depan mata.
Setali tiga uang. Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah ruas jalur alternatif. Dari Cikamurang Kab. Indramayu menuju Kab. Cirebon melintasi Kec. Kadipaten dan Kab. Majalengka, kondisi jalannya memprihatinkan. Memang di sejumlah titik sedang dilakukan perbaikan, namun di sejumlah titik juga ada yang dibiarkan rusak. Padahal, jalur ini diharapkan bisa memecahkan kemacetan yang terjadi di sepanjang jalur pantura dari Subang hingga Kab. Indramayu.

Nah, kalau hal ini ternyata tidak segera diantisipasi, maka pemudik pun dihadapkan pada kondisi yang tidak nyaman. Siapa yang harus disalahkan? Pemangku kebijakankah atau stakeholder yang bertanggung jawab atas persoalan ini? Silakan jawab sendiri. Hanya yang jadi pertanyaan, toh fenomena arus mudik ini terjadi setiap tahun, tapi kenapa setiap tahun itu pula yang dipersoalkan selalu saja kondisi jalur bagi pemudik ? (KC)*** Ilustrasi : trijayanews.com

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:02:43 WIB

Biker Tewas Terlindas Mobil Box

Rabu, 24 Agustus 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Biker Tewas Terlindas Mobil Box

PANGENAN, CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Jalur pantura Cirebon yang mulai padat kendaraan, menyebabkan tindak kecelakaan lalu lintas meningkat. Seperti terjadi di Kecamatan Pangenan, tepatnya Jl. Raya Ender, Desa Ender, motor yang dikendarai Jahid (47 tahun), warga Kecamatan Pabedilan, menabrak bagian belakang mobil box E-8340-C, Selasa (23/8), sekira pukul 10.30 WIB. Akibatnya, Jahid tewas di lokasi karena tubuhnya terpental, dan terlindas mobil yang ditabraknya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Cirebon ("KC"), saat itu motor yang dikendarai korban melaju kencang dari arah Cirebon menuju Losari. Di lokasi kejadian, tiba-tiba sebuah mobil di depannya berhenti mendadak.

Korban pun mengerem motornya, dan membantingnya ke arah kanan jalan. Namun akibatnya malah fatal. Karena saking kencangnya, motor malah menabrak median jalan, dan nyelonong ke jalur sebelah.

Pada saat bersamaan, muncul mobil box yang dikemudikan Endang, warga Pekalipan Kota Cirebon. Tak ayal lagi, motor menabrak mobil tersebut. Pengendara motor terpental, lalu masuk ke kolong mobil box. "Pengemudi motor tewas di lokasi karena bagian tubuhnya dilindas mobil," ujar Asman, saksi di lokasi kejadian.

Akibat kejadian itu, arus lalu lintas sempat macet hingga satu kilo meter lebih. Hal itu karena posisi korban masih berada di kolong mobil.
Sementara itu, di tempat terpisah, sekira pukul 20.00 WIB, seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun ditemukan tak berdaya di dalam bus. Diduga ia merupakan korban pembiusan.

Hingga kini, korban masih tak sadarkan diri, dan berada di dalam perawatan medis ruang 6 kamar 10 Rumah Sakit Gunung Jati (RSGJ) Cirebon.

Dalam kondisi itu, polisi belum bisa mengetahui identitas dan penyebab awal sehingga korban menjadi korban pembiusan.

Kapolres Cirebon, Ajun Komisaris Besar Polisi Edi Mardianto, ketika dikonfirmasi, menyatakan, padatnya kendaraan menghadapi Lebaran ini bisa menyebabkan rawan kecelakaan. Sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan. Dalam kecelakaan lalu lintas di Pangenan, pengendara mobil box sedang dimintai keterangan.

Berdasarkan keterangan saksi, kecelakaan itu diduga karena pengendara motor kurang hati-hati. Ia diduga mengendalikan kendaraannya terlalu kencang. Sehingga ketika ada mobil atau kendaraan lain di depannya mengerem mendadak, ia tidak mampu mengantisipasinya.

