CARI BERKAH KLIK DI SINI

25 Maret 2010

Undang-Undang Reformasi Kesehatan yang menjadi prioritas domestik utama Presiden Barack Obama

Gaya Kepemimpinan Obama

Oleh R William Liddle

Loloslah sudah, Undang-Undang Reformasi Kesehatan yang menjadi prioritas domestik utama Presiden Barack Obama semenjak beliau dilantik sebagai presiden, pertengahan Januari 2009. Suatu kemenangan gemilang bagi pendukungnya, Partai Demokrat, dan mudah- mudahan masyarakat Amerika Serikat pada umumnya.

Yang rugi, selain politisi Partai Republik, mungkin hanya rakyat Indonesia yang terpaksa menunggu beberapa bulan lagi untuk menjamunya sebagai tamu negara.

Empat ciri khas

Selama proses panjang ini, Obama menunjukkan empat ciri khas gaya kepemimpinannya. Pertama, clear and consistent policy goals, tujuan-tujuan kebijakan pokok yang dirumuskan dengan jelas dan dipertahankan sejak awal. Pada minggu- minggu pertama masa kepresidenannya, ia menyatakan bahwa reformasi asuransi yang sejati harus mencakup semua atau hampir semua penduduk Amerika. Tidak kurang penting, orang yang sedang sakit atau dipecat dari pekerjaannya berhak memperoleh asuransi. Perusahaan asuransi swasta dilarang menolak aplikasinya dengan alasan apa pun. Dari segi keuangan, reformasi harus secara bertahap mengurangi laju pertumbuhan ongkos layanan kesehatan yang sedang mengancam kestabilan ekonomi Amerika. Paling tidak, kebijakan reformasi tidak boleh menambah defisit anggaran belanja negara.

Ciri kedua adalah tactical intelligence, kepintaran taktis. Dari awal Obama ditekan oleh banyak teman se-partai untuk mengurangi atau meniadakan peran perusahaan asuransi swasta dalam layanan kesehatan masyarakat. Hal serupa sudah lama dilakukan di Kanada dan Eropa, tempat negara memainkan peran utama dalam bidang kesehatan. Obama menampik tekanan itu sebab ia maklum bahwa sebuah rencana undang-undang yang membesarkan peran negara pasti bakal gagal, baik di Senat maupun di Dewan Perwakilan. Yang lebih mendasar, ia menyadari bahwa budaya politik Amerika yang amat individualis belum siap menerima kejutan yang sedrastis itu.

Kepintaran taktisnya juga diperlihatkan ketika super majority, mayoritas besar partainya di Senat, 60 kursi dari jumlah total 100 kursi, hilang akibat pemilihan khusus di negara bagian Massachusetts pada awal bulan Januari 2010. Menurut aturan yang lazim diperlakukan di Senat, mayoritas besar itu diharuskan untuk meluluskan legislasi penting. Yang menang dalam pemilihan Massachusetts itu adalah calon Partai Republik. Ia berharap bisa membalikkan keputusan Senat yang baru diambil satu bulan sebelumnya, 60 suara pro dan 40 suara kontra, untuk menyetujui rencana undang-undang reformasi. Reaksi Obama cepat: ia langsung memanfaatkan kiat parlementer yang jarang dipakai bernama ”rekonsiliasi” untuk menggeser pemutusan terakhir dari Senat ke Dewan Perwakilan.

Ketiga, Obama membuktikan bahwa dia bersedia learn from history, belajar dari pengalaman pendahulu-pendahulunya. Contoh utama: usaha reformasi layanan kesehatan Presiden Bill Clinton, yang juga mewakili Partai Demokrat, mentok pada awal 1990-an. Bersama Ibu Negara kala itu, Hillary Clinton, Bill Clinton mencoba menciptakan sendiri program reformasi kesehatan yang menyeluruh. Dengan sengaja, supaya proposal mereka murni dan utuh, pasangan Clinton tidak melibatkan berbagai kelompok kepentingan yang bersangkutan. Akibatnya, mereka diserang kampanye negatif yang keji oleh asosiasi perusahaan asuransi swasta. Proposal itu tenggelam seketika.

Sebaliknya, Presiden Obama justru mencari sebanyak mungkin masukan. Ia mengaku menerima sejumlah gagasan lawan, misalnya untuk memperkuat unsur persaingan antarperusahaan asuransi. Oleh para pendekar Partai Republik, pendekatan itu dianggap lebih tepat ketimbang peran besar negara. Pada Februari 2010 seluruh masyarakat Amerika sempat menghadiri, lewat siaran televisi sepanjang hari, sebuah seminar nasional tentang layanan kesehatan yang dipimpin oleh ”Profesor” Obama. Hasilnya lumayan meskipun tidak ada suara Partai Republik yang diraih. Sebagian besar kelompok kepentingan yang bersangkutan, termasuk berbagai asosiasi dokter dan perawat yang dulu melawan proposal Clinton, berada di pihaknya.

Ciri khas terakhir gaya kepemimpinan Obama adalah political will, kemauan politik. Yang saya maksudkan bukan hanya suatu komitmen kepada suatu rencana undang-undang belaka. Kemauan politik yang sebenarnya merupakan suatu kesediaan penuh kesadaran untuk mengambil risiko-risiko politik, termasuk risiko berat, demi pencapaian sebuah tujuan dasar atau luhur. Ibarat pedang, kemauan politik bermata dua. Ia bisa menyelamatkan, tetapi bisa juga memusnahkan.

Kalah pamor

Menurut survei-survei pendapat umum di Amerika yang diadakan sejak tahun lalu, keperluan untuk reformasi kesehatan kalah pamor di mata masyarakat. Yang paling meresahkan sedari dulu adalah masalah pengangguran yang sudah mencapai laju paling tinggi sejak pertengahan 1980-an. Para politisi Partai Republik memaklumi hal itu, dan sedang mempersiapkan kampanye anti-Obama buat pemilihan Senat dan Dewan Perwakilan pada November 2010.

Anda boleh saja menganggapnya sebuah ironi besar, tetapi kemenangan Obama yang paling gemilang tahun ini bisa juga berujung dengan kekalahan telaknya dalam pemilihan presiden 2012.

R William Liddle,

Profesor Ilmu Politik, Ohio State University,

Columbus, Ohio, Amerika Serikat

Source : Kompas, Kamis, 25 Maret 2010 | 04:46 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template