Amerika Garap Desentralisasi
Pendidikan Dasar di Indramayu
INDRAMAYU, Pendopo Indramayu - DBE (Desentralized Basic Education) atau desentralisasi pendidikan dasar ialah program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat. Program ini merupakan payung kerjasama antara Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan USAID. Tujuan dari program ini ialah peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia melalui tiga komponen kegiatan yang saling berintegrasi, yaitu: desentralisasi manajemen dan tata pelayanan pendidikan yang lebih efektif (DBE1), peningkatan kualitas belajar mengajar (DBE2), serta peningkatan relevansi pendidikan menengah dan pendidikan luar sekolah melalui kecakapan hidup dan keterampilan vokasional (DBE3).
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program DBE 3 di Indramayu, maka Kamis ( 18/3) bertempat di ruang data 2 Setda Indramayu dilakukan kegiatan Showcase DBE 3 Jawa Barat yang dibuka Sekretaris Daerah Drs. H. Supendi, MSi yang dihadiri Koordinator DBE 3 Indonesia, Mr. Swecth dan peserta lainnya.
Mr. Swecth mengatakan, area yang dicakup program DBE ialah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program ini berlangsung mulai tahun 2005 sampai 2010 dan diharapkan akan membantu meningkatkan pendidikan untuk lebih dari 2.400 sekolah dan lebih dari 250 ribu siswa di 100 kabupaten/kota.
Ia menambahkan, program DBE 3 bekerja sama dengan sekolah menengah pertama (baik umum maupun berbasis agama), pusat-pusat pendidikan non-formal, LSM serta pemerintah di tingkat nasional dan daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan mengembangkan kecakapan hidup yang sesuai bagi murid-murid SMP dan remaja putus sekolah di bawah usia 18 tahun.
“Ketrampilan-ketrampilan ini diharapkan dapat menyiapkan remaja untuk pendidikan berkelanjutan, memasuki dunia kerja serta berpartisipasi dalam bidang pengembangan masyarakat,” kata Swecth.
Kegiatan-kegiatan program DBE 3, lanjut Swecth, mengajak partisipasi masyarakat dan sektor swasta serta berfokus pada pengembangan kecakapan hidup melalui kurikulum nasional, pengembangan ketrampilan teknis melalui kegiatan ekstrakurikular, penurunan angka remaja putus sekolah melalui peningkatan tingkat transisi dan kelulusan di sekolah menengah pertama, peningkatan kualitas pendidikan non-formal dengan menyusun pendekatan-pendekatan yang meningkatkan manajemen lembaga pendidikan non-formal serta mengusahakan agar materi pelajaran pendidikan non-formal lebih sesuai dengan lapangan kerja setempat.
Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. H. Supendi, MSi dalam sambutannya mengatakan, perbaikan mutu pendidikan bukan hal yang mudah karena memerlukan pengorbanan dan kerja keras dari semua pihak.
“Dewasa ini dunia pendidikan telah mengalami perubahan paradigma, yakni tenaga pendidik memiliki kewajiban untuk ikut serta bertanggung jawab dalam produk-produk pendidikan, dalam hal ini salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia,” ujar Supendi.
Humas Pemkab Indramayu dalam press release-nya mengungkapkan, bahwa pendidikan adalah investasi di masa depan yang berorientasi pada peningkatan mutu kualitas SDM.
“Hal yang harus dipahami oleh semua komponen pendidikan, adalah bahwa pendidikan untuk disiapkan menjalani kehidupan yang sebenarnya bukan semata-mata pada mata pelajaran. Dengan adanya program DBE ini, akan memberikan kecakapan hidup bagi anak-anak sekaligus menuntut SDM guru untuk berinovasi dalam pendidikan,” ujar Supendi. (Satim/ToeNTAS News)***
0 komentar:
Posting Komentar