Soal tindak kejahatan pembiusan di dalam bus, Edi menambahkan, kewaspadaan bukan hanya harus diutamakan para pengendara dan pengemudi kendaraan, melainkan juga penumpang, terutama pemudik. "Kalau ada yang menawarkan makanan dan minuman dari orang yang tidak tidak dikenal, jangan diterima. Sebab modusnya seperti itu, pelaku pura-pura kenal dan langsung menawarkan minuman," tambahnya.(C-11/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Rabu, 24 Agustus 2011 - 01:50:15 WIB

23 Agustus 2011

Kader Golkar Majalengka Usung Yance Jadi Gubernur

Selasa, 23 Agustus 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Kader Golkar Majalengka Usung Yance

Jadi Gubernur

SAFARI - Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin memberikan bantuan kepada warga Partai Golkar Majalengka, kemarin (19/8). Foto: abdul hamid/radar majalengka

MAJALENGKA, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Kemarin (19/8), DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka kedatangan tamu istimewa. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dr H Irianto MS Syafiuddin mengunjungi Kota Angin dalam acara Safari Ramadan 2011.

Politikus yang akrab disapa Yance itu tiba di sekretariat Partai Golkar Jl KH Abdul Halim pukul 16.30 dan disambut antusias keluarga besar DPD Partai Golkar Kabupaten. Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka H Yomanius Untung SPd, jajaran pengurus, Ketua DPC Pemuda Pancasila Kabupaten Majalengka H Nazarudin Hidayat, ulama, perwakilan KNPI, dan tokoh masyarakat.

Yance mengatakan, Majalengka adalah daerah ke-18 yang dikunjunginya dalam agenda Safari Ramadan di Jawa Barat. Tujuannya adalah ingin silaturahmi memanfaatkan bulan Ramadan. ”Ada yang berlebihan dalam menyambut kedatangan saya. Ada juga yang sederhana. Tapi itu tidak penting. Yang paling penting adalah kebersamaan dan silaturahmi. Apalagi saat ini Ramadan, bulan penuh barakah,” ujarnya.

Pria berkacamata itu mengatakan, fungsi silaturahmi adalah memupuk persatuan dan kesatuan. Sebagai politisi partai politik dirinya tak ingin kehilangan momen mengesankan saat Ramadan. ”Insya Allah sesuai dengan janji-Nya, yang bersilaturahmi akan diberikan umur panjang, rezeki melimpah, dan memperkokoh nasionalisme. Tentu di Partai Golkar akan terjadi seperti itu kalau benar-benar menanamkan silaturahmi,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Yance juga menyampaikan niatnya untuk maju menjadi gubernur Jawa Barat periode mendatang. “Dukungan dari masyarakat Majalengka sangat penting. Untuk itu, saya berharap agar para kader bisa mewujudkan niat saya. Tanpa dukunagn dari masyarakat Majalengka, saya tak mungkin bisa menjadi gubernur,” harap dia.

Sebelumnya, Yance sempat memperlihatkan profil dirinya di hadapan para undangan dan kader Partai Golkar. Dalam video berdurasi sekitar 15 menit tersebut terlihat beberapa tokoh masyarakat memberi dukungan kepada Yance.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Majalengka, H Yomanius Untung SPd menegaskan, segenap kader DPD Partai Golkar Kabupaten Majalenga siap mengusung Yance menjadi gubernur Jawa Barat tahun 2013.

