CARI BERKAH KLIK DI SINI

23 Agustus 2010

Anna Sophanah Terima "Tongkat Estafet" dari Suami

PILKADA INDRAMAYU

Anna Sophanah Terima "Tongkat Estafet" dari Suami

Anna Sophanah (kiri) didampingi suaminya, Bupati Indramayu, Jawa Barat, Irianto MS Syafiuddin, sebelum memasukkan surat suara ke dalam kotak suara seusai memilih di TPS 01, Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Rabu ( 18/8). (KOMPAS/TIMBUKTU HARTHANA)***

Mendampingi pekerjaan suami sebagai Bupati Indramayu, Jawa Barat, telah dilakoni Anna Sophanah selama 10 tahun ini. Mulai Oktober nanti, ia tidak lagi pendamping, tetapi nakhoda utama pemerintahan Kabupaten Indramayu lima tahun ke depan.

Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Indramayu periode 2010-2015, Anna Sophanah, istri Bupati Indramayu saat ini, Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin, mencalonkan diri sebagai Bupati Indramayu. Ia didampingi Supendi, Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, sebagai wakil bupati.

Hasil pemungutan suara yang berlangsung 18 Agustus 2010, Anna-Supendi menang mutlak. Perolehan suara sementara mereka, berdasarkan penghitungan cepat KPU Indramayu melalui layanan pesan singkat ponsel (SMS) dari setiap Panitia Pemungutan Suara (PPS), adalah 60,78 persen. Bahkan, perolehan suara pasangan ini tertinggi di semua kecamatan, tak menyisakan ruang bagi lima pasangan lainnya.

Dari 841.315 suara sah, Anna-Supendi mengantongi 511.359 suara. Jika dilihat dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 1.335.036 orang, Anna pasti menjadi pemenang.

Jumlah dulangan suara mereka tak mampu dikejar dua pasang calon yang didukung partai politik, pasangan Gorry Sanuri-Ruslandi (PDI-P dan Hanura) 11,33 persen, serta Uryanto Hadi-Abas Abdul Jalil (Demokrat, Gerindra, PKS, PAN, PKB, dan PPRN) 14,78 persen. Tiga pasangan calon perseorangan—Api Karpi-Rawita (5,36 persen), Mulyono Martono-Handaru WK (2,10 persen), dan Toto Sucartono-Kasan Basari (5,65 persen)—juga tak mampu mengejar.

Melihat hasil perolehan suara sementara, Anna bersyukur karena ini membuktikan bahwa masyarakat Indramayu memercayainya menjadi pemimpin. Besarnya suara yang dikantongi menjawab keragu-raguannya saat awal pencalonan.

”Saya sempat menolak waktu diminta mencalonkan diri jadi bupati Indramayu, bahkan sempat bersitegang dengan Bapak (suami) sebab saya belum siap. Saya berpikir, ada orang lain yang lebih baik daripada saya,” kata Anna, Sabtu (21/8).

Anna dipilih sebagai calon bupati oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar karena dia memiliki elektabilitas tinggi ketimbang enam calon lain yang mendaftar pada bursa pencalonan di Partai Golkar Indramayu. Survei Partai Golkar menunjukkan, potensi suara yang dikumpulkan Anna, jika mencalonkan sebagai bupati, 62 persen. Hasil pilkada memang hampir sama dengan survei.

Permintaan langsung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie saat Rapat Kerja Daerah DPD Golkar Jawa Barat, Mei lalu, kenang Anna, tak dapat ditolaknya. Dipilihnya dia sebagai calon dari Partai Golkar adalah mandat. Aburizal Bakrie pun yakin, Anna mampu menang berdasarkan survei itu.

Motivasi lain Anna tetap maju adalah ingin meneruskan program kerja Yance, panggilan akrab suaminya, yang belum tuntas dan mempertahankan hasil kerja yang sudah baik. Pekerjaan itu tak akan rampung jika Bupati Indramayu selanjutnya tidak kenal dengan Yance.

”Saya sudah mendampingi Bapak 10 tahun. Jadi tahu apa visi Remaja (religius, maju, mandiri, dan sejahtera) yang diinginkan Bapak. Selanjutnya, saya anggap jabatan bupati ini sebagai ibadah saja,” kata Anna, ibu tiga anak. Anak keduanya kini anggota DPRD Jabar dari Fraksi Golkar.

Ketiga

Terpilihnya Anna sebagai Bupati Indramayu menambah daftar istri bupati yang menggantikan kedudukan suaminya. Sebelumnya, ada Haryanti, istri Bupati Kediri, Jawa Timur, Sutrisno. Ia terpilih setelah mengalahkan dua kandidat lain, satu di antaranya adalah Nurlaila, istri kedua suaminya. Sementara Sri Suryawidati mewarisi kursi jabatan suaminya, Bupati Bantul Idham Samawi, yang telah menjabat 10 tahun.

Sri Suryawidati yang terpilih akhir Mei lalu memperoleh dukungan suara 67 persen, sedangkan Haryanti 54 persen.

Kemenangan Anna telah banyak diprediksi sejumlah kalangan, khususnya pengamat politik dan pemerintahan di Indramayu. Figur suaminya, Yance (Ketua DPD Partai Golkar Jabar) yang menjabat dua periode, modal terkuat yang memengaruhi pemilih. Pengaruh kekuasaan pemerintahannya hingga sampai tingkat desa tidak dapat ditandingi lima kandidat lain.

Pemerhati politik dari Universitas Wiralodra, Indramayu, Nanang Carsana, sosok Yance adalah faktor terbesar kemenangan Anna. Yance adalah pemeran terpenting kemenangan perempuan kelahiran Indramayu 50 tahun silam. Kepercayaan warga Indramayu yang besar kepada Yance membuat mereka memilih istrinya. Selain itu, pemilih perempuan sejumlah 673.220, terutama ibu-ibu, adalah sumber utama suara Anna.

Untuk membuktikan dia mampu membangun Indramayu, Anna mencoba membuktikannya dengan cara meningkatkan standar kesejahteraan dan persamaan hak perempuan Indramayu. Mengubah citra buruk perempuan Indramayu di mata publik adalah targetnya, dengan cara peningkatan pendidikan dan keterampilan kerja serta ketebalan agama. ”Kemandirian perempuan, hal yang mutlak dimiliki perempuan Indramayu,” ujar lulusan ujian persamaan SMA tahun 1990 itu.

Berbekal dukungan suami, masyarakat, dan pengalaman sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Anna yang kini anggota DPRD Indramayu dari Golkar yakin mampu memimpin Indramayu. (Timbuktu Harthana)***

Source : Kompas, Senin, 23 Agustus 2010 | 02:54 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

JASA PENGIRIMAN UANG

Site Info

Followers/Pengikut

PENDOPO INDRAMAYU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template