CARI BERKAH KLIK DI SINI

24 Maret 2010

Presiden Obama Dapat Ancaman Pembunuhan

Ketua DPR AS Nancy Pelosi (Demokrat, California) diberi ucapan selamat oleh koleganya di Capitol Hill, Washington DC, Senin (22/3), setelah menandatangani rancangan undangundang reformasi layanan kesehatan. (AP Photo/Manuel Balce Ceneta)***

Drama Setahun Usai

Presiden Obama Dapat Ancaman Pembunuhan

WASHINGTON, Selasa - Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menurunkan tirai untuk menutup drama yang telah berlangsung selama setahun. Obama, Selasa (23/3), menandatangani undang-undang reformasi layanan kesehatan dan mengesahkannya.

Setelah upacara dan perayaan penandatanganan undang-undang itu, Obama akan memulai perjalanan panjang untuk mempromosikannya kepada rakyat AS. Dia akan memulai dari Negara Bagian Iowa, Kamis besok.

Obama telah mempertaruhkan reputasi dan mencurahkan segenap energi untuk meloloskan rancangan undang-undang reformasi layanan kesehatan, bahkan membatalkan kunjungan ke Indonesia dan Australia. Fokus intens itu mengundang kritik dari sejumlah anggota Partai Demokrat yang khawatir bahwa program itu justru akan mengalihkan perhatian dari pembenahan perekonomian dan penyediaan lapangan kerja.

Akan tetapi, setelah DPR AS meloloskan RUU reformasi layanan kesehatan dengan suara 219-212, Obama kini mampu membalikkan kritik yang menuding dia tidak mencapai banyak prestasi setelah berkuasa selama 14 bulan. Tanpa capaian besar di tangan, pamor Obama kini naik berkat lolosnya RUU tersebut.

Penasihat senior Gedung Putih, David Axelrod, mengatakan, Obama tidak pernah terlihat segembira saat RUU itu lolos di DPR. ”Saya belum pernah melihat Presiden begitu gembira soal apa pun, kecuali keluarganya, sepanjang saya kenal dan bekerja bersamanya. Bahkan, saat malam terpilihnya sebagai presiden, dia tidak terlihat segembira Minggu malam,” katanya.

Tak ada bipartisan

Rival Obama dalam pemilu presiden, Senator John McCain, kemarin angkat suara menyerukan bahwa Obama akan membayar harga sangat mahal. Dalam sebuah wawancara dengan ABC, senator Arizona itu mengatakan, kini ”tidak akan ada lagi kerja sama bipartisan”.

Menjungkalkan undang-undang itu adalah langkah yang secara matematis mustahil bagi Republik pada masa pemilu ini karena Republik tidak bisa memenangi dua pertiga mayoritas di DPR dan Senat. Republik hanya bisa memaksakan sejumlah perubahan. Karena itu, Republik kini berencana menawarkan beberapa amandemen untuk memanas-manasi distrik pemilihan mengambang.

Tony Fratto, mantan juru bicara Gedung Putih semasa mantan Presiden George W Bush, mengatakan, Republik akan mengincar kursi anggota DPR dari Demokrat di sekitar 50 distrik yang dimenangi McCain tahun 2008 dan Bush tahun 2004.

”Orang-orang (Demokrat) itu menghadapi tugas berat. Dan, undang-undang layanan kesehatan hanya akan memperburuknya,” ujar Fratto.

Demokrat telah menyadari hal itu dan berupaya menghimpun dana dan sukarelawan untuk membantu anggota partai yang rentang kehilangan kursi. Gerakan itu dipimpin sendiri oleh Obama, yang menyatakan sangat sadar akan biaya politis potensial yang harus dibayarnya.

Negara-negara bagian yang cenderung mendukung Republik telah berbaris untuk menggugat pemerintah federal tentang lolosnya RUU layanan kesehatan. Para analis mengatakan, upaya itu tampaknya akan gagal karena Konstitusi AS menyatakan, hukum federal melampaui hukum negara bagian. Akan tetapi, isu itu akan tetap mencuat hingga pemilu sela Kongres, November mendatang.

Ancaman

Tak hanya penolakan dan peringatan Republik, Obama juga menghadapi ancaman pembunuhan pascalolosnya RUU reformasi layanan kesehatan. Ancaman itu di-posting melalui situs jejaring sosial Twitter.

Secret Service tengah menyelidiki dua pengguna Twitter yang tampaknya berang dengan lolosnya RUU reformasi layanan kesehatan dan membawa kemarahannya ke dunia maya untuk menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Obama.

”Pembunuhan!! Amerika, kita melewati pembunuhan Lincoln dan Kennedy. Kita tentu akan bisa melewati sebuah peluru di kepala Obama,” demikian tulis seorang pengguna Twitter, yang menggunakan nama Solly Forell dan mengidentifikasi dirinya sebagai blogger konservatif, seperti dikutip ABC News, Minggu.

Tak lama setelah posting itu, Forell kembali menayangkan pesan di Twitter yang mendorong seseorang dengan ”tembakan yang jitu” untuk membunuh Presiden.

Pengguna Twitter kedua yang menyebut dirinya THHEE_JAY dan diidentifikasi sebagai Jay Martin mem-posting pesan ”Kamu harus Dibunuh, Barack Obama!” Martin menulis satu pesan lain berbunyi: ”Jika saya tinggal di (Washington) DC, saya akan menembaknya sendiri”.

”Kami tahu tentang komentar (di Twitter) dan menyelidiki tindakan itu. kami menghormati hak kebebasan berbicara, tetapi dengan contoh semacam itu, kami punya hak dan kewajiban untuk menanyai dan menentukan motifnya,” sebut Secret Service.

Awal bulan ini, Direktur Secret Service Mark Sullivan mengatakan kepada komisi di DPR bahwa ancaman pembunuhan terhadap Obama menurun tajam sejak puncaknya pada pemilu tahun 2008. (ap/afp/reuters/fro)***

Source : Kompas, Rabu, 24 Maret 2010 | 03:21 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template