“Kini kita tengah melakukan kaderisasi di desa-desa. Kami siap menyukseskan beliau menjadi gubernur. Pak Yance harus menang. Kami akan mendukung maksimal, sehingga beban Pak Yance berkurang dalam hal merekrut simapatisan dan suara,” kata dia. (mid/RC)***

Source : Radar Cirebon Online, Selasa, 23 Agustus 2011

Bantah Ingin Jatuhkan Walikota

Selasa, 23 Agustus 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Bantah Ingin Jatuhkan Walikota

*) Hak Angket Semata-mata untuk Perbaikan Pelayanan Perizinan

KEJAKSAN, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE Sejumlah fraksi di DPRD yang tengah melakukan pembahasan untuk mengajukan hak angket, membantah adanya tendensi untuk pemakzulan Walikota, Subardi SPd. Tudingan terhadap panitia khusus hak angket yang ujung-ujungnya akan menyatakan ketidakpercayaan kepada walikota, dibantah Anggota Fraksi Gabungan, Eman Sulaeman.

“Saya pribadi memang sepakat untuk menggunakan hak angket, tapi tidak ada keinginan untuk itu (pemakzulan walikota),” ujar di­a, saat ditemui di ru­ang belakang Griya Sawala, Kamis (24/3).

Menurut nya, tujuan untuk mengajukan hak angket semata-mata untuk dilakukannya perbaikan terhadap pelayanan perizinan. Perbaikan ini tidak hanya pada sistemnya, tetapi bila ada oknum yang memang bermain, maka hal itu juga layak untuk mendapatkan tindakan. Pihaknya pun menekankan berulang kali kalau pengajuan hak angket tidak akan berujung pada pemakzulan walikota.

Sementara, Ketua Fraksi Partai Demokrat Drs Cecep Suhardiman SH juga menyinggung mengenai keberadaan hak angket yang sebetulnya mengamankan kesimpulan rapat koordinasi de­ngan stakeholder perizinan yang sudah disepakati unsur pim­pinan DPRD. Kesimpulan hasil rapat tersebut di antaranya telah terjadi manipulasi dan konspirasi pada IMB (izin men­dirikan bangunan) pada rumah toko di Jl Ciptomangunkusumo. Kemudian rapat tersebut ju­ga meminta agar walikota meng­evaluasi seluruh proses perizinan dan menindak pegawai ataupun kepala dinas yang melakukan penyalahgunaan wewenang. “Sebetulnya saya ini kan cuma mengamankan kesimpulan pimpinan di rapat itu,” ucap dia.

Dia menambahkan, sebetulnya mekanisme hak angket jauh dari kesan pemakzulan kepada walikota. Sebab, semangat untuk hak angket ini adalah untuk melakukan perbaikan pelayanan perizinan, bukan untuk menjatuhkan.
Terpisah, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H Ahmad Azrul Zuniarto SSi Apt menyatakan, selain pengusul hak angket yang saat ini sudah berjalan, pihaknya juga akan memasukkan usulan panitia kerja melalui badan musyawarah. Memang berbeda prosedurnya antara hak angket yang diusulkan melalui mekanisme UU No 27 tahun 2009, dan panitia kerja yang hanya membutuhkan persetujuan pimpinan.

“Kalau panja itukan nggak ada syarat lima orang atau lebih atau apa, panja juga nggak perlu usulan ke unsur pimpinan, tapi pimpinan nanti yang memberi tugas kepada siapa yang diberi tugas,” ujarnya.

Azrul mengklaim, sebetulnya di Komisi A sudah dilakukan koordinasi awal, tetapi memang belum dilaporkan kepada unsur pimpinan. Anggota DPRD dua periode ini bersikukuh menilai, hingga saat ini alasan untuk hak angket belum kuat. Sebab, dirinya tahu betul kalau Komisi A sekalipun tidak memegang data riil mengenai penyimpangan dalam proses perizinan.

HANURA PUTUSKAN SIKAP SETELAH PLENO
Sekretaris DPC Partai Hanura Kota Cirebon Diaz Setiadi mengatakan, Fraksi Hanura akan memberi keputusan tentang hak angket mafia perizinan setelah partai menggelar rapat pleno khusus. Menurut rencana rapat akan dilakukan Jumat, 25 Maret 2011.
“Secara resmi fraksi akan mengambil sikap, setelah DPC melakukan rapat pleno khusus membahas hak angket mafia perizinan,” ujarnya.

Artinya sikap yang diambil fraksi, kata dia, merupakan resmi keputusan partai. Hasilnya juga akan dikirimkan ke sejumlah institusi, baik internal maupun eksternal. Ini menjadi penting agar hal yang menjadi keputusan partai juga diketahui secara luas, termasuk oleh DPP Partai Hanura.

“Setelah rapat pleno khusus, hasilnya akan kami kirimkan juga ke DPW dan DPP. Agar diketahui, karena ini adalah sikap resmi partai,” terangnya.
Diaz menjelaskan, partai menyikapi dugaan mafia per­izinan bukan merupakan ma­salah sederhana. Mengingat dampaknya yang cukup lu­as kepada masyarakat dan me­rugikan. Bisa dibayangkan saat sebuah daerah kental akan nu­ansa mafia perizinan, maka keadilan tidak akan berlaku bagi semua. Ketidakpastian hukum akan terjadi, dan pada akhirya membawa ketidakpastian iklim investasi di daerah. (yud/hen
/RC)***

Source : Radar Cirebon Online, Selasa, 23 Agustus 2011

Ayah dan Anak Tewas Tergilas Tronton

Senin, 22 Agustus 2011 - 02:27:06 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Ayah dan Anak Tewas Tergilas Tronton

LEMAHWUNGKUK, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Kecelakaan lalu lintas di ruas jalur pantura tepatnya Jl. Yos Sudarso Kota Cirebon, Minggu (21/8), sekitar pukul 15.00 WIB menewaskan dua orang sekaligus.

Sumardi (44 tahun), warga Kampung Kesunean RT 05 RW 07 Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan. Selain kedua kaki patah, kepala korban juga pecah akibat tergilas mobil box tronton. Sementara anak perempuannya, Endun (9 tahun), tewas di RS Pelabuhan Kota Cirebon.

Informasi yang berhasil dihimpun Kabar Cirebon ("KC") di lokasi kejadian, menyebutkan, peristiwa naas yang menewaskan ayah dan anak tersebut berawal saat korban Sumardi berboncengan dengan putrinya, melintas di ruas Jl. Yos Sudarso, menuju rumahnya. Saat itu, korban yang menggunakan sepeda motor Honda Supra nomor polisi E-5443-AI, beriringan dengan sebuah mobil box tronton bernomor polisi B-9913-AK yang dikemudikan Nurwito.

Saat melintas di sebuah tikungan, tepatnya di depan Bank Mega Cirebon, Sumardi bermaksud menyalip mobil bok tronton dari sebelah kiri. Naas, karena hilang keseimbangan, motornya naik ke atas trotoar, dan hilang kendali.

Saat itulah, motor kemudian terjatuh, sementara kedua korban terlempar, hingga akhirnya tergilas ban belakang mobil box tronton tersebut.

Akibat terlindas, kaki, tangan, dan kepala Sumardi pun hancur karena beban mobil box tronton yang besar. Sumardi meninggal seketika dengan kondisi mengenaskan.
Sementara anak perempuannya, Endun, mengalami luka patah serta kulitnya terkelupas akibat gesekan aspal. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan Kota Cirebon. Namun nyawa Endun pun tak bisa diselamatkan.

Kasat Lantas Polres Ciko, Ajun Komisaris Polisi Kurnia, yang dikonfirmasi "KC", membenarkan informasi tersebut.

Menurut Kurnia, pihaknya sudah mengamankan kendaraan yang tabrakan, serta memeriksa sopir truk secara intensif.

"Korban yang meninggal ada dua, yakni Sumardi, dan anaknya, Endun. Saat ini kami juga sudah mengamankan kendaraan dan memeriksa sopir box tronton Nurwito," ujarnya.

Dikatakan Kurnia, kejadian tersebut berawal saat korban hendak menyalip mobil tronton yang ada di depannya, tetapi oleng karena motornya naik ke atas trotoar. Saat terjatuh itulah, kedua korban tergilas ban belakang mobil box tronton yang dikemudikan Nurwito (32 tahun), warga Jl. Merik Kelurahan Sidoarjo Tuban.(C-13/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Senin, 22 Agustus 2011

22 Agustus 2011

Jalan Pahlawan Indramayu di Cor Beton

Senin, 22 Agustus 2011

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Jalan Pahlawan Indramayu di Cor Beton

Karena seing rusak, Jalan Pahlawan Indramayu, Provinsi Jawa Barat akhirnya di cor beton, Minggu (21/08/2011) sore. Pelaksana Proyek Jalan Pahlawan, Sitompul mengatakan, pengecoran itu untuk memperkuat badan jalan sebelum di atasnya dilapisi lagi dengan material jalan lainnya, seperti hotmiks. (Satim)*** Foto : Satim/Pendopo Indramayu Online

20 Agustus 2011

Proyek Jalan Kepur Diduga Bermasalah

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:21:11 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Proyek Jalan Kepur Diduga Bermasalah

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Proyek rehabilitasi jalan Kedaton-Purwajaya (Kepur) di Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu diduga bermasalah. Proyek jalan sepanjang 4,8 km tersebut diduga dikerjakan asal-asalan dan melanggar spesifikasi dalam kontrak.

Dugaan pelanggaran itu di antaranya adalah soal penggunaan aspal yang tidak melalui uji laboratorium dan pengadaannya tidak dilaporkan pengawas dari Dinas Bina Marga (DBM). Tudingan itu dikuatkan dengan hasil pekerjaan yang buruk, padahal masih dalam proses pembangunan. Dampaknya, negara berpotensi dirugikan atas pekerjaan proyek jalan Kepur itu dengan nilai diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Seperti yang disampaikan LSM Surya Dharma, LSM yang membongkar dugaan praktik curang tersebut. Melalui ketuanya, Besar Buntara, LSM Surya Dharma menemukan bukti-bukti pelanggaran pengerjaan proyek. Diantara temuan tersebut yakni adanya penggunaan aspal yang jauh dari hitungan ideal dalam kontrak. Sebagai hitungan, kata Besar, aspal yang digunakan untuk 1 km jalan setidaknya menghabiskan 60 drum lebih.

Namun kenyataan di lapangan, imbuh dia, justru berbeda. Yakni aspal yang digunakan hanya separuhnya. Temuan lain, lanjutnya, adalah penggunaan material jalan yang berkualitas rendah. Sehingga menurutnya, proyek senilai hampir Rp 900 juta tersebut dinilai mubazir karena cenderung cepat rusak. "Pelanggaran itu jelas-jelas merugikan keuangan negara," tandas Besar.
Besar menambahkan, proyek rehabilitasi jalan Kepur dengan anggaran yang cukup besar itu, kata dia, seharusnya dikerjakan dengan baik. Pasalnya, jika tidak dikerjakan sesuai spesifikasi, kualitas jalan menurun dan berpotensi rusak dalam waktu tak lama.

Dampaknya, tegasnya, kerusakan jalan akan kembali mengganggu mobilitas ekonomi masyarakat yang selama ini menggunakan akses jalan Kepur. "Ini kerugian langsung masyarakat, sehingga kami mendesak pihak terkait agar mengaudit pelaksanaan pekerjaan. Desakan ini beralasan, karena dari anggaran proyek sekira Rp 900 juta, pembangunannya paling banyak menghabiskan 30 persen saja, jauh dari pagu proyek," tegas Besar.

Perihal dugaan proyek bermasalah juga dibenarkan oleh salah seorang staf pengawas DBM Kab. Indramayu, H Lutfi E. Ia menyatakan amburadulnya pekerjaan sudah ditindaklanjuti pihak DBM dengan melayangkan surat teguran bernomor 622/762/DBM.IM.Imy pada tanggal 29 Juli 2011 lalu. Teguran itu di antaranya berisi soal penggunaan aspal yang tidak dilaporkan lebih dulu ke DBM sebelum aspal tersebut digunakan untuk jalan.

"Tidak ada alasan, perusahaan yang mengerjakan proyek harusnya lebih dulu memberitahu kami soal aspal. Karena sebelum digunakan, aspal harus dicek di laboratorium dan ditimbang dulu beratnya. Ini prosedur, jd harus dilaksanakan sebagai harga mati. Tidak perduli, pelaksananya kerabat saya sekalipun," tegas dia.

Dihubungi terpisah, pelaksana proyek rehabilitasi jalan Kepur yakni CV Intan Persada, melalui direkturnya, H. Wahibi, membantah semua tudingan tersebut. Wahibi bahkan menantang DBM dan LSM Surya Dharma untuk membuktikan semua tudingan tersebut. Hanya saja, Wahibi tidak menampik soal penggunaan aspal yang tidak dilaporkan lebih dulu ke petugas di DBM.
Alasannya, sergah dia, menyangkut teknis. Yakni aspal dibeli dari Cilacap, Jawa Tengah, sementara lokasi proyek jauh lebih dekat dibandiing kantor DBM di Indramayu. "Kalau dari Cilacap lebih dekat ke proyek, jadi mengapa harus repot-repot membawa lebih dulu ke dinas.

Lagi pula, saya sebagai pemborong tidak mengerti kalau ada aturan seperti itu, seharusnya saya diberi tahu lebih dulu," sergah Wahibi.(C-23/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:21:11 WIB

Menghadapi Idul Fitri : Pantura Belum Siap

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:34:55 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pantura Belum Siap

GEBANG, CIREBON, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Dua hari memasuki H-7 atau Jumat (19/08/2011), kondisi ruas jalan utama pantai utara (pantura), tepatnya di kawasan flyover Gebang dan beberapa titik lainnya, tampak belum siap. Perbaikan jalan di bawah jembatan layang masih berlangsung, dan pedagang kaki lima (PKL) masih berjubel di titik tersebut.
Berdasarkan pantauan Kabar Cirebon ("KC"), Jumat (19/8), perbaikan jalan, di antaranya di Mundu, Pangenan, hingga Gebang, menyebabkan pengalihan arus lalu lintas pada satu lajur. Meski begitu, kepadatan belum tampak di sepanjang jalan tersebut. Belum tampak pemudik melalui jalan pantura di wilayah timur Kabupaten Cirebon itu.

Di Gebang, flyover yang dibangun, tampak sudah dapat digunakan. Flyover tersebut dibangun guna memecah kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi akibat aktivitas di Pasar Gebang.

Namun, jembatan Gebang yang berada tepat di bawah flyover, saat itu masih menampakkan aktivitas perbaikan. Sejumlah pekerja masih sibuk di antara bahan-bahan material bangunan yang berceceran di tepian jalan.

Sedangkan arus lalu lintas menuju jembatan tersebut dialihkan ke flyover dan ruas jalan yang lain. Pengalihan dilakukan demi kenyamanan dan keamanan dalam pekerjaan.
Prapto, pelaksana pekerjaan jembatan Gebang, meyakinkan, pekerjaan bakal selesai pada H-7 atau Senin (22/8) mendatang. "Malah Sabtu atau Minggu ini sudah bisa selesai, karena tinggal menyelesaikan pedestrian sepanjang jembatan Gebang ini saja," katanya.

Menurutnya, arus lalu lintas menuju jembatan Gebang sudah akan dibuka kembali hari Sabtu ini. Karena jembatan sebenarnya sudah dapat dilalui. Namun, niat itu ditangguhkan sementara. Sebab pedagang di Pasar Gebang masih berjualan di badan jalan.

"Pedagang sudah diberi peringatan untuk berbenah. Mereka diberi waktu hingga H-7 nanti untuk membuat jalan lebih lengang sehingga mudah dilalui pemudik yang tidak melintasi flyover," tambahnya.

Para pedagang di Pasar Gebang memang masih beroperasi di sepanjang median jalan. Mereka kebanyakan berjualan hasil laut seperti ikan, rajungan, udang, hingga kerang hijau. Mereka masih menggelar dagangannya secara klemprakan.

Salah seorang pedagang Sarina (65 tahun), mengakui, sudah menerima peringatan untuk pindah berjualan. Seraya menunjuk trotoar yang berada di belakangnya, ia mengatakan akan pindah Sabtu atau Minggu ini bersama dengan pedagang lainnya.(C-18/C-19/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:34:55 WIB

Pengiriman Jutaan Petasan Digagalkan

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:37:45 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Pengiriman Jutaan Petasan Digagalkan

INDRAMAYU, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Lagi, sebanyak 1,2 juta petasan jenis korek api yang akan dikirim ke Tegal, Jawa Tengah, digagalkan jajaran Polres Indramayu, di Jalan Raya Desa Gelar Mandala, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (19/8) dini hari.

Kali ini, pelaku menggunakan modus baru dengan memakai mobil Toyota Kijang Krista nopol R-4541-N. Biasanya mereka menggunakan truk. Hal itu diduga untuk mengelabui petugas.
Polisi mengamankan sopir Toyota Kijang, AY, Ny. Um, serta Sar. Kini mereka masih diperiksa secara intensif oleh petugas setempat.

Keterangan yang berhasil diperoleh Kabar Cirebon ("KC") menyebutkan, penggagalan pengiriman petasan oleh jajaran Sat Reskrim Polres Indramayu, bermula dari laporan warga tentang adanya pengiriman petasan dalam jumlah besar menggunakan mobil tertutup. Mendapatkan informasi itu, sejumlah anggota langsung ke lokasi.

Saat tiba di lokasi, petugas melihat mobil tersebut keluar dari sebuah jalan desa, dan langsung diikuti. Ketika melintasi jalan raya Desa Gelar Mandala, Kecamatan Balongan, mobil tersebut diberhentikan. Ketika ditanya, sopir berdalih bahwa kendaraannya mengangkut barang-barang aksesories dan alat rumah tangga. Polisi yang sudah curiga, lalu memeriksanya. Ternyata di dalam mobil tersebut terdapat 120 dus berisi ratusan petasan jenis korek api dan jorosan.

Pemilik dan sopir akhirnya tidak dapat mengelak. Saat itu juga mobil termasuk barang bukti petasan digelandang ke Mapolres Indramayu.

Saat diperiksa petugas, AY mengaku jika petasan jenis korek api tersebut berjumlah 1,2 juta butir yang dikemas dalam ratusan dus untuk dikirim ke Tegal, Jawa Tengah.
"Kami tidak tahu jika dalam kardus itu isinya petasan. Saya hanya disuruh mengantarkan barang itu saja kepada pemesannya dengan imbalan uang jasa," kata AY, di hadapan pemeriksa.

Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rudi Setiawan, didampingi Kasat Reskrim, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rohadi, membenarkan pihaknya telah mengamankan 1,2 juta butir petasan jenis korek api dan sejumlah petasan jenis jorosan yang dibawa menggunakan mobil minibus. Hanya saja, pengirimananya dapat digagalkan polisi.

Bahkan kini pihaknya sedang melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Pihaknya juga kini telah mengamankan para tersangkanya termasuk barang bukti jutaan petasan dan satu kendaraan yang mengangkutnya. "Mereka ini akan kami ancam dengan Pasal 1, Undang-undang Darurat No. 12/51 tentang Menguasai, Memiliki, Mengangkut Amunisi/Bahan Peledak (Petasan), dengan tuntutan penjara 20 tahun atau seumur hidup," katanya.(C-27/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:37:45 WIB

Eksekutif Harus Sampaikan Klarifikasi

Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:31:37 WIB

PENDOPO INDRAMAYU ONLINE

Eksekutif Harus Sampaikan Klarifikasi

KEJAKSAN, PENDOPO INDRAMAYU ONLINE - Sejumlah tersangka APBD Gate yang didampingi para pendukungnya, meminta eksekutif melakukan klarifikasi terkait LKPJ APBD tahun 2004, baik ke BKP, mendagri, maupun publik. Hal itu terungkap dalam pertemuan di Gedung DPRD antara anggota dan mantan anggota DPRD Kota Cirebon yang terjerat kasus itu, dengan pihak eksekutif yang dipimpin Sekda Kota Cirebon, Hasanudin Manap, Jumat (19/8).

Pertemuan yang dimediasi Wakil Ketua DPRD, Edi Suripno, dan disaksikan sejumlah anggota DPRD yang sedang melakukan rapat koordinasi dengan pihak eksekutif, itu sedikit memanas. Dengan nada tinggi, Jarot Adi Sutarto yang mewakili para tersangka, mengatakan, atas nama martabat dan kemanusiaan, pihaknya meminta eksekutif segera melakukan klarifikasi terkait pelaporan APBD tahun 2010 kepada BPK Jawa Barat. "Dalam data itu ada yang menyesatkan. Sehingga BPK, Polda maupun Kejaksaan, menjadikan hal itu sebagai dasar mereka menyeret kami semua ke pengadilan," ujarnya.

Jarot menambahkan, dalam data yang dilaporkan oleh pihak eksekutif kepada BPK, ada ketidaksinkranan dengan kenyataan di lapangan. Contohnya, ada mark up angka yang jauh lebih besar dibanding data sebelumnya yakni Rp 27 juta dalam pelaporan menjadi Rp 21 miliar. "Jelas data yang dibuat oleh pemkot mengelabuhi kami semua, dan ini merupakan sebuah kesialan bagi kami," tegasnya.

Rekan senasib Jarot, Dahrin Syahrir, mengungkapkan, ada kesalahan prosedural oleh salah satu staf pemkot yang membuat LKPJ tersebut, yang mengamanatkan surat edaran menteri dengan nomor registrasi SEN: 161/3211/j tanggal 29-12-2003. "Pak Eko seharusnya konsultasi terlebih dahulu dengan kami, sesuai dengan surat edaran 161, dan sekarang kami menagih janji kepada eksekutif untuk melakukan klarifikasi," ujarnya.

Tersangka lain, Wawan Wanija, mengatakan, dirinya prihatin dengan terus merembetnya kasus tersebut hingga terjadi penangkapan terhadap Sunaryo dan Suryana. "Tidak menutup kemungkinan Pak Sekda, Pak Eko, bahkan kami semua, akan ikut terseret," kata Wawan.
Wawan menambahkan, ada perbedaan penafsiran antara BPKP dengan BPK terkait hasil audit BPK Jabar terhadap APBD 2004 Kota Cirebon. "Berdasarkan hasil konsultasi dengan BPKP, audit BPK keliru, dan kami tidak bersalah," terangnya.

Sementara itu, Hasanudin Manap, mengatakan, eksekutif telah melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur. Namun dengan adanya permintaan untuk melakukan klarifikasi terkait dugaan kesalahan yang ditudingkan kepada eksekutif sebagai human error, dirinya berjanji akan mengakomodir permintaan itu. "Nanti saya akan rembukan kembali dengan Pak Eko dan Pak Asep. Karena mereka lebih tahu tentang hal ini," ujarnya.(C-32/KC)***

Source : Kabar Cirebon.com, Sabtu, 20 Agustus 2011 - 01:31:37 WIB

